5

9 1 0
                                    

Happy Valentine's Day to all of you lovers out there❤️
I'm coming to you with a V day special chapter.
Enjoy, babes. Love y'all!💋

Aku merasa pusing, kaki ku juga terasa tidak bisa seimbang, dan tangan ku, aku merasa seperti kehilangan sensasi. Aku tidak mungkin mabuk, ini gelas pertama ku, bahkan isinya pun belum ku tegak habis. Oh, saat ini tiba-tiba terasa sangat panas, aku harus pergi dari lantai dansa, walaupun yang aku inginkan saat ini adalah melanjutkan dansa ku. Tidak, aku harus keluar, mencuci wajah ku, menghabiskan gelas ku, mencari toilet terdekat. Tidak itu urutan yang salah, aku harus fokus. Menghabiskan, keluar, toilet, mencuci wajah. Ya, fokus lakukan itu. Tahap pertama selesai, sekarang selangkah demi selangkah untuk yang selanjutnya, aku pasti bisa melakukannya.

Toilet di bawah terkunci, dan aku memiliki ide kalau siapapun yang di dalam akan lama berdasarkan desahan yang aku tidak yakin apakah hanya di kepala ku atau kenyataan. Yang manapun jawabannya, aku tidak akan mengambil resiko dengan menunggu, aku akan menggunakan salah satu kamar di lantai atas yang aku 100% yakin akan memiliki kamar mandi, tidak perduli kamar manapun yang aku masuki karena tidak mungkin di rumah seperti ini mereka menggunakan kamar mandi gabungan. Oh sial, aku mulai berceloteh tak jelas, ini sangat buruk! Please, please, please, aku berharap, memohon bahkan, kamar pertama yang ku buka tidak terkunci ataupun telah ditempati.

Dan ternyata keberuntungan ada pada ku, tidak hanya kamar itu tidak terkunci, tapi juga kosong. Dengan cepat aku mengunci pintu di belakang ku dan melepaskan pakaian ku seperti kain tersebut membakar ku. Aku merasa panas dengan seluruh cara yang ada, di luar dan di dalam, kalau kau mengerti maksud ku. Sepertinya seseorang memberikan ku sebuah jebakan, karena ku yakin segelas beer tidak akan menyebabkan rasa terangsang seperti orang gila yang ku rasakan saat ini.

Memang, walaupun usia ku yang baru saja berubah 16 di pertengahan musim panas kemarin, aku tahu bagaimana rasanya mabuk, dan ini bukan itu, begitu juga dengan tinggi ganja. Ini hal lain, hal yang sungguh beruntung tidak berlanjut di lantai dansa. Sial! Aku tidak bisa menahannya, aku membutuhkan pelepasan besar, dan dengan kesendirian ku saat ini, aku hanya tahu satu cara yang bisa memenuhinya segera. Bukan saat pertama ku, percayalah, aku sudah melakukannya cukup banyak.

Menggerakkan tangan ku ke celana dalam ku, aku merasakan kalau kain kecil itu sudah basah, begitu juga lipatan intim di balik kain itu. Aku jelas sekali dalam pengaruh sebuah obat, karena aku tidak pernah sebasah ini sebelumnya tanpa rangsangan apapun. Jujur saja, itu mustahil.

Walaupun aku tahu cara aman ini tidak akan berhasil, aku tetap mencobanya, sayangnya tubuh ku tidak merasa sabar dan menginkan pelepasan segera. Jadi kali ini aku melakukannya langsung ke kulit, menyibakkan kain yang menutupi bagian intim ku, tapi lagi tubuh ku tidak menyukainya entah kenapa! Jadi kali ini, aku menyerah dan melepaskannya seluruhnya, membiarkan tubuh ku mengambil alih, melakukan apapun yang diinginkan, sepenuhnya mengambil kontrol dari orgasme ku yang ternyata tidak membutuhkan waktu lama untuk meledak.

Dibutuhkan hanya beberapa detik untuk tubuh ku kembali meminta sesuatu dengan keras kepalanya. Tubuh ku ingin menari, ia menginkannya segera dan dengan bebas untuk merasakan hembusan angin langung di kulit tanpa pembatas apapun, dan kali ini, aku tidak mengulur. Aku dengan segera melepaskan bra ku, sekarang aku sepenuhnya bersih dari pakaian. Jujur, hembusan angin terasa sangat nikmat menyentuh tubuh ku yang berkeringat, dan sinar bulan dari luar jendela membuat ku merasa sangat seksi, sungguh sangat sensual. Sesuatu tentang menari untuk diri ku sendiri, sepenuhnya membiarkan diri ku lepas untuk pertama kalinya, membuat ku merasa lega.

"Obat apa yang kau makan?"

Saat sebuah lengan melingkar di tubuh ku dengan erat, menghentikan gerakan ku, dua bagian dari otak ku menjeritkan sesuatu di saat yang bersamaan. Satu menjerit, "sial!" dengan panik, dan yang lainnya menjerit, "sentuh aku!" dengan nafsu, terutama setelah mendengar suara kasarnya.

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang