── 19

264 51 6
                                    

Sate Taichan di Cilandak jadi saksi gimana keempat manusia duduk di satu tempat dengan ditemani pandangan orang-orang yang hampir seluruhnya mengarah ke mereka. Seketika Aruna agak menyesal memilih tempat ramai. Pasalnya ya, baru melangkah satu kaki saja semua mata langsung tertuju ke arah mereka sampai rasanya mereka ini sudah macam model Victoria Rahasia. Demi apapun Aruna yang tadinya tujuannya mau makan dengan damai malah jadi tidak tenang.

Duduk di bagian pojok pun nyatanya tetap tidak membantu. Beberapa orang masih melirik ke arah meja mereka terutama beberapa anak sekolah dan anak kuliahan yang datang untuk menyantap pesanan mereka disini. Susah sih ya emang kalau jalan dengan manusia-manusia yang kadar baik rupanya menengah ke atas.

"Mau makan apa?" tanya Aruna. Ketiga manusia yang bersamanya malah masih sibuk sendiri-sendiri. Manusia yang satu main handphone, yang satunya sibuk liat sekeliling, yang satunya lagi sibuk rapihin tempat duduk sekalian lepas jaket kulit yang dipakai.

"Gue usus goreng dong, dessertnya Ice cream. Lagi pengen yang seger-seger." Kata Adnan yang langsung disahuti oleh Reksa, "Mau seger mah nyebur gih."

"Gue kulit goreng, dessertnya es campur aja dah." Kata Damar. Tumben anak ini agak diam sedikit, entah sedang menjaga image atau bagaimana tapi Aruna bersyukur sangat sih. Apalagi kalau Adnan sama Reksa juga begitu.

"Lo pesen apa, Sa?" tanya Aruna. Reksa yang daritadi sedang mengamati menu langsung menyebutkan pesanannya setelah ditanya, " Gue sate taichan aja, dessertnya samain kaya lo." Jawab Reksa.

"Oke, es buah ya. Ada tambahan lagi nggak?" tanya Aruna lagi.

"Sausage and chips deh dua piring buat barengan."

Selepas semua pesanan selesai disebutkan, akhirnya Aruna langsung memesan beberapa makanan yang sudah disebutkan tadi. Cukup ramai sih tapi tidak terlalu mengantri juga, untungnya. Selagi menunggu, ketiga manusia yang tidak berkegiatan itu akhirnya hanya duduk manis, berbincang hal yang tidak perlu seperti biasa atau sesekali berdiskusi kenapa mie goreng buatnya direbus dulu bukan langsung di goreng.

"Kata gue, kalo mie goreng langsung di goreng pake penggorengan, yang ada jadi kaya mie kremes." Ujar Damar sambil sesekali fokusnya teralihkan oleh notifikasi dm instagram yang hampir membeludak seusai upload snapgram bersama Reksa, Adnan dan Aruna yang masih singgah di kasir.

"Tapi kan namanya mie goreng harusnya di goreng lah bukan di rebus." Sanggah Adnan sedikit tak terima tapi cukup masuk akal kalau dilihat dari nama mienya sendiri.

"Sekarang gue tanya, emang lo pernah gitu goreng mie di penggorengan tapi nggak di rebus dulu?"

"Ya nggak lah. Gue mah kalo makan mie kaga dimasak. Langsung ancurin aja terus kasih bumbu." Jawab Adnan yang buat kaum-kaum elit macam Damar sedikit tercengang.

"Sumpah lo?"

"Iya sumpah. Kalo gak dimasakin sama nyokap mah gue mending makan mi kriuk. Praktis." Jawab Adnan yang lagi-lagi bikin Damar agak tercengang. Kasihan juga makhluk satu ini nggak pernah ngerasain duduk di depan kulkas yang pintunya dibuka kalau nungguin air rebusannya mendidih. Reksa juga kaget sih sedikit, ia tahu Adnan anaknya kadang-kadang malas tapi tidak tahu kalau Adnan bisa semalas ini.

"Adnan, Adnan. Kadang miris juga ya mendengar kisah hidup lo kalo gak ada bokap nyokap. Terakhir kali ditinggal nyokap balik ke Aussie aja lo kena gejala tipes gara-gara cosplay jadi kalong." Reksa geleng-geleng kepala. Tampangnya Adnan sih ya manusia yang hidupnya teratur, tapi kalau orang tuanya tidak di rumah ya beda lagi.

"Tada! Dessertnya udah nih. Makanannya nanti dianter aja katanya." Kata Aruna yang langsung mendudukkan diri di sebelah Damar setelah membagikan pesanan ke masing-masing manusia di meja itu.

REKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang