"YAAK HAECHANIEEE"
Haechan menjauhkan benda pipih itu dari wajahnya, menatap wajah yang berada dilayar dengan memberut.
"Jangan teriak-teriak Nana", Tegur Haechan dengan pelan.
"Hehehe, habisnya rinduu telfonku tidak diangkat angkat, kalian habis melakukan itu ya?", Wajah Jaemin terlihat menyelidik menatap Haechan.
"Tidak, kami tadi habis packing barang, besok kan mau pulang", Haechan merebahkan tubuhnya, mendekap bantal guling yang berada di dekatnya.
"Akhirnya pulang jugaa, aku minta oleh-olehnya yaaa"
"Mau apa?"
"Keponakan yang lucu"
Haechan mendengus lalu tertawa, "doakan saja ya.. siapa tahu permintaan mu di kab- hmppt"
Haechan langsung meletakkan benda pipih itu dengan sebarang, berlari dengan tergesa memasuki kamar mandi.
Hueek
Hueeek
Mark yang sedang mandi dibilik kaca langsung saja keluar, kebetulan juga Mark telah selesai mandi. Mendekati Haechan dengan tergopoh, mengurut tengkuk Haechan agar mempermudahkan Haechan mengeluarkan cairan yang sama seperti 2 hari yang lalu.
"Eung.. hyung pusing", Haechan menatap Mark dengan mata berkaca-kaca miliknya. Sungguh Haechan merasakan pusing yang teramat pada kepalanya.
"Kamu belum makan, maag mu mungkin kambuh"
Haechan mengangguk lalu memeluk Mark. Mark dengan sigap menangkat tubuh mungil Haechan, membawanya keranjang mereka.
"Haechaniiee?"
Mark menoleh ketika suara dari handphone istrinya itu mengeluarkan suara. Setelah meletakkan Haechan, Mark mengambil benda itu, memperlihatkan dirinya sebatas dada atas.
"Eohh Jaemin-ah"
"Owwh So sexyy~", Jaemin tersenyum dengan lebarnya, tak lama wajah Jeno muncul disamping Jaemin.
"Hyung.. kapan pulang?"
"Besok, jam 8 pagi.. jemput aku Jeno Jung"
"Tidak bisa, aku sibuk"
"Sibuk apa? Kalian di hotel?"
"Iya hyung, sibuk olahraga membuat bayi"
Terdengar suara gaduh yang dari Vidcall tersebut. Tak lama Jaemin muncul dengan wajah tersenyumnya.
"Mulut adikmu memang tak bisa disaring"
"Hyung sinii"
Mark melihat kearah Haechan yang masih lemas terbaring diatas kasur, menatapnya dengan tatapan puppy eyes.
"Itu Haechan, mana? Ada apa dengannya Mark hyung?", suara Jaemin terdengar khawatir.
Mark mengarahkan kameranya pada wajah Haechan yang nampak pucat. Sedangkan ia berlatih ke lemari untuk berpakian.
"Oh my god, Haechanie wajahmu pucat sekali. Kau demam?"
"Aku tidak apa-apa Nana-ah.."
"Bohong! Aku tadi mendengar suara kau muntah"
"Eung, aku memang muntah tadi. Tapi tidak ada yang aku keluarkan, hanya lendir putih saja.. mungkin maag ku kambuh", jawab Haechan dengan nada lemas.
Mendengar itu Jaemin menatap kearah Mark dengan tatapan mengintimidasi, "apa yang kau lakukan pada Haechan, Mark hyung? Sampai-sampai maagnya bisa kumat? Kau tak memberinya makan hah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮 [Matahariku] || MarkHyuck ✓
FanficMark mempercepat langkahnya ketika melihat punggung kecil Haechan kini semakin dekat dengannya. Grep Haechan menoleh, sedikit kaget ketika melihat siapa yang mencekal lengannya. Genggaman Mark terasa dingin ditangannya. "Ada apa Hyung?" Mark tak...