Ayah Lukas POV :
Hari ini adalah hari istimewa untuk putri tunggalku Vanilla.
Hari ini dia telah resmi lulus dari sekolahnya.
Vanilla adalah anak yang rajin dan berprestasi.
Dia selalu mendapatkan juara kelas, dan sering memenangkan kompetisi debat bahasa Inggris. Intinya, dia adalah satu-satunya putri kebanggaanku.***
Setelah menemani Vanilla ke acara kelulusannya, kami pulang kerumah. Sebenarnya aku ingin memberikan hadiah kelulusan untuknya.
Aku sudah menyiapkan hadiah yang kusimpan di bagasi mobil.
Selama ini dia sudah menginginkan benda ini, dan aku juga sudah menyisihkan gajiku untuk membelikannya benda ini.
Aku berharap dia senang dengan hadiahnya.Sepertinya anak muda jaman sekarang sangat suka menggunakan benda kotak ini.
Aku sering melihat mereka menggunakannya untuk berfoto ataupun melakukan hal yang disebut video call.
Yah meskipun aku tidak terlalu tahu banyak tentang benda ini, setidaknya aku tidak ingin putriku diejek orang lain karena tidak memilikinya.Jadi..
Aku akan beralasan mengambil laundry, lalu memberinya kejutan di rumah.
Tapi sebelum itu, aku harus mengambil pesanan kue dulu di toko roti Blossom Bakery. Tentu saja toko roti favorit putriku Vanilla.***
"Oke.. Hadiah sudah siap. Kue juga sudah siap. Mari masuk dan kejutkan putriku."
Aku masuk kedalam rumah dengan keadaan pintu terbuka lebar.
Hm.. aneh, tidak biasanya Vanilla tidak menutup pintu rumah."Nak?"
Aku panggil putriku tapi tidak ada yang menyahut.Ketegangan muncul di dalam perasaanku.
Jangan-jangan...
Aku berlari kecil dan terhenti ketika melihat putiku duduk di sofa ruang tamu.Perasaan tegang yang kurasakan hilang sekejap dan tergantikan dengan perasaan lega.
"Ya ampun Nak.. kamu itu bikin ayah jantungan saja. Kenapa tidak menjawab panggilan ayah tadi?
Ayah pikir ada orang asing yang masuk kedalam rumah".Aku penghampiri putriku yang terlihat sedang bengong.
"Nak? Vanilla?? Kenapa kamu bengong?"Putriku menoleh kearahku dengan tatapan bertanya-tanya.
Ada apa ini? [Batinku]Vanilla menyodorkan sepucuk surat yang ada di tangannya.
Aku meraih surat tersebut dan membacanya."Dear Lukas,
Apa kabarmu Luke?
Ini aku bibi Camelia.
Aku harap kau baik-baik saja disana.
..."Apa?!
Surat ini...
Camelia??
Surat ini dari bibi Camelia??!Aku meraih amplop surat yang tergeletak di atas meja dan memastikan orang yang mengirim surat ini dengan orang yang ku kenal adalah orang yang sama.
Kemudian aku membaca kembali surat itu.
Surat ini.. sepertinya memang dari bibi Camelia.Kemudian aku teringat putriku.
Pandanganku beralih dari surat ke wajah putriku, Vanilla.Terlihat sekali diwajahnya kalau dia sangat penasaran dan ingin tahu tentang kebenaran dari surat ini.
Sebenarnya aku sudah menduga bahwa 'hari ini' akan terjadi.
Tapi aku tidak tahu bahwa 'hari ini' datang lebih cepat dari dugaanku.Aku mengambil posisi duduk bersebrangan dengannya.
"Nak, apa kamu sudah membaca isi surat ini?"Putriku mengganggukkan kepalanya.
"Semuanya? Dari awal sampai akhir?"
Putriku menggangguk lagi.
"Lalu, ada yang ingin kamu tanyakan pada ayah?"
