Hi, thanks yah udah mampir.
Ini cerita pertamaku, jadi maaf ya kalo masih ada typo dan banyak kesalahan penggunaan atau penempatan kata, atau template yang ngaco.
HAPPY READING :)
••
•
Namaku Pradikta Anantara. Aku biasa dipanggil Dikta. Usiaku saat ini sudah hampir kepala dua atau lebih tepatnya 19 tahun. Aku punya ciri fisik rata-rata cowo jawa biasanya, tinggi kurang lebih 168cm, dengan postur tubuh sedikit berisi, memiliki kulit sawo matang, dan rambut sedikit ikal.
Saat ini aku menyandang gelar Mahasiswa Baru atau biasa kalian sebut MABA. Aku mengambil prodi Sastra Inggris, jadi emang kadang aku sedikit sok ke-minggris.Hari ini adalah hari keempatku hadir di kampus ini, setelah tiga hari sebelumnya aku udah di ospek sama para pembina. Dan itu sangat melelahkan, sangat menguras tenaga.
"Woi Dik.... Woi Diktaaa!" Saat hendak menuju parkiran motor fakultas karena sudah tidak ada jadwal matkul lagi, tiba-tiba suara teriakan laki-laki yang cukup familiar memekakkan gendang telingaku. Suara itu memaksaku untuk berhenti dan menunggunya. Sang empunya suara tak lain, tak bukan adalah sohibku, si Hanni.
Namanya Ghani Hannikara. Mendaftar di Universitas yang sama, fakultas yang sama, dan bahkan mengambil matkul dan jam yang sama. Ntahlah si hanni ini kelewat setia kawan atau bodoh.
"Apaan sih ahh....?" Sahutku dengan wajah suram dan malas-malasan, tenagaku benar-benar sudah sangat terkuras dengan kegiatan ospek sebelumnya. Karena itulah aku sudah ngga memiliki cukup tenaga untuk berbasa-basi lagi dengan sahabatku sedari SMA yang satu ini.
"Eh lu tau ngga....-"
"ngga....!" Belum selesai Hanni berbicara aku memotong kalimatnya.
"Gw belum selesai ngomongnya monyet."
Malas menjawab, aku hanya menatap Hanni dengan tatapan jengah dan memberi gesture 'apa yang mau lu omongin, buruan!'."Jadi.... lu udah daftar ke organisasi mana ? lu pasti lupa kan, kalo di aula tadi kita diwajibkan paling nggak gabung satu organisasi, dan dikasih batas waktu sampe besok, dan kita harus nyerahin data kita gabung ke organisasi mana, ke pantia ospek besok pagi ...."
"Eh iya anjing gw lupa.... Abis gimana cape banget gw gara-gara kegiatan ospek yang seabreg kemaren.... ah tenggatnya besok lagi, kampret gimana ini hann?"
Aku seketika kebingungan dan panik sendiri. Aku benar benar melupakan hal tersebut.Hanni memandangku mencibir dan jijik, pasti dalam batinnya ia berkata. Tadi sok-sok'an kalem sok males, sekarang malah kaya cacing kepanasan.
"Gw sih santai udah gabung sama anak Mapala tadi pagi, nahlooh lu gimana sekarang hayoo, beneran belom gabung ke organisasi manapun lu ?""Ya belom lah kampret, kan udah gw bilang gw lupa." Sahutku dengan cepat.
"Lagian lu ada pengumuman gitu bukannya langsung nyari info, malah asik males-malesan ngecengin mas-mas yang jual somay di kantin." Ini si monyet satu, bukannya bantuin, malah ngejekin lagi 'batinku dongkol'
"Jadi lo niat bantuin apa ngejek doang hah...." Tanyaku dengan nada nyolot dan mengancam.
"Ya... Yaa... besok lu dateng aja ke acara penerimaan anggota baru di ruang anak Mapala, lu tau kan dimana ruangannya?"
"Kaga...." "Ya mana gw tau, gw kan belom pernah join duh pea." tambahku secara cepat.
"Lu ya, udah ditolong malah nyolot, emang temen biadab."
"hehehe...." Aku cuma bisa ketawa poker face.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWU [BL]
RomanceApakah aku membuatnya Jatuh Cinta? Ataukah aku yang dibuatnya Jatuh Cinta? ° Pradikta Anantara. Mahasiswa baru di salah satu Universitas swasta di kota Surabaya, memiliki orientasi seksual yang berbeda, namun tak takut untuk mengakuinya. Ia mendam...