Kala pagi hari yang dimulai dengan mengejapkan setiap angan, aku bermimpi bahwa dirimu adalah satu dari dua perempuan yang selalu membuatku nyaman ketika raga ini berada disisimu. Pagi itu segala hal tentangmu aku tahu. Sgeala hal yang menceritakan segala keluh kesahmu aku pelajari sampai akhirnya aku menjadi bagian dari ceritamu entah kebetulan atau disengaja intinya aku ingin lebih dari itu. Bukan sekedar cerita semata tapi juga kehidupan yang ingin aku bangun bersamamu. Tapi takdir berkata yang sejujurnya dan harapan tinggal angan angan semata. Tapi tak apa karena bagiku kebahagianmu adalah utama untukku.
Sore diceritakan kala aku pertama kali nya bertemu engkau setelah lamanya perpisahan yang membuat diri ini tak bisa bertemu. Sulit emang aku hanyalah sebutiran kertas yang kamu tumpuk paling bawah, sehingga sebegitu tak terlihat nya perasaan ini jika harus diungkapkan kepadamu. Aku tak menyalahkan keadaan, aku pun tak akan menyalahkan takdir yang telah begitu runtutnya membawa ku bertemu berkisah dan membuat cerita untukmu. Begitu indahnya takdir jika aku mampu mendalaminya walaupun itu sakit untukku.
"Kamu apa kabar ? "
Tanyaku sambil merenung apakah aku pantas disituasi saat ini. Saat itu engkau yang sedang berjuang akan kesehatanmu aku melihat dan aku merasakan bahwa apa yang kau alami membuat orang sekitarmu sedih terutama aku. Saya tau awal perjumpaan yang diri ini tak pernah mengenal perasaan mu tapi entah mengapa setelah kita ingin berpisah aku merasa dekat kepadamu, aku bertanya kepada diriku sendiri lagi dan lagi kenapa perasaan ini muncul ketika kita ingin berpisah. Dan ya aku pun tak tahu jawabannya yang bisa menjelaskan ini semua.
"Baik, kalau kamu apa kabar ? " saat itu aku merasa senang ketika kamu mau merespon apa yang aku tanyakan.
"Baik alhamdulillah" jawabku dengan agak sedikit kaget dan senang tentunya.
Tapi juga tak terlalu lama karena pada dasarnya itu hanyalah respon biasa yang diberikan orang orang indonesia ketika bertemu sapa.
Wajahmu yang berusaha baik baik saja aku tahu dan aku paham akan hal itu. Kamu menyembunyikan rasa sakitmu kepada aku dan teman teman.
Aku bilang pada diriku sendiri bahwa perasaan ini betul adanya dan ingin aku ungkapkan. Tapi tidak hari itu juga. Melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk diri ini mengungkapkan padamu. Kecelakaan yang kau alami mungkin sudah bertanda jawaban yang nanti akan ku dengar. Maka aku memutuskan untuk diam dan ku pendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAGIAMU ADALAH UTAMAKU
Short StoryAda yang pernah memendam rasa sampai akhir perpisahan disekolah ? Ya seperti lah pasti teman teman tau ya bagaimana rasanya. Tapi itu tadi cerita ini sekilas yang pasti pernah kalian alami. Dan itu tadi kembali di diri kita lagi bagaimana kita menga...