NINETEEN

1K 199 315
                                    

Warning typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning typo(s)

Hyera meringis setelah luka ditangannya rampung diobati, tidak sakit hanya sedikit perih sebab saat ini ada yang lebih sakit dari pada luka ditangan-hatinya.

Bagai sebuah pepatah lama; Luka yang dulu belum sepenuhnya sembuh kini timbul luka yang baru. Perlahan tapi pasti fakta demi fakta terkuak tanpa sengaja. Kepercayaan yang tertanam teramat dalam punah dalam sekejap.

Menyesal?-Tidak, yang tersisa hanya rasa kecewa yang kian menggerogoti relung hati.

Hyera memilih duduk dibangku taman yang setengah kering sisa guyuran air hujan. Menundukan kepala dengan penampilan tak seapik pagi hari, rambutnya sedikit basah lantaran dirinya berlari ditengah hujan. Beruntung hujan tidak turun deras hingga tubuhnya tidak menggigil kedinginan.

Tak lama seseorang menutup pintu mobil, menghampiri Hyera seraya menyodorkan botol air mineral yang dibawanya. "Minumlah ini."

Tangan Hyera terulur menerima botol air tersebut. "Terima kasih."

"Setelah ini, mari saya antar pulang. Kamu bisa sakit jika tidak segera mengganti pakaian." Seru lelaki bertubuh tambun yang berdiri di depan Hyera dengan pakaian formalnya.

Hyera mendongak setelah menutup kembali botol air tersebut, kepalanya lantas menggeleng. "Tidak, terima kasih Dokter Choi. Saya bisa pulang sendiri nanti." Tolaknya sopan, bibirnya mengulas senyum tipis meyakinkan sang Dokter bahwa dirinya baik-baik saja.

Ya, orang tersebut adalah Dokter Choi-orang yang sama saat bertemu Seokjin di rumah sakit siang tadi. Pertemuannya dengan Hyera tanpa direncanakan, semua bermula ketika beliau tidak sengaja hampir menabrak Hyera yang kala itu hendak menyeberang jalan.

Dua puluh lima menit yang lalu tepatnya, ketika gadis Goo itu keluar dari kafe setelah sempat adu mulut dengan Kim Namjoon. Tak ingin mendengar lagi kalimat kotor dari pria arogan itu, Hyera memutuskan menjauhi tempat tersebut. Berlari ditengah hujan, menerobos para pengguna jalan tanpa memperhatikan rambu lalu lintas, hingga saat Hyera hendak menyeberang sebuah mobil datang dengan laju cukup kencang.

Nasib baik masih berpihak pada Hyera, mobil itu berhenti dengan jarak satu meter, namun Hyera yang tersentak justru tersungkur dan mengakibatkan luka ditangannya.

Berakhir di sini, dibangku taman tempatnya sekarang, ia menolak tawaran Dokter Choi yang mengajaknya memeriksakan diri ke Rumah sakit. Pun Dokter Choi tidak bisa memaksa, beruntung beliau yang berprofesi sebagai Dokter selalu sedia alat kedokterannya.

"Sekali lagi terima kasih, Dok."

Dokter Choi mengangguk seraya menilik Arlojinya sebentar. "Jangan ulangi seperti tadi. Bahaya." serunya. Dokter Choi memang lebih dulu mengenal Hyera tenimbang Seokjin, Ayahnya berteman baik dengan Dokter kepala empat itu, maka tidak heran jika mereka terlihat cukup akrab, beliau sudah menganggap Hyera seperti keponakannya sendiri.

[𝐌] 𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang