A New Place To Stay (Terjemah)

57 . Shocking And Accidental Discoveries

Sebulan telah berlalu, yang berarti semakin banyak memori yang sudah diberikan Dumbledore mengenai Tom Riddle, namun Harry masih berpura-pura tidak tahu apa pun tentang hal itu. Segala sesuatunya semakin terasa begitu riuh sehingga dia benar-benar lupa tentang apa yang pernah Luna katakan padanya. Ketika dia ingat, dia langsung pergi ke ruang bawah tanah dengan maksud untuk memberi tahu Severus. Dia tidak tahu banyak hal yang penting, tapi itu layak untuk dibagikan. Jika itu adalah Relikui Kematian... itu pasti batunya... batu kebangkitan. Ayahnya telah menyimpan semua Horcrux yang sudah hancur sehingga mereka dapat mengetahui dengan pasti apakah cerita mengenai itu memang benar. Luna percaya pada banyak hal yang tidak pernah dipikirkan oleh siapa pun, tetapi dia tergoda untuk mempercayainya kali ini. Bagaimanapun juga, dia berhubungan dengan Peverell; entah bagaimana mereka telah mengubahnya menjadi Potter. Dia memiliki Jubah Gaib yang sudah berada di dalam keluarganya selama beberapa generasi, itu adalah pusaka keluarga yang berharga. Tidak ada jubah lain yang seperti miliknya, memang ada beberapa jubah tembus pandang, ya, tapi tidak seperti miliknya. Sedangkan Gaunt adalah keturunan dari cabang lain dari garis Peverell, dan mereka memiliki cincin bertanda? Terlalu banyak kebetulan yang terjadi, meskipun Harry tidak begitu menyukainya.

"Aku tidak mengharapkanmu malam ini, apa semuanya baik-baik saja?" tanya Severus, berpaling dari bukunya, menatap ke tempat di mana Harry berada di bawah jubahnya.

"Kau menyimpan Horcrux yang telah di rusak, kan?" tanya Harry melepas jubahnya, meletakkannya di kait dekat pintu. Tangannya yang lain memegangi sebuah buku, tetapi itu bukan sesuatu yang aneh. Harry selalu memegang buku kemana pun dia pergi.

"Ya," kata Severus hati-hati, meletakkan buku itu di atas meja, menatap Harry dengan rasa ingin tahu. "Kenapa?"

"Bisakah aku melihat cincin itu?" tanya Harry penuh harap.

"Baiklah," kata Severus sambil berdiri, dia pergi untuk mengambilnya sambil bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan putranya saat ini.

Harry merosot di kursi, melepas sepatunya dan meletakan bukunya sendiri di atas meja. Menatap buku yang sedang dibaca ayahnya. Itu adalah buku yang dia ambil dari dalam kamar rahasia. Dia memang tidak sering membacanya, karena dia tidak bisa membawa buku-buku itu berkeliling Hogwarts dan membacanya di sembarang tempat. Satu-satunya tempat di mana dia bisa membacanya adalah di sini, tetapi akhir-akhir ini yang mereka lakukan hanyalah berduel, secara non-verbal. Meskipun dia masih melanjutkan kebiasaannya menulis, tentang Zar, dia bahkan menggambar lagi seperti apa penampilannya sekarang. Dia telah mencoba memikirkan judul buku yang menarik, jika dia ingin menerbitkannya tentu saja, tetapi dia tidak akan melakukannya sampai perang selesai.

"Sedang apa kau?" tanya Severus saat dia kembali dengan membawa barang yang diinginkan Harry. Namun dia tidak memberikannya, ingin tahu apa yang sedang direncanakan putranya.

"Lihat lambangnya?" kata Harry sambil menunjuk ke arah batu itu lagi.

"Tentu," kata Severus datar, sambil duduk, apa sebenarnya maksudnya?

"Aku tahu sebulan yang lalu tentang lambang itu, tetapi karena semua yang terjadi setelahnya membuatku lupa. Luna membeli kalung untuk ayahnya, dengan desain lambang itu dan aku bertanya padanya. Neville merasa ragu tapi aku benar-benar mempercayainya, terutama ketika dia mengungkapkan lebih banyak informasi tentang lambang itu." kata Harry.

"Benarkah?" tanya Severus, itu pasti memiliki kebenaran, jika tidak, Harry tidak akan membuang-buang waktu dengan mengungkitnya.

"Apakah kau membaca buku The Tales of Beedle the Bard—Kisah-Kisah Beedle Si Juru Cerita?" tanya Harry.

"Tentu saja, bahkan aku hafal salinan milik ibuku sebelum aku berusia sembilan tahun." kata Severus kecut.

"Lebih khusus lagi tentang Kisah Tiga saudara." kata Harry.