Matahari telah terbit terlihat wanita setengah baya memasuki sebuah kamar. "Kakak ayo bangun ini sudah pagi loh nanti kamu terlambat kesekolahnya," ujar wanita itu.
"Iya maa.... bentar lagi ya Saysa masih ngantuk nih," ujar Saysa yang masih terbaring di atas tempat tidur berwarna pink itu.
"Kakak, papa udah nungguin loh, kalau kakak gak bangun sekarang nanti ditinggalin papa," wanita itu masih berusaha membujuk anaknya untuk bangun.
Saat mendengar itu Saysa segera bergegas ke toilet untuk bersiap-siap. "Mama tunggu di bawah aja, kasih tau ke papa tungguin Saysa ya," ucap Saysa dari dalam kamar mandi.
Setelah melihat putrinya bangun wanita itu segera turun dan menyuruh bibi untuk menyiapkan makanan untuk putrinya itu. "Bi tolong buatin makanan untuk Saysa ya," perintah wanita itu.
"Baik buk," ujar bibi yang sedang berada di dapur.
Wanita itu segera menghampiri suaminya yang sedang bersiap-siap. "Pa Saysa udah bangun, kayaknya sebentar lagi turun," ujar wanita itu sambil membantu suaminya menyiapkan barang untuk bekerja. Setelah semuanya siap lelaki setengah baya itu pergi ke teras rumah sambil menunggu putrinya yang sedang bersiap-siap.
Tak lama kemudian Saysapun turun. "Ma Saysa pergi ya," ucap Saysa yang bergegas menghampiri mamanya sambil mengambil roti dan meminum sedikit susu yang telah dibuat bibi.
"Hati-hati ya sayang," ucap wanita itu kepada putrinya yang sangat terburu-buru dikejar waktu.
Saysa langsung menghampiri papanya yang sudah menunggunya sedari tadi. "Pa maaf ya Saysa bangunnya telat," ucap Saysa yang merasa bersalah.
Lelaki setengah baya itu tersenyum melihat wajah purinya itu.
Saat di dalam mobil Saysa bertanya kepada papanya. "Oh iya pa Virgo mana kok gak bareng," Saysa menanyakan adiknya yang selalu membuatnya kesel.
"Virgo udah pergi dari tadi mang Ujang yang nganter, soalnya Virgo ada acara pagi ini di sekolahannya jadi gak boleh telat," ujar lelaki setengah baya itu kepada putrinya.
Tak terasa mereka pun telah sampai di depan gerbang sekolah, untunglah gerbang sekolah yang sangat tinggi dan besar itu belum ditutup oleh penjaga sekolah. Saysa pun segera berpamitan kepada papanya dan segera turun dari mobil, agar dia tidak terlambat masuk sekolah.
Saysa menyusuri jalan menuju kelasnya, saat Saysa berjalan menuju kelasnya Saysa masih sangat memikirkan kejadian malam tadi yang masih membuatnya kesal sampai saat ini.
"Syaa!," panggil Bella yang berjalan di belakangnya, membuat lamunan Saysa buyar dalam sekejap. "Ngapain lo ngelamun nati kesambet loh."
"Eh lo Bel, kirain siapa," jawab Saysa kepada sahabat baiknya itu. "Gue gak ngelamun kok," Bantah Saysa kepada temanya itu.
Mereka berdua pun sampai di depan pintu kelas yang tertutup itu. Merekapun masuk dan segera duduk di tempat duduk mereka yang berada di barisan paling depan. Mereka berdua adalah murid yang sangat pintar di sekolahan ini, sekolahan mereka berdua adalah sekolahan swasta yang sangat terkenal di Kota Bandung.
Saat berada di kelas Bella bertanya kepada sahabatnya itu, karena ia tau bahwa Saysa sedang merasa kesal hari ini. "Sya cerita dong sama gue, gue kan sahabat lo," bujuk Bella yang sangat penasaran terhadap sahabat baiknya ini.
Saysa pun cerita mengapa hari ini dirinya sangat kesal. "Gini loh Bell, gue kesel banget nih sama Virgo," Saysa bercerita dengat amat kesal kepada adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
RomanceDi kota Bandung yang indah ini tinggalah satu keluarga yang terdiri dari satu orang anak perempuan, satu anak laki-laki dan sepasang suami istri. Mereka hidup bahagia dengan bergelimang harta. Dirumah yang besar tepatnya di tengah kota Bandung mere...