Happy ReadingHari itu kala terik mentari berada di atas kepala, perlahan-lahan si manis menuruni setiap tangga yang di pijaknya, tangan kanannya di pegang erat oleh Donghyuck, agar pijakan si manis tidak goyah karena tubuhnya yang masih sangat lemah.
Dari pertama sejak dokter mengatakan sudah mengizinkan untuk Renjun dapat kembali dan mengatakan hal-hal apa yang tidak boleh dia lakukan dulu, karena pembekakan pada lubang analnya belum sepenuhnya membaik sehingga pemuda Huang itu membutuhkan istirahat yang lebih lagi selama seminggu, entah itu untuk beberapa kegiatannya di kampus, atau kegiatannya yang lain, dan yang paling penting, em. . uhuk. . bersetebuh. Hal itu tentu saja yang paling dokter tekankan tadi sewaktu dia mengatakan hal-hal apa saja yang harus di hindari oleh Renjun.
Tapi hal tersebut justru di peringatkan dengan tegas pada pemuda berkulit tan yang dengan posesif selalu menjaga si manis sejak dirinya terbaring lemah, seakan-akan dirinya tahu bahwa memang pria bermarga Lee itulah yang sering mengajak pemuda Huang ini untuk melakukan olahraga malam.
Renjun yang mendengarkan penjelasan frontal dokter tadi tentu saja tertunduk malu, sementara si makhluk kutub itu bersikap biasa-biasa saja terhadap perkataan dokter, seakan-akan ya bodoh amatlah sama perkataan dokter kalau sudah tidak bisa di tahan, yakali Donghyuck main solo, tapi kalau tidak menuruti perkataan dokter yang ada lubang surgawi si manis yang sering dia sesap itu pasti akan semakin parah pembekakannya, jadi ya, bolehlah sekali saja nanti Donghyuck coba main solo kalau sudah tidak bisa menahan nafsu birahinya.
"sabar ya ujang kamu gak dapet service dulu seminggu ke depan"
"Kok cemberut gitu mukanya Hyuckie, kenapa? lagi banyak pikiran ya, atau Hyuckie gak seneng aku udah keluar dari rumah sakit?"
Donghyuck menoleh ke arah si manis yang menatapnya dengan raut sendu.
"hei enggak sayang, aku seneng banget kok kamu udah bisa keluar dari rumah sakit ya meski belum sepenuhnya sembuh ya, tapi aku seneng kok" di elusnya surai gelap si manis yang kini sudah sedikit memanjang.
"ya terus kenapa Hyuckie mukanya mendung gitu?"
Donghyuck kini melarikan pandangannya ke sembarang arah, "aduh anjing yakali gue bilang gue gegana karena si ujang gak bakalan dapet service selama seminggu, yang ada entar pala gue kena tabok, malu gue anjing mau ngomong"
Bisiknya, sengaja dia kurangi volume suaranya, supaya tak kedengaran sama si manis yang semakin menatap Donghyuck kebingungan.
Heran saja sih Renjun, tidak biasanya pria kesayangannya ini bersikap seperti ini, ya kalau ada hal yang buat Donghyuck kepikiran pasti dengan entengnya selalu dia beritahu pada Renjun, mau itu perihal apa yang Donghyuck gak suka dari apa yang Renjun lakukan bahkan sama hal-hal yang bahkan gak penting menurut Renjun untuk dibahas, tapi sekarang pemuda Lee itu aneh bagi dirinya, ini jelas sekali kalau Donghyucknya lagi kepikiran sesuatu tapi tidak mau dibagi sama si manis, Renjun kan jadi kepikiran.
"em, a-aku. . kepikiran sama yang dokter omongin tadi. ." karena raut wajah sendu dari kesayangannya, akhirnya Donghyuck mengutarakan hal yang sangat mengganggu pikirannya.
"ha? tadi dokter ngasih tau banyak hal loh Hyuckie gak cuman satu doang, terus maksud Hyuckie yang bagian mananya yang buat Hyuckie kepikiran?"
Pegangan tangan Donghyuck pada setir mobilnya kian menguat, dan pikirannya tetap berusaha untuk fokus menatap jalanan.
"i-itu. . a-anu. . seminggu banget a-aku gak bisa a-anu. ."
KAMU SEDANG MEMBACA
Near (HyuckRen)
Fanfiction"Aku membenci diriku sendiri yang selalu saja mencintaimu. Berulang kali disakiti olehmu, namun berulang kali juga aku jatuh dalam pesonamu" -Huang Renjun- "Banyak hal yang dapat kupermainkan, tubuh, harta dan perasaan, dan yang paling penting HIDUP...