MEET OMA SARI

790 47 23
                                    

HAPPY READING💖

WARNING!!!
TYPO BERTEBARAN

*************

Sekarang udah jam 10 pagi, dan gue masih duduk - duduk aja di balkon kamar sambil minum teh dan makan roti yang beberapa menit lalu gue beli di mini market.

Pas tadi baru sampe, gue langsung lanjutin tidur dan bangun sekitar 30 menit yang lalu. Tanpa mandi dulu gue langsung jalan ke minimarket, karna emang cuaca disini lagi dingin banget.

Sambil makan roti dan minum teh, gue jadi keinget waktu terakhir joging sama Eyang.

Hari itu, gue joging keliling taman sama Eyang sekitar 1 jam. Abis itu gue sama Eyang ke stand jajanan buat nyari sarapan.
"Eyang, Meta mau lasagna sama es teh manis" pinta gue waktu itu

"Meta, ini masih pagi kamu gak boleh minum es! Nih, tadi udah Eyang bawain susu dari rumah" kata Eyang sambil nyodorin botol susu.

Padahal waktu itu gue pengen banget es teh manis. Tapi Eyang gak ngebolehin, walaupun gue udah maksa - maksa. Eyang tetep bujuk gue, sampe akhirnya Eyang bilang bakalan beliin eskrim dan akhirnya gue nurut juga.

Abis dari taman dan beli eskrim, gue sama Eyang maen bola sampe bolanya gelinding ke luar gerbang. Eyang ngambil bola itu dan ya, semua kebahagiaan gue hancur saat itu juga.

Saking panjangnya gue curhat, gue gak sadar kalo ini udah jam 12. yaudah ya, gue mau mandi dulu. Bye.

******

AUTHOR POV

Jam sudah menunjukan pukul 14.00, kini Meta sedang duduk menghadap 2 kuburan di depannya. Dengan nisan yang bertuliskan Beni Ikhwan Bin Pandji Ikhwan dan Saydah Ikhwan Bin Ahmad Sulaeman

"Permisi, kamu Meta ya?" Tanya seorang wanita yang terlihat berumur 60 tahunan

"Eh iya, Nenek siapa ya? Kok bisa kenal saya?" Tanya Meta bingung

"Ini saya Me, Oma Sari" jawab Nenek itu

"Oma sari temennya Nenek Saydah?" Tanya Meta terkejut

"Iya sayang" jawab Nenek itu sambil tersenyum tulus

"Yampun, Oma apa kabar? Meta langsung memeluk Nenek yang diketahui bernama Sari itu.

"Oma baik sayang, kamu sendiri apa kabar?" Ucap Oma Sari sambil memeluk balik Meta

"Meta juga baik Oma" jawab meta sambil melepas pelukannya.

"Kamu kesini sama siapa sayang?"

"Sendiri Oma"

"Kamu lagi ada masalah ya? "

Meta hanya tersenyum menanggapinya.

Kini, sekitar pukul 15.00 Meta & Oma Sari sudah tiba di rumah Meta.

"Kamu lagi ada masalah apa sayang? Coba cerita sama Oma!" Ucap Oma Sari saat mereka sudah duduk di teras rumah.

"Mama sama Papa" hanya 3 kata itu yang keluar dari mulut Meta.

"Mereka masih jarang pulang?" Tanya Oma Sari

"Jarang banget Oma, mereka lebih sayang perusahannya daripada Me" jawab Meta dengan mata
berkaca - kaca.

"Kamu gak boleh ngomong gitu Me!" Ucap Oma Sari sambil mengelus rambut indah Meta.

"Ya emang faktanya gitu Oma, Mereka gak pernah peduli sama me, mereka gak pernah nanya gimana
sekolah Me, mereka gak pernah nanya Me udah makan apa belum, mereka gak pernah rayain ulang tahun Me, bahkan mungkin mereka udah lupa tanggal lahir Me" jawab Meta dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

"Dari muda mereka emang seperti itu, Me. Mereka menikah di hari yang sama dengan anak Oma. Satu tahun kemudian anak Oma udah punya anak, sedangkan Dara dan satya belum, dengan alasan
takut pekerjaannya terganggu. Sampai akhirnya 4 tahun kemudian anak Oma punya anak kedua, barulah mereka punya kamu."

"Apa Meta anak yang gak di inginkan Oma? Maksudnya, apa Mama hamil karna ketidak sengajaan?" tanya Meta di sela tangisnya

"Kalo soal itu Oma kurang tahu sayang. Tapi seharusnya mau di sengaja atau tidak di sengaja, kamu tetap anak mereka, dan seharusnya kamu tetap disayangi sama mereka."

"Tapi kan faktanya engga Oma. Mereka sama sekali gak sayangin Meta, Meta udah cape Oma. Me, pengen selesain semuanya. Meta gak mau ketemu mereka lagi, Me pengen nyusul Nenek sama Eyang aja." Ujar Meta denga air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Kamu gak boleh ngomong gitu sayang! Oma sayang sama kamu. Apapun yang terjadi, kamu harus bisa lewatin semuanya, Oma tau kamu kuat."

"Kalo cuma ngomong emang gampang Oma. Tapi, ngejalaninnya itu yang susah. Cape hati, cape pikiran, cape segalanya."

"Maaf ya sayang, disaat kamu sedih dan banyak masalah, Oma malah gak ada buat kamu. Padahal, Oma udah janji sama Saydah bakal selalu jagain kamu."

"Iya Oma, gapapa kok. Me, juga ngerti kalo kita semua punya kesibukan masing - masing."

"Kalo Oma udah gak sibuk, inshaallah Oma bakal sering - sering kesini nengokin kamu ya Me" ujar Oma Sari sambil mengelus rambut Meta

"Iya Oma. Tapi, Oma juga jangan maksain dateng kesini cuma buat Me. Inget, Oma udah gak muda lagi" ujar Meta sambil terkekeh di ujung kalimatnya.

"Kamu ini bisa aja Me. Tapi, udah jadi kewajiban Oma buat jagain kamu. Ini amanah dari Nenek sama Eyang kamu. Selain itu, Oma juga udah anggap kamu cucu Oma sendiri"

"Amanah?" Meta menaikan sebelah alisnya.

"Iya amanah. Sebelum Nenek kamu meninggal, dia nitipin kamu ke Oma" Meta hanya mengangguk
mengerti

"Me, ini udah sore. Oma harus pulang ke Jakarta sekarang, soalnya nanti malem Oma harus balik lagi
ke Sumba. Nanti lain waktu Oma kesini lagi ya sayang" Ucap Oma Sari sambil mencium kening Meta.

"Iya Oma, hati - hati ya ""

"Oma pulang ya. See U next time"

"See U" Meta melambaikan tangannya ke Oma Sari, sampai mobil Oma Sari tidak terlihat lagi.

"Padahal gue pengen cerita tentang gue sama Maxis" monolog Meta sambil berjalan ke kamar.

BERSAMBUNG......

Nikah Saat SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang