part 4 : kemarahan Fajri

165 19 1
                                    

Hari Minggu berganti menjadi Senin dengan begitu cepat, rasanya Naya masih ingin berlibur, entah kenapa hari ini Naya mendadak tidak bersemangat untuk sekolah di tambah dari kemarin Fajri juga mendiamkannya dan tak berbicara apapun, jika ditanya cowok itu hanya membalasnya dengan "iya, engga, oke" tak ada kata lain yang Fajri ucapkan membuat Naya bingung sendiri.

Begitupun pagi ini, Suasana ruang makan mendadak hening tak seperti hari-hari sebelumnya, tak ada pertengkaran kecil di meja makan. Shandy dan Fajri fokus memakan makanannya sedangkan Naya menatap malas piring nasi goreng di hadapannya.

Menyadari ada yang tidak beres dengan adik-adiknya, Shandy berfikir sejenak sebelum akhirnya berdehem pelan.

"kenapa diam diaman?" tanya Shandy dengan tenang.

Tak ada yang menjawab, Fajri masih fokus dengan makanannya sedangkan Naya kini terlihat gusar, tak nyaman dengan situasi canggung saat ini.

" ada yang bisa jelasin kenapa pada diem?" tanya Shandy mengulangi pertanyaannya.

Tetap tak ada jawaban, Fajri pun masih terlihat tenang dan Naya tetap memperlihatkan ketidaknyamanannya.

Shandy menghela nafas perlahan menatap kedua adiknya yang sama-sama diam tak mengajaknya bicara atau mengeluarkan sepatah katapun. Jika sudah begini, ada masalah serius diantara keduanya atau salah satunya.

"kalo gaada yang mau jawab gapapa, selesain baik-baik abang tau kalian sudah besar, tau harus menyelesaikan masalah seperti apa" ujar Shandy bijak.

Lagi-lagi tak ada jawaban, dirinya bagai radio butut yang terus mengeluarkan suara tanpa mendapat jawaban ataupun didengarkan.

"Naya gapunya masalah apapun, tapi Aji diemin Naya dari kemarin" lirih Naya sambil menundukkan kepalanya tak mau menatap Fajri yang kini menoleh tetapi cowok itu langsung kembali sibuk dengan sarapannya.

"jadi Aji yang harus jelasin. kenapa ji?"

"abang saranin lo bilang salah Naya dimana, jadi dia bisa perbaiki, lo juga ji cari salah lo dimana. Coba sekarang jelasin dulu masalahnya apa?" Shandy kini menatap Fajri, sedangkan yang di tatap tidak mengeluarkan reaksi apapun.

Karena merasa diabaikan, Shandy yang sudah selesai sarapan berniat beranjak dari duduknya namun gerakannya terhenti karena Fajri tiba-tiba menghela nafas gusar.

"wajar ga kalo Aji cemburu?" ucapnya dengan gusar.

Naya menatap Fajri dengan bingung, apa yang membuat Fajri cemburu? dan pada siapa Fajri cemburu? wah wah Fajri hutang cerita nih! Tapi kenapa kalo Fajri cemburu ke orang lain marahnya ke Naya!? Aji ga beres, kayanya kesambet setan toge pas pulang dari taman kemarin.

Shandy kembali duduk di kursinya, lalu menatap Fajri dengan senyum tipis di wajahnya. Shandy amat tahu perasaan Fajri sejak lama, tapi ia tak akan membuka suara sampai cowok itu sendiri yang akan berterus terang.

"cemburu hal wajar ji, berarti lo masih punya rasa sayang" jawab Shandy singkat namun bijak.

Fajri kini menatap Shandy kemudian mengangguk, cowok itu lalu menatap Naya yang sejak tadi diam memerhatikan interaksinya dan Shandy lalu tersenyum kecil membuat gadis itu semakin kebingungan.

"cepet habisin, gue tunggu di motor" setelah mengatakan itu, Fajri beranjak dari duduknya meraih tas dan juga jaketnya lalu keluar rumah menuju motornya.

Naya yang bingung dengan apa yang terjadi masih diam di tempatnya menatap Shandy meminta penjelasan. Sebelum Naya membuka suara Shandy lebih dulu berbicara membuat gadis itu tak jadi berbicara.

"habisin makanannya, jangan lama-lama nanti telat, oh iya jangan buat aji cemburu nay" pesan Shandy kemudian ikut beranjak mencium puncak kepala Naya sebentar lalu menuju mobilnya. Tak lama dari itu suara mobil terdengar meninggalkan pekarangan rumah mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nine | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang