8. Video game & Payung

217 59 99
                                    

▪︎ jangan lupa tap tap ⭐ ya manezzz







































▪︎ jangan lupa tap tap ⭐ ya manezzz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——— • ° ☆ ° • ———

Pukul: 20.12 malam

Malam ini si bungsu Yoon Tengah duduk di karpet sambil menatap ke atas. Tepatnya pada layar TV.

Insiden tadi siang itu sudah ia lupakan. Gadis itu menganggap masalah itu tidak terlalu besar dan bisa diakhiri dengan maaf-maafan tetapi abangnya Jinjin tetap bersikukuh ingin memecat mereka padahal ia sudah melarang, kan kasihan kalau saja mereka yang jadi tulang punggung keluarga lalu akhirnya mereka di pecat mau kasih makan apa keluarga mereka nanti—ini misalnya saja— Jinjin tetap menolak dan pria itu tetap dalam pendirianya jadi akhirnya Nat hanya bisa pasrah saja.

Oh ya, saat ini ia tak sendirian di ruang keluarga ia bersama Sanha yang sedang duduk diatas sofa dengan tangan yang ditekuk. Sedangkan Nat masih saja fokus pada layar TV dengan kedua tangan yang selalu bergerak menekan tombol-tombol dari stick ps-nya. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara yang bergema dari jauh.

"Adekkkkk abang pulangggg." Teriak Bin yang baru saja pulang dari kuliahnya. Melihat adiknya tak menoleh sedikitpun membuatnya mendekat.

"Wihh Abang ikutan dong lagi main video game apaan tuh dek kok seru?" Tanya Bin yang telah duduk di samping adiknya itu.

Nat menoleh sejenak lalu kembali Menatap layar digital yang di depannya. "Adek lagi main Nail Salon Princess Bang, Abang mau ikut?"

"Bang Sanha gak diajak?" Tanya Bin yang melihat adik laki-lakinya itu tengah duduk diam, tetapi sambil mengeluarkan aura-aura gelap nya yang sampai-sampai membuat Bin jadi merinding melihatnya. Sanha yang mendengar namanya disebut pun menatap Abangnya dengan tajam dan juga bibir yang memaju.

"Katanya nggak mau." Ucap Nat dengan polos.

"Ya, kali main salon-salon." Sewot Sanha tiba-tiba.

"Ihh seru tau."

"Enggak."

"Seru."

"Enggk."

"Ei, ei, ei, kok malah bertengkar sih." relai sang kakak, Bin.

"Apaan cuman oles-oles kuku doang nggak ada serunya kalau aduh tonjok kan lebih seru sekalian ngobatin yang darah rendah, ya gak bang?" Omel dan tanya Sanha. Yang ditanya malah cuman geleng-geleng kepala saja.

"Yeee, mana ada tapi... yang abang bilang tadi kayaknya perlu di coba." Kata Nat menghentikan pemainnya membuat Sanha menoleh ke adiknya dan dengan cepat kemudian dia turun dari sofa itu lalu duduk tepat di samping adiknya yang berada di atas karpet.

My Brother AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang