[ 08 ] Aslan Country

1K 152 15
                                    

"Semuanya bangun!"

Suara samar-samar Lucy berteriak terdengar di telingaku. Aku membuka mataku perlahan, membiarkan cahaya masuk ke pelupuk mataku.

"Bangun semua! Lihat! Bintang biru!"

Dengan segera kami kembali ke kapal dan berlayar mengikuti bintang biru itu pergi.

Sebuah masalah muncul.

Tak ada angin sama sekali. Angin sepoi-sepoi pun tak ada. Mau tidak mau harus menggunakan cara manual untuk menggerakkan kapal.

"Bagaimana kita bisa berlayar ke pulau Ramandu?"  Tanya Edmund pada kami bertiga -Caspian dan kapten-

"Firasatku mengatakan ada sesuatu yang tidak menginginkan kita pergi ke pulau itu." Ucap kapten.

"Apa maksudnya?" Tanyaku. Tapi tidak dihiraukan olehnya.

Kacang mahal.

Namun masalah kami terpecahkan karena Eustace, yang menjadi naga, membantu menarik kapal dengan tenaganya. Sedikit kesal karena sebelumnya kapal tergoncang karenanya, membuatku kehilangan keseimbangan dan menimpa Edmund. Yaa, s-sedikit kesal.

Kami pun tiba di pulau Ramandu. Pulau ini menyeramkan buatku. Tak ada cahaya sama sekali, hanya ada cahaya dari senter yang di pegang Edmund.

Meja panjang dengan segala makanan terletak disana. Membuatku mengernyitkan dahi. Memangnya ada orang yang tinggal di pulau ini?

Kaki kami terus melangkah dan menemukan tiga orang bangsawan lainnya yang terduduk tak bergerak. Awalnya aku mengira mereka mayat hidup, ternyata mereka masih hidup.

"Mereka dipengaruhi oleh matera?" Edmund menyenter ketiga bangsawan itu satu persatu.

Caspian diam, berpikir. Dan tiba-tiba berteriak, mencegah para awak kapal memakan makanan yang ada di atas meja.

"Itu pedang-pedangnya! Ini meja Aslan!" Ucap Edmund yang membuat Caspian dan aku langsung mengambil pedang-pedang tersebut dan menaruh semua pedang yang ada ke atas meja Aslan.

"Masih kurang satu." Ucap Caspian.

Saat itu juga keenam pedang itu bersinar dan muncullah seorang perempuan di depan kami.

"Para petualang Narnia. Selamat datang. Apa kalian tidak lapar?" Tanyanya.

"Siapa kau?" Tanya Edmund. Aku melirik ke arahnya dan melihat dirinya menatap perempuan itu tak berkedip. Well, kenapa dadaku terasa sakit?

"Aku Liliandil. Putri dari Ramandu. Aku pemandu mu." Ucapnya.

"Kau adalah bintang biru." Ucap Caspian, yang ternyata juga sama seperti Edmund. Matanya tak berkedip melihat Liliandil.

Ya, aku akui, Liliandil itu sangat cantik.

"Kau sangat cantik." Ucap Caspian.

"Jika itu menganggumu, aku bisa berubah diriku." Ucap Liliandil yang langsung disambut oleh penolakan Caspian dan Edmund.

Hei hei, aku ini kenapa? Kenapa jadi kesal sekali!

Liliandil menawarkan kami untuk makan makanan yang tersedia di meja Aslan. Namun di sela oleh Edmund yang menanyakan hal yang terjadi pada ketiga bangsawan yang duduk di ujung meja Aslan.

"Pria-pria yang malang. Mereka hampir gila saat datang ke pulau ini. Mereka saling mengancam dan berkelahi. Kekerasan dilarang di meja Aslan. Jadi mereka dibuat tertidur."

"Kapan mereka akan bangun?" Tanya Lucy.

"Saat semuanya berakhir. Kemarilah, waktu kita sedikit."

Explore Your Heart【Edmund Pevensie】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang