Hari Minggu pertama di bulan April. Belakangan ini cuaca menjadi lebih bersahabat, contohnya hari ini langit tampak begitu cerah dengan sedikit gumpalan awan sebagai pemanis langit cerah di pagi hari.
Naya sudah siap dengan setelan olahraganya berniat lari pagi bersama dengan Fajri, sepulang jalan-jalan kemarin Fajri sempat berjanji pada Naya untuk menemani gadis itu lari pagi. Dan disinilah sekarang Naya, di kamar Fajri menagih janji Fajri yang kemarin ia buat.
Tapi nyatanya, takdir tak setuju dengannya. pukul tujuh pagi cowok itu masih bergulung dengan selimut, menikmati setiap tayangan mimpi yang memenuhi alam bawah sadarnya saat ini.
Sedari tadi Naya berteriak sambil loncat loncat diatas kasur Fajri dengan tangan yang setia memukul-mukul bantal berniat membangunkan cowok super kebo itu. Jangankan terbangun, terusik sedikitpun saja tidak padahal Naya sampai berkeringat saking hebohnya loncat loncat diatas kasur hanya untuk membangunkan Fajri.
Tak kehabisan ide Naya menjalankan rencana terakhirnya, ia pergi ke kamar mandi lalu kembali lagi dengan segayung air dingin ditangannya siap mengguyur tubuh Fajri kapanpun gadis itu menginginkannya.
"GUE HITUNG SAMPE TIGA YA! KALO GA BANGUN SIAP-SIAP BASAH!" teriak Naya, tangannya sudah bersiap mengguyur Fajri.
"Satu!"
"dua!"
"dua setengah!"
"dua koma lima!"
"dua koma seperempat!"
"TIGAA!" Teriak Shandy secara tiba-tiba mengagetkan Naya.
Dengan reflek Naya menyiram Shandy dengan segayung air di tangannya membuat abangnya itu basah kuyup padahal baru selesai mandi pagi.
"NAY, ABANG BARU MANDII!" teriak Shandy saat air mengenai tubuhnya, cowok itu tak sempat menghindar hingga berakhir dirinya yang basah kuyup seperti sekarang ini.
"aduhh bangsen kenapa basah-basahan?" tanya Naya panik.
"malah nanya kenapa, kan lo yang siram Nay" geram Shandy masih berusaha sabar.
Nasib memang ia harus mandi dua kali pagi ini, padahal niatnya mandi pagi agar tidak terburu-buru karena hari ini ia berjanji akan menemani Nindy kembali kerumah sakit.
"ada apasih ribut-ribut?" tanya Fajri ia sudah duduk di atas kasur meski kesadarannya belum pulih, matanya masih terpejam mencari-cari jalan keluar dari mimpi indahnya.
Naya langsung berkacak pinggang, menjewer telinga Fajri sampai cowok itu mengaduh kesakitan.
"aduh algojoo! gue udah bangun kenapa masih ngikutin ke dunia nyata sii, Jangan-jangan gue masih mimpi!" teriak Fajri tak jelas membuat Naya dan Shandy langsung tertawa.
Fajri masih belum menyadari kehadiran Naya dan Shandy, matanya juga masih terpejam. Sepertinya cowok itu habis bermimpi menikah dengan algojo. mungkin.
Fajri membuka matanya terkejut karena ada Naya dan Shandy yang tertawa. Perasaan ia baru bangun mengapa semua menertawakannya?
"bangsen kenapa basah?"
"disiram algojo! gara gara lo abang jadi mandi dua kali nih!" ujar Shandy di tengah tawanya, tentunya dengan nada meledek.
Naya masih tertawa hingga memegangi perutnya.
"kok nyalahin Aji sih bang?" protes Fajri tak mau di salahkan, pasalnya ia tak tahu mengapa Shandy sampai basah kuyup seperti itu.
"gara-gara algojo ji biasa, tadi lo di jewer algojo kan?" ujar Naya lalu kembali tertawa mengingat ekspresi Fajri saat ia menjewer nya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine | UN1TY
Подростковая литература"penyembuh itu diri sendiri bukan orang lain" Bukan kisah cinta remaja benci jadi cinta, ataupun kisah romansa tiba-tiba di jodohkan dengan pria kaya. Hanya sebuah kisah klasik di masa remaja juga orang dewasa. Dibumbui dengan sedikit lelucon yang...