Putriku terdiam.
"Ayah akan menjawab semua pertanyaanmu".
Putriku mulai membuka mulutnya,
"Siapa itu Camelia Van Dulcan?"
Pertanyaan yang sudah kuduga-duga.
"Camelia Dulcan adalah.. seorang yang sudah seperti seorang ibu bagi ayah".
"Apa maksudnya, Yah?"
"Sebenarnya.. ayah pernah tinggal di Inggris. [Vanilla terlihat sangat terkejut dengan fakta ini. Aku memang tidak pernah menceritakan hal ini. Tapi aku tahu, suatu saat nanti putriku harus mengetahui semuanya. Dan mungkin hari ini lah waktu yang tepat. Dan aku akan menceritakan semuanya.]
Cukup lama, sekitar 15 tahun.
Ibu kandung ayah adalah seorang orangtua tunggal. Jadi ayah selalu ikut kemanapun ibu ayah bekerja.
Saat itu Ibu bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga dan melayani seseorang yang cukup berpengaruh disana saat itu.
Ibu adalah seorang yang sangat bekerja keras. Dan terkadang setelah ayah pulang sekolah, ayah akan pergi ke tempat ibu ayah bekerja dan membantunya disana.Lalu beberapa tahun setelah itu ibu ayah meninggal dunia, saat itu ayah masih sangat muda.
Karena ayah masih sekolah, dan ayah tidak memiliki kerabat disana, kemudian ayah diasuh oleh 'orang itu'.
Orang yang menjadi tuan rumah di tempat ibu ayah bekerja.
Beliau bernama Camelia Van Dulcan.
[Aku melihat reaksi putriku yang tidak berubah. Wajahnya masih memperlihatkan ekspresi serius.]Nyonya Dulcan, atau yang sering ayah panggil dengan nama Bibi Camelia ini adalah orang yang sangat ayah hormati. Beliau sudah seperti orang tua ayah sendiri.
Beliau memberi ayah tempat tinggal yang nyaman, makanan yang enak, dan tentu saja.. pendidikan yang layak.
Setelah 15 tahun ayah tinggal disana, ayah memutuskan untuk kembali ks Indonesia.""Jadi begitulah hubungan antara ayah dengan nyonya Dulcan".
Aku melihat putriku masih menampakkan raut wajah serius.
Namun, tiba-tiba dia menanyakan sesuatu yang membuatku bingung harus menjelaskannya bagaimana."Ayah? Kalau begitu, apa hubungan antara aku dengan nyonya Dulcan ini?"
"Disurat itu tertulis bahwa aku adalah cucu dari orang ini. Apa maksudnya ini? Apa.. apa aku sebenarnya bukan putri kandung ayah?"Dengan berat hati aku harus mengatakan semuanya.
"Nak.. pertama-tama, ayah ingin kamu tahu bahwa, kamu adalah putri ayah. Apapun yang terjadi, kamu tetaplah putri ayah. Mengerti?"Putriku mengganggukan kepalanya.
"Jadi.. Vanilla..kamu memang bukan putri kandung ayah, Nak.
Dan Camelia Van Dulcan memang benar adalah nenekmu.""APA?!"
Aku melihat raut wajah putriku berubah. Aku bisa melihat kalau dia sedang terkejut, marah, dan sedih.
Maafkan ayah ya Nak..
Bahwa ayah menyembunyikan hal ini darimu.
Tapi ayah melakukan ini juga untuk melindungimu dari mereka, dan tentunya juga atas perintah nenekmu, nyonya Camelia Van Dulcan..
.
.
.
.
Tbc 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The City : London I'm Coming!
Teen FictionVanilla seorang gadis berambut kriting yang baru saja lulus SMA tiba-tiba mendapatkan kiriman surat. Anehnya, surat itu dikirim dari Inggris! Isi surat tersebut mengatakan bahwa Vanilla harus pergi ke London untuk menemui si pengirim surat yang men...