06. Gila
__________
Biasanya setiap hari minggu tiba, Alula selalu bangun pukul setengah empat pagi, membantu sang bunda memasak nasi uduk. Lalu setelah menjelang pagi, Alula akan selalu menemani Luna berjualan nasi uduk di depan kontrakannya.
Meski harganya tak seberapa dan tidak selalu terjual habis, tapi cukup untuk mereka berdua makan, membayar kontrakan dan membeli kebutuhan pokok lainnya. Luna juga sering menerima jasa cuci baju dan bayarannya lumayan untuk menambah cicilan kontrakan.
Namun, kali ini berbeda dengan hari sebelumnya. Saat ini Alula tengah membantu Luna memasak untuk keluarganya dibantu oleh beberapa maid. Awalnya mereka menolak Luna dan Alula memasak, tapi setelah Luna memberi pengertian akhirnya mereka membiarkan majikannya memasak.
Setelah satu jam berkutat dengan peralatan dapur. Luna meminta Alula agar bersiap karena putrinya itu belum mandi setelah melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sedangkan dirinya sendiri menata makanan di meja makan seraya menunggu yang lain bangun.
"Sayang?" Luna mendongak. Dilihatnya Oberon yang masih mengenakan pakaian tidur berjalan ke arahnya, lantas memeluknya.
"Syukurlah kamu tidak kemana-mana," gumam Oberon.
"Mas, kamu kenapa?" tanya Luna bingung menatap tingkah suaminya.
"Mas takut kamu pergi lagi," Oberon menangkup wajah Luna. Dilihatnya wajah Luna yang semakin dewasa semakin cantik. Jujur saja ia sedikit trauma saat melihat istrinya tidak ada di sisinya saat bangun tidur. Oberon tidak ingin kehilangan Luna untuk kedua kalinya.
Luna tersenyum. "Aku gak akan pergi kalau bukan kamu yang memintaku pergi, Mas."
Oberon menggelengkan kepala. "Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Satu detik pun tidak." Tegasnya menatap dalam kedua netra Luna.
Perlahan Oberon mendekatkan wajahnya pada wajah Luna. Kini matanya fokus pada bibir manis milik istrinya yang sangat menggoda. Ia memejamkan matanya begitu pun Luna.
Sedikit lagi Oberon berhasil mendapat morning kiss dari istrinya jika tiba-tiba saja tidak ada teriakan seseorang.
"ASTAGHFIRULLAH!"
Oberon menatap sang pelaku yang tengah menutup wajahnya dengan kedua tangannya tapi menyisakan celah-celah kecil untuk mengintip.
"Attar ..." desis Oberon kesal.
Attar menyengir. Menatap bunda dan daddy-nya bergantian dengan polos. "Silahkan, dilanjutkan Baginda. Hamba tidak melihat kalian berciuman, sungguh," katanya seserius mungkin.
Oberon memutar bola matanya, sedangkan Luna menundukkan kepala malu karena tertangkap basah oleh putranya.
"Wah! Makan enak, nih."
Tiga pasang mata itu menatap objek yang baru saja tiba di ruang makan.
"Makan banyak nih gue." Dengan mata berbinar, Rigel segera menyendok nasi jika saja tidak ada yang menepis tangannya.
"Nunggu yang lain dulu, Rigel," teguran Oberon membuat laki-laki itu menatap tiga pasang mata yang tengah menatapnya.
"Eh, sejak kapan kalian disini?" Attar mendecih sinis saat melihat tampang sok polos kakaknya.
"Sejak jaman bahula," katanya asal turut duduk di samping kakaknya.
"Bunda," panggil Rigel.
Luna menatap anak tirinya.
"Ini semua Bunda yang masak?" Luna mengangguk.
"Dibantu sama adikmu juga," jawabnya.
Ketiga laki-laki itu sontak melebarkan matanya. "Alula masak?" tanyanya serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spectacular Brother
Dla nastolatkówTerbiasa hidup berdua bersama sang bunda selama 15 tahun membuat Alula Cassiopeia menjadi gadis mandiri dan energik. Tak pernah menekan sang bunda agar memiliki keluarga sempurna. Cukup hanya dirinya dan ibunda tercinta mampu membuat Alula bahagia...