Rabu pagi, Haechan duduk di meja kerjanya dan mencoba berkonsentarasi pada pekerjaannya. Jeno berada di luar kota bertemu dengan kontraktor baru yang disewanya, dan karena Mrs. Hwang mulai bekerja dengan waktu yang lebih pendek, ketenangan di kantor seharusnya membuatnya lebih mudah untuk berkonsentarasi. Itu adalah perjuangan yang ia coba untuk ia menangkan.
Ia tidak punya banyak pengalaman dengan plat maps (peta suatu kota, atau bagian/subdivisi yang menunjukkan lokasi dan batas-batas tanah milik pribadi), namun organisasi dan matematika dasar adalah nilai tambah baginya, dan angka-angka yang ia lihat tidaklah sesuai. Ia memperhatikan angka-angka itu untuk yang ketiga kalinya. Pasti ada suatu kesalahan.
Pada pukul sebelas, Jeno masuk dan memberikan tatapan padanya sebelum mengunci dirinya sendiri di kantornya.
Haechan berusaha menenangkan kegugupannya sebelum ia menemui Jeno. Haechan mengumpulkan kertas-kertas dan berdiri. Ia menutup matanya dan menghitung hingga sepuluh, lalu berjalan ke pintu kantor Jeno dan mengetuk pintunya.
Jeno menggeram, Haechan masuk.
Jeno menatap Haechan dan mata mereka bertabrakan dalam ketertarikan yang intens. Ya Tuhan, Jeno benar. Haechan tidak bisa terus bekerja di sini.
Haechan buru-buru bicara. “Aku m-mau menunjukkan sesuatu padamu.”
Ketika Jeno tidak mengatakan apapun, atau memberi indikasi apapun terhadap apa yang dikatakannya, Haechan meninggalkan ambang pintu dan menuju meja Jeno. Dengan perlahan Haechan berjalan memutar hingga ia berdiri di sebelah kursi tempat Jeno duduk.
Jeno menegang ketika Haechan mendekat dan berharap trik penyihir apa yang Haechan coba mainkan. Ia memperhatikan pakaian sederhana yang dipakai Haechan dan mempertanyakan dari mana sumbernya.
Ketika Jeno melihat apa yang diletakkan Haechan dihadapannya, ia mencoba mengumpulkan kembali pikirannya. Jeno mengalihkan lagi otaknya ke mode bisnis. Namun hal itu tidaklah mudah dengan adanya wangi Haechan di hidungnya.
Haechan mulai dengan minta maaf untuk kurangnya pengalaman di bidang itu. “Aku minta maaf. Aku masih baru soal hal ini. Aku t-tak tahu apa yang kutemukan. Tapi kupikir mungkin ini penting. Mungkin kau tidak paham ini. Mungkin kau tahu dan itu bukanlah apa-apa.” Haechan melantur. Ia berhenti, menghirup nafas dalam dan menempatkan sebuah jari yang dimanikur di sebuah kolom. “Ke-enam belas nomor akun sepertinya berurut secara sequensial.” Jari Haechan bergerak sedikit. “Nomor-nomornya identitas properti kebanyakan dalam urutan numerik. Tapi li-lihat ini?” Haechan menunjuk dan mata tajam Jeno mengikuti.
“Ketika nomor halaman dibalik, urutannya berubah.” Haechan meringkas permasalahan. “Kupikir properti itu ti-tidak berada di La Fourche Parish.”
Jeno terpana. Dari semua bukti yang ada, mungkin Haechan benar. Jeno tidak bisa menerima kesalahan yang hampir mereka buat. Yang hampir dia buat. Jeno tidak menyadarinya. Mrs. Hwang tidak menyadarinya.
Tapi, Ya Tuhan, komisi penetapan wilayah akan mengetahuinya. Hal ini mungkin menyelamatkan dirinya dari 3 minggu larangan pemerintah dan sakit kepala. Jeno melihat pada tempat dimana Haechan telah melangkah menjauh dari mejanya dan membuat dirinya seperti patung.
Segi baru karakter Haechan terbentang di hadapannya dan membenturnya. Sebuah pemahaman baru terhadap Haechan yang sebelumnya tidak pernah dia pedulikan.
Jeno membersihkan tenggorokannya. “Kerja bagus, Haechan. Aku terkesan. Bagaimana kau menemukannya?”
Haechan sudah mulai bergerak ke pintu. “Aku tak tahu. Aku suka angka-angka. Mereka menyenangkan.” Haechan membuka pintu dan berhenti sebentar.
“Menyenangkan?” Jeno tercengang.
“Angka-angka itu selalu melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka selalu konsisten.” Haechan berhenti. “Engkau selalu bisa percaya pada angka.”
Jeno mengamati pintu yang tertutup di belakang Haechan dan menurunkan dahi ke tangannya.
*****
Dua hari yang menekan berlalu dengan lambat ketika dengan susah payan Jeno mencoba meninggalkan Haechan seorang diri. Ia mulai memperhatikan hasil kerja dan konsistensi Haechan.
Hasilnya bagus.
Jeno belum pernah memikirkan mengenai hal itu sebelumnya. Ia sudah terlalu terobsesi dengan memecatnya dan tidur dengannya hingga etika kerja Haechan tidak diketahuinya.
Namun standar kerja Haechan tinggi. Detail kerjanya tak tercela. Mereka sudah berganti 5 orang berusaha mencari kandidat yang cocok untuk pekerjaan ini. Seseorang yang pintar. Seseorang yang mandiri.
Haechan adalah jenis sekretaris yang akan dibutuhkannya ketika Mrs. Hwang benar-benar pensiun.
Brengsek.
Selangkah lagi untuk membawa dirinya bertambah gila.
to be continued
don't forget to vote and comment thank you see next chapter sorry for typos...40 vote 10 komen aku up
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Bedded By the boss | nohyuck
FanfictionBedded by the boss remake story by : lynda chance Seo Haechan, seorang ibu tunggal, adalah seorang pekerja keras yang berusaha untuk membiayai putrinya kuliah di perguruan tinggi. Ketika Haechan mendapat pekerjaan baru dengan gaji dan fasilitas yang...