Bagian 15 : Studio tatto

67 7 12
                                    

"Aku tidak tahu dimana ujung jalan ini. Tapi aku harap, dimanapun itu, aku masih selalu bersamamu."

-Alicia Maurine

🍀🍀🍀

Setelah puas menikmati keindahan kota sore itu, Alice dan Noullan memutuskan untuk kembali pulang. Namun sebelum pulang ke rumah kosnya, Alice mampir ke studio Noullan untuk mengangkut semua cemilan dari sana.

"Kamu kenapa sih majang sampah ini? Buang aja, menuhin ruangan aja." Alice hendak meraih jejeran bekas botol-botol minuman keras di sisi dinding. Berniat membuangnya.
Namun tangannya segera dihentikan oleh sang pemilik kamar.

"Ehh jangan dong, yang. Ini tuh bukan sampah, itu tuh pajangan. Seni." Noullan merapikan letak botol-botol kacanya yang sedikit bergeser dari tempatnya.

Kamar pemuda itu memang dipenuhi dengan benda-benda aneh yang beberapa darinya baru Alice lihat pertama kali.
Alice mengerutkan keningnya tak habis pikir. Apa gunanya memajang itu semua.

"Ini apa?" Tangan gadis itu terulur mengambil salah satu botol berukuran sedang. Ia mendongak melihat wajah Noullan.

"Itu tinta." Sahut pacarnya itu, tersenyum.
"Buat nattoin orang sayang. Tinta." Lengkapnya lagi.

"Ohh. Trus, gimana caranya biar bisa tinta ini nempel ke kulit orang?" Pertanyaan polos itu kembali lolos dari bibir mungilnya. Membuat Noullan terkekeh menanggapi.

"Kok diketawain sih?!" Keki gadis itu cemberut.
Ia bertanya karena ia memang tidak tahu.

Noullan kembali terkekeh kecil.
"Kamu beneran gak tahu cara natto itu gimana?" Tanyanya menatap manik di depannya tersenyum.

Alice menggeleng lemah. Ia benar-benar tidak tahu. Noullan tampak berpikir sejenak. Kemudian ia tersenyum sumringah ke arah Alice.
"Gimana kalau kamu ikut aku kerja nanti malam? Aku ada klien nanti." Ajaknya antusias.

"Emang harus malam-malam ya kalau nattto itu?" Tanya gadis itu lagi.

"Gak juga. Tergantung kliennya maunya kapan. Tapi aku juga bisa nolak kalau lagi gak bisa." Jelasnya.

"Ooh gitu. Tapi serius kan akunya boleh ikut? Aku pengen lihat kamu kerja." Cicit Alice memainkan jemarinya.

"Ya bolehlah. Siapa yang berani larang-larang kesayangan aku? Sini aku patahin lehernya." Ucap lelaki itu dengan tampang sok serius.

"Hahah apaan, kamu ih. Ternyata kamu itu gak ada cool-cool-nya sama sekali ya. Di luar aja, sok misterius, sok cool, sok kalem. Eh aslinya mah, konyol juga." Alice tak dapat menahan tawanya.
Entah tawa karena sifat Noullan, entah tertawa karena ia bahagia. Yang pasti, di antara keduanya masih saling berhubungan.

"Itu kan image sayang." Kilahnya, memainkan jembul seksinya.

Alice kembali memperhatikan seisi studio milik pacarnya itu. Mulai dari lukisan-lukisan pada dinding, hingga peralatan yang diyakininya untuk keperluan tatto-menatto.

"Ini obat apa? Kamu sakit?" Alice tiba-tiba bertanya cemas. Matanya tak sengaja menangkap beberapa strip obat yang diletakkan di tepi meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For the Moon & the Night Sky [SEMI HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang