Istirahat telah usai, tetapi sejak tadi belum ada tanda-tanda keberadaan guru yang akan datang. Maka tak heran jika sekarang keadaan kelas begitu kacau.
Haruto sendari bel tadi memilih untuk menyibukkan dirinya dengan melengkapi tugas catatan yang diberikan Pak Jidi tadi saat pelajaran pertama.
Junghwan ada sih di sebelahnya, cuman pemuda tersebut memilih untuk fokus terhadap game di ponselnya.
"Hwan, Junghwan."
"Apasih! Bentar, gue sibuk bangun rumah nih."
Panggilan Haruto langsung diprotes oleh Junghwan yang sibuk membangun rumah di---Minecraft.
Haruto mendesus sebal, padahal ia hanya ingin bertanya perihal catatannya doang.
"Dahlah, enggak guna nanya sama lo."
Haruto bangkit dari duduknya, tidak lupa ia membawa beberapa buku yang berada di mejanya.
Setengah jam berlalu, dipastikan guru tidak masuk. Maka dari itu Haruto berniat mengerjakan tugasnya di luar, tepatnya di perpustakaan.
Benar saja dugaan Haruto, ia dapat melihat perpustakaan sepi seperti biasa.
Tanpa ragu, Haruto pun masuk ke ruangan tersebut dan menduduki dirinya di salah satu kursi meja belajar.
Kalau kalian berpikir Haruto akan belajar, maka salah besar!
Nyatanya, pemuda tersebut justru melipatkan lengannya dan menjadikan buku sebagai bantalan tidurnya.
Kenapa tidak di kelas? Berisik.
Klek.
Pintu terbuka, hal tersebut tidak menggangu Haruto sama sekali. Ia masih terlelap dalam tidurnya.
"Hei! Hei!"
Satu jari menusuk pipinya berkali-kali, membuat tidurnya terganggu. Haruto lantas memilih untuk membuka mataya dan melihat pelaku siapa orang yang menggangu tidurnya.
"Apa sih?!"
"Eh?"Haruto yang tadinya emosi, kini malah dibuat mengerjapkan matanya, karena yang dihadapannya kini terdapat seseorang yang tidak asing.
️️ ️️️️ ️️
"Jeongwoo?"
ㅤ ️️️️ ️️
Haruto tersentak karena begitu reflek menyebutkan nama itu, padahal jelas-jelas di hadapannya bukan orang yang ia sebutkan namanya."Jeongwoo? Who?" Tanya Justin dengan memiringkan kepalanya, pun menatap Haruto bingung.
Haruto benar-benar merutuki diri sendiri, sumpah serapah akhirnya lolos dalam hatinya.
"Bukan siapa-siapa, kok." Celetuk Haruto sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sedangkan Justin yang mendengar jawaban Haruto hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Lo ngapain disini?" Tanya Haruto, ia berusaha mencairkan suasana serta mengalihkan topik pembicaraan.
"Ini, habis naruh buku buat catatan Pak Jidi tadi, terus lihat tidur lo pulas. Gue niat bangunin dikit lagi pergantian jam soalnya."
Haruto hanya ber'oh' kala usai mendengarkan penjelasan Justin.
"Lo belum selesai, ya?"
"Mager." Jawab Haruto cepat. Satu kata itu berhasil membuat dirinya mendapatkan pukulan buku dari Justin.
"Apasih?! Anak baru kok songong banget." Gerutu Haruto tak terima, ya gimana enggak? Tiba-tiba dipukul buku paket.
"Niat gue baik, ya! Enak aja lo produk Jepang!"
Haruto berdecak, bahasanya enggak elit banget yang dikeluarkan Justin. Namun ada satu hal yang membuat fokus Haruto teralihkan dalam seketika. Ia pun baru menyadari akan hal itu.
️️ ️️️️ ️️️️ ️️
️️ ️️
ㅤ ️️️️ ️️
ㅤ ️️
️️ ️️
"Justin, lo enggak gerah atau kepanasan gitu saat seharian pakai Hoodie gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Different - HAJEONGWOO
Fanfic"Ingat, To. Dia berbeda, Ber-be-da." Haruto masih tidak bisa merelakan dari kepergian Jeongwoo waktu itu, dan kini ia harus berhadapan dengan seseorang yang mirip dengan Jeongwoo, dia Park Justin. ━━━━━━━━━ • • • Sequel dari: Ghost - HAJEONGWOO. C...