✎. 🍫

1.7K 196 14
                                    


Udara dingin serta suasana yang gelap tentunya membuat siapapun tergoda untuk bermalas-malasan di rumah, menikmati secangkir teh atau coklat panas sembari bergelung dalam selimut—sibuk dengan pikiran masing-masing.

Diluar sana, jalan masih tertutup oleh salju sehingga mempersulit perjalanan memggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi.

Tapi tidak. Pria tampan nan cekal—sebut saja Jaehyun—tengah berjalan seorang diri diantara tumpukan salju yang mulai meleleh.

Tungkai panjangnya menapak tanpa arah, membawanya pergi dari suasana sepi di apartemen.

Di sekeliling banyak spanduk dan lampu berwarna merah muda juga toko bunga yang terlihat padat.

"Bukankah sekarang valentine?"

Ia mendongak. Menatap langit kelabu di atas sana.

Harusnya hari ini menjadi hari yang spesial, namun entah mengapa hatinya seakan mati rasa setelah mendengar kata tersebut.

Valentine.

"Jung Jaehyun!"

Teriakan halus menggaung di telinganya. Jaehyun menoleh ke belakang dimana si sumber suara tengah berdiri dengan tangan membawa sebuah paper bag dan tubuh mungil yang tenggelam di antara jaket tebal berwarna coklat.

Orang itu berjalan menghampiri dengan senyum tipis di wajahnya.

"Eoh, Renjun? Kau disini?"

Pemuda dengan surai coklat dan mata bak rubah itu mengangguk. Terlihat semburat merah menghiasi pipi gembilnya yang menggembung lucu.

Renjun merogoh sesuatu dari dalam tas belanja yang ia bawa. Mungkinkah itu coklat?

"Untukmu"

Si pemuda Jung mengernyit ketika Renjun mengulurkan benda berbentuk persegi panjang yang telah dibungkus kertas putih dengan hiasan pita berwarna violet.

"Kau membelinya?"

Renjun tak menjawab melainkan tersenyum lebih lebar.

Dengan tumit terangkat, kedua tangannya bergerak menangkup rahang tegas milik Jaehyun. Mengusap dengan ibu jari terasa dingin.

Ah Jaehyun merindukan ini.

Merindukan pemuda mungil yang ada di hadapannya. Senyum manis di wajahnya. Afeksi kecil yang selalu membuat jantungnya berdegup kencang.


"Selamat ulang tahun!"




Jaehyun merindukan segalanya.


"Kau mengingatnya ternyata"

Ia balas tersenyum. Ibu jarinya naik mengusap punggung tangan si manis. Mengecupnya lama dan tanpa izin lebih lanjut langsung merengkuh tubuh mungil itu cukup erat.

Jaehyun ingat betul, pada saat salju terakhir yang turun di kota Seoul, mereka memulai segalanya.

Cinta. Komitmen. Janji. Dan bahkan mimpi yang akan diwujudkan bersama. Semua itu terdengar indah dan manis.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang