Musik romantis membuat suasana malam ini terasa sangat manis, terlebih lagi sudah dua minggu aku tak bertatap muka langsung dengan Lee Jong Hyun. Pria di depanku ini adalah kekasihku, dia begitu baik dan sangat pengertian soal pekerjaanku apalagi pekerjaan yang aku jalani bukan pekerjaan biasa.
Bagi wanita lain, mungkin pekerjaanku adalah neraka dalam dunia nyata. Bertemu penjahat, mayat atau melihat kesedihan keluarga korban. Semua hal itu terkadang membuatku frustrasi, tetapi inilah aku, inilah hidup yang aku pilih.
Tangan Jong Hyun menggenggam tanganku dan senyumnya mulai menghipnotis.
"Han Yoo Joo, aku sang-" Ucapan Jong Hyun berhenti karena dering ponselku. Aku melepas genggaman tangan Jong Hyun untuk menerima telepon dari salah satu anggota timku.
Sambil terus mendengar lawan bicaraku di telepon, aku menatap Jong Hyun dengan penyesalan. Lagi-lagi telepon membuatku harus meninggalkan Jong Hyun.
"Jong Hyun, aku harus pergi. Ada kasus baru."
Lee Jong Hyun mengangguk seraya tersenyum. Aku tahu mungkin dia kecewa, tetapi kekasihku ini tak pernah menunjukkan kekecewaannya pada pekerjaanku.
"Aku antar ya," ucap Jong Hyun yang terdengar semangat.
"Baiklah," ucapku menerima tawaran Jong Hyun. Sebenarnya aku tak ingin merepotkan priaku ini, apalagi dia sudah lelah dengan berbagai macam permasalahan kliennya yang meminta bantuan pada firma hukum miliknya, tetapi apaboleh buat, jika aku tak menerima tawaran Jong Hyun, aku akan terlambat datang ke TKP.
Sepanjang perjalanan menuju TKP, aku terus menatap Jong Hyun yang fokus pada jalanan. Aku benar-benar merasa sangat beruntung memiliki kekasih sepertinya.
"Jong Hyun, aku minta maaf ya. Untuk kesekian kali makan malam kita harus berakhir seperti ini."
"Tak apa, aku malah bangga padamu. Jarang ada wanita yang mau berkarier sebagai seorang detektif, apalagi kau adalah ketua tim divisi kejahatan berat kantor polisi Seoun dengan pangkat Letnan. Aku sangat bangga padamu," ucap Jong Hyun panjang.
Benar-benar luar biasa, kan? Seorang pria seperti ini adalah pria yang banyak dinanti wanita, baik dan pengertian. Tak henti-hentinya aku bersyukur memiliki kekasih seperti Jong Hyun.
Saat sampai di TKP, ambulans sudah ada di sana dan beberapa anggota timku juga ada di luar kantor yang menjadi TKP itu.
"Terima kasih, Jong Hyun. Hati-hati ya," ucapku seraya turun dari mobil. Aku bergegas menghampiri dua anggota timku yang sedang mengecek sesuatu di luar kantor itu.
"Gong Sil, Joo Suk, apa yang kalian cek?" tanyaku pada mereka yang terlihat sangat sibuk.
"Oh, Letnan Han. Aku dan Gong Sil sedang mencari posisi CCTV yang terpasang di kantor ini," jawab Joo Suk.
"Baik, amankan semua, jangan lupa CCTV di gedung lain yang mungkin merekam sesuatu di luar sini."
"Siap Letnan!"
Aku meninggalkan Oh Gong Sil dan Park Joo Suk yang masih di luar. Kulangkahkan kaki menuju ruangan Cho Hee Jun--korban yang ada di TKP.
Ruangan pria itu sangat berantakan, barang-barang berserakan di bawah seperti baru saja terjadi gempa di sini.
"Oh, Letnan Han. Anda sangat cantik dengan mini dress itu," puji Tae Jin padaku.
Sebenarnya aku sedikit malu karena pujian itu. Hari-hari biasa aku akan terlihat biasa saja, memakai celana jin dengan kemeja dipadu dengan jaket hitam. Mini dress ini aku pakai karena acara malam ini. Aku juga belum sempat menanggalkan high heels yang aku pakai. Lengkap sudah tatapan heran Tae Jin padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Recorder
Misteri / ThrillerKematian Cho Hee Jun adalah pembunuhan yang penuh teka-teki. Setiap bukti mengarah pada orang yang berbeda. Lalu siapa sebenarnya sang pelaku?