Hai guys, maaf baru sempet update. Padahal janjinya kemarin ya pas udah sampai 400 vote dan 200 komen. Aku kebetulan sibuk dan gak expect kalian mayan gercep juga wkwkw
Sekali lagi maaf ya, 😣
Enjoy ya! Ini momen Jeffrey Naya buat kalian👁️👄👁️
----------
Langit berubah warna menjadi jingga, pria itu langsung melempar tubuhnya ke atas ranjang dan memejamkan matanya sejenak sambil memikirkan beberapa hal yang seminggu ini mengganggu pikirannya.
Kanaya memasuki kamar, ia tersenyum dan langsung memeluk tubuh Jeffrey yang sedang berbaring di atas ranjang.
Setelah wanita itu selesai dengan tugas kuliahnya, ia langsung menghampiri Jeffrey di kamar.
Pria itu tersenyum dengan mata yang terpejam, ia langsung merangkul Kanaya ke dalam dadanya.
Mereka terdiam untuk sesaat, menikmati matahari yang perlahan menghilang dari langit.
"Gimana kata dokter tadi?" Tanya Jeffrey masih memejamkan matanya.
"Dokter bilang rahim aku baik-baik aja," ujarnya, "Tapi, aku masih mikir dulu sebelum milih kontrasepsi mana yang bakal aku pasang."
Jeffrey mengangguk, "Senyaman kamu aja sayang," ia mengelus pelan rambut Kanaya.
"Maaf ya gak bisa anterin kamu, pas kamu pasang alatnya, aku bakal ikut.."
Wanita itu mengangguk dalam pelukan Jeffrey, mereka berdua sepakat untuk menunda kehamilan Kanaya. Di samping Kanaya yang masih muda, mereka berdua juga sepakat ingin fokus pada Alex.
"Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu.." ujar Jeffrey kemudian ia beralih untuk duduk.
Wajahnya terlihat serius, Kanaya bisa mengetahuinya dengan sangat jelas, "mau ngomongin apa?"
"Masalah rumah.." ujar pria itu.
"Stop Jeff-"
Jeffrey seolah tak setuju, "Kita gak bisa terus tinggal di apartemen Kanaya,"
Kanaya mendengus kesal, sampai sekarang ia tak mengerti apa yang ada dipikiran pria itu. Kanaya bahkan tak pernah mempermasalahkan di mana mereka tinggal.
Tapi, sejak awal pernikahan Jeffrey terus saja membahas rumah, sampai sekarang Kanaya tak mengerti dengan obsesi pria itu.
"Terus bayarnya gimana? Beli rumah di kota ini gak murah." Ujar Kanaya masih menatap pria itu lekat.
"Kamu gak perlu khawatir, aku udah datengin dua rumah and it's not bad." Pria itu beralih mengambil ponselnya, ia menunjukkan beberapa foto rumah yang baru ia datangi.
Kanaya terdiam, ia menatap deretan foto itu dengan tatapan tak tertarik.
"Listen, ini bukan masalah kamu bisa bayar atau nggak.." ujarnya, "aku percaya sama kemampuan yang kamu punya."
"Tapi, apartemen ini juga masih bagus.." Kanaya menyentuh tangan Jeffrey dengan lembut kemudian, langsung menatap matanya.
"Dan kita juga gak ada rencana untuk punya anak dalam waktu dekat ini, kalau untuk rumah i think it's not worth it for now, sayang.." lanjut wanita itu.
Kanaya hanya berpikir Jeffrey terlalu mengikuti egonya dan itulah kelemahan pria itu. Kanaya sudah tahu hal ini sejak lama, walaupun seperti itu, rasa cintanya tak berkurang sedikit pun. Satu kekurangan yang pria itu miliki tak bisa merubah segala kelebihannya.
"Kalau masalah rumah, we can talk about it later.. aku juga mau berpartisipasi, aku gak mau cuma kamu yang susah di sini.."
Jeffrey terdiam, ia tak mengatakan apapun. Ia hanya menatap mata Kanaya, bukankah ia terlihat bodoh dihadapan istrinya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Married A Duda || Jung Jaehyun
Fanfiction(Status : ongoing) ᴋᴀɴᴀʏᴀ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ɢᴀᴅɪꜱ ᴍɪʟᴇɴɪᴀʟ, ꜱᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴊᴇꜰꜰʀᴇʏ (ᴊᴀᴇʜʏᴜɴ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅᴜᴅᴀ ᴀɴᴀᴋ 1. ꜱᴜᴀᴛᴜ ʜᴀʀɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴɪᴋᴀʜ, ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ? ©ᴅʏʙʙʏɢʀʟ 15.05.2020 •ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ʜᴀɴʏᴀ ꜰɪᴋꜱɪ ʙᴇʟᴀᴋᴀ, ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ᴠᴏᴛᴇɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ ꜱᴜᴋᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ...