[BAB 2] Chapter 23-Tartarus

241 26 9
                                    

Kaminari POV

Sekarang hari Senin, hari pertama aku masuk sekolah setelah beberapa hari mendekam dipenjara, aku bangkit dari tempat tidurku dan bersiap-siap berangkat sekolah, setelah mandi aku berjalan menuju wastafel untuk menggosok gigi, tetapi saat aku melihat cermin aku sadar sekarang wajahku, tidak, seluruh tubuhku rusak karena bekas luka yang kuterima saat diculik & dipenjara, senyumku memudar dan aku menunduk, tetapi kemudian aku tersenyum kembali dan yakin teman-temanku tidak akan menjauhiku hanya karena penampilanku ini.

Setelah berpamitan dengan ayahku, aku berjalan kaki menuju sekolah, dan dijalan aku bertemu dengan Kyouka yang juga sedang berjalan kaki didepanku, aku berlari kecil dan berteriak memanggil namanya, "hei Kyouka!", ucapku sambil melambai, Kyouka yang mendengar nama depannya dipanggil menoleh ke belakang dan melambai balik dan berkata "oh, hei Denki, bagaimana kabarmu?", ucapnya dengan wajah datar khasnya.

Kami berjalan berdampingan, aku bertanya "jadi kau yang menyelamatkan Midoriya, Uraraka, Shoji, Asui, dan Asano pada malam itu?", Kyouka menjawab "ya begitulah, malam itu aku sedang tidak bisa tidur, dan teman-teman yang lain sudah tertidur, jadi aku kemudian menelepon para pro Hero lainnya dan bersama mereka menyelamatkan mereka berlima", aku berkata "wow, sepertinya kau sudah memiliki banyak kemajuan sekarang", Kyouka menjawab "sebenarnya saat persidangan aku terkejut begitu mengetahui ternyata mereka malam itu sedang mencari bukti atas kasusmu, kalau begitu aku akan bersama mereka hingga pagi hari agar mereka tidak terlambat datang di persidanganmu".

Aku lalu bertanya "oh iya, ngomong-ngomong apa yang terjadi dengan para anggota liga penjahat itu?", ucapku dengan wajah penasaran, Kyouka menjawab "setelah mereka dikalahkan oleh para pro Hero tentunya mereka diserahkan pada polisi, sekarang mereka mungkin sedang mendekam di Tartarus" (penjara khusus penjahat super).

Akhirnya kami sampai digerbang UA, saat kami masuk banyak teman-teman dan guru-guru yang menyapaku saat itu setelah mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi malam itu, bahkan beberapa dari mereka ada yang memberikanku hadiah sebagai ucapan selamat telah terbebas dari fitnah atau sebagai permintaan maaf telah berprasangka buruk, aku tersenyum dan berterimakasih kepada mereka.

(Timeskip sepulang sekolah)

Setelah berjalan memasuki gedung asrama dan naik lift, aku membuka pintu kamar asramaku, aku berjalan pelan dan melihat kamar lamaku yang belum dirapihkan semenjak malam itu, aku mendekat kearah kasurku dan melihat masih ada noda darah kering di kasurku bekas peristiwa malam itu, aku tersenyum dan kemudian menggantinya dengan sprei yang baru.

Untungnya baju-bajuku masih belum dipindahkan setelah aku masuk penjara, jadi aku tidak perlu repot-repot membawa banyak baju dari rumah, dan setelah aku berganti pakaian dari seragam ke baju bebas, aku mengangkat kotak perkakasku dan bersiap bekerja sebagai teknisi listrik kembali, hari ini ada seseorang yang memanggil jasa ku untuk memperbaiki televisinya yang rusak.

Aku berjalan menuju alamat yang dituju, setelah menemukan rumahnya aku mengetuk pintunya dan keluarlah seorang wanita tua berumur diatas 60 tahun yang bertanya "apa kau teknisi listrik yang kupanggil itu?", aku menjawab "ah, ya nyonya, bisa tunjukkan saya dimana televisinya?", wanita tua itu berkata "silahkan masuk, televisinya ada diruang tengah".

Aku berjalan masuk dan berdiri didepan televisi yang rusak tersebut, aku mencoba menyalakannya dan benar televisinya tidak menyala, aku mengeluarkan alat dari kotak perkakasku dan mulai melepas bagian penutup belakang televisi dan mengutak-atiknya.

Setelah sekitar 30 menit, akhirnya aku selesai dan menutup televisinya kembali dan mencolokkannya ke kabel listrik lagi, aku berkata kepada wanita tua itu "coba nyalakan televisinya sekarang nyonya", wanita itu mengarahkan remote dan menyalakannya, dan akhirnya televisi itu menyala, tetapi ada suatu hal yang kemudian menarik perhatianku.

Televisi itu menampilkan acara berita, disitu dibawakan berita tentang sekelompok penjahat yang kabur dari penjara Tartarus, aku berpikir bukankah penjara itu tempat anggota liga penjahat ditahan? tetapi kemudian pikiranku dipecah dengan wanita tua itu yang berkata "terimakasih nak, ini bayaranmu", aku tersadar dan menjawab "ah, ya terimakasih", ucapku kemudian bergegas pergi.

Saat dijalan aku menelepon ayahku, dan setelah tersambung aku berkata "hei ayah, aku akan pergi ke rumah sakit sekarang", ayahku menjawab "hari ini ayah sedang tidak bersama dengan ibumu karena ada banyak urusan kerja yang harus kukerjakan, jadi tolong kau sendiri yang temani ibumu ya Denki", aku menjawab "baiklah kalau begitu".

Setelah berjalan cukup jauh akhirnya aku sampai di gedung rumah sakit, aku berjalan masuk dan berjalan menuju kamar tempat ibu ku yang belum sadarkan diri dirawat, aku membuka pintu kamar tersebut, dan aku bingung setelah melihat kenapa tirai disekeliling ranjang ibu ku terbaring ditutup.

Kupikir para dokter sedang melakukan pengobatan dibalik tirai itu, tetapi aku merasa ada yang aneh dan kemudian aku memutuskan untuk menyingkap tirai tersebut untuk melihat apa yang ada dibaliknya, dan begitu tirai tersebut dibuka aku langsung sangat terkejut dan terjatuh kebelakang.

.

.

.

.

.

Toga, Dabi, Twice, Mr. Compress, Spinner, Kurogiri, dan Shigaraki yang telapak tangannya berjarak tidak lebih dari 5 cm dari wajah ibu ku yang sedang koma berdiri dihadapanku, Toga menghunuskan pisaunya tepat 1 cm sebelum mengenai leherku dan berkata "jangan berteriak atau kalian berdua mati".

im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang