05. ribut

4.7K 654 10
                                    

Happu reading:)

🌹🌹🌹🌹🌹

chapter 05. i don't want our relationship make you argue with your parents
.
.
.
April 19, 2021

🌹🌹🌹🌹🌹

“Terus ini gimana, sayang? Daddy ngelarang aku pergi dan mommy nggak bisa bantu, aku malah disuruh belajar di rumah.”

Jennie tersenyum gemas melihat betapa lucunya gadis Thailand itu saat merengek manja karena tidak diperbolehkan pergi. Kemarin mereka memang membuat janji untuk pergi jalan-jalan bersama sekalian makan malam di luar, tapi baru saja Lisa mengajak video call dan melapor bila dilarang pergi oleh daddynya.

“Aaaahh aku harus gimana? Aku mau jalan sama kamu,” rengeknya lagi dengan wajah memelas.

“Lisa—”

“Sayang!” koreksi Lisa tegas.

Lagi-lagi Jennie dibuat tersenyum. “Iya-iya, sayang,” koreksinya. “Kalo kamu emang dilarang pergi aku nggak masalah kok janji kita dibatalin, mungkin diganti lain kali aja atau besok pas malem minggu,” usul Jennie untuk menenangkan kekasihnya yang ngambek seperti anak kecil saat tak dituruti keinginannya.

Lisa berguling-guling di kasurnya seraya menendang-nendang selimut hingga akan jatuh. Ia berprotes, “Nggak mau! Aku maunya sekarang, aku udah kangen sama kamu.” Lisa memajukan bibir agar terlihat imut.

Terus sayang mau gimana?” tanya Jennie, ia benar-benar tak mau bila janji mereka membuat Lisa membantah larangan orangtuanya.

Lisa mengarahkan kamera depan ponsel ke bibirnya yang menekuk ke bawah lalu ke lubang hidung yang berlagak menarik ingus seperti orang saat menangis. Ia perlihatkan seluruh wajahnya kemudian mengedipkan mata cepat.

“You're so cute,” puji Jennie sambil tersenyum menahan diri untuk tak mencubit layar HP sebagai ganti pipi Lisa.

“Aahhhh!” rungut Lisa jengkel, ia sedang marah juga malah digombali. Huh. “Aku mau kabur ajalah, sekali-kali aja nggak masalah daripada janji kita dibatalin,” tuturnya final. Ia segera bangun hendak bersiap-siap, tapi dihentikan begitu saja oleh panggilan Jennie. “Kenapa?”

Gadis di layar ponselnya itu malah tersenyum teduh dan berkata, “Lisa, sebuah janji itu emang harus ditepati, tapi kita juga perlu lihat kondisinya gimana dulu. Kalo kondisi emang memungkinkan buat nepatin janji ya nggak pa-pa, silakan aja, tapi kalo nggak ya nggak usah dipaksain.”

“Udah deh to the point aja, kamu mau ngomong apaan?” tanya Lisa tak ramah.

Kalo kamu nggak mau jadi yang ngebatalin janji, ya udah biar aku aja, kita batalin aja ya jalan malem ini, aku capek mau tidur,” kata Jennie lalu pura-pura menguap ngantuk, tapi wajah Lisa malah semakin datar.

“Males!” cibir gadis itu.

“Sayang denger ya, kita sekarang emang udah pacaran, tapi aku nggak mau status itu buat kamu jadi belajar ngebantah perintah daddy,” nasihat Jennie membuat Lisa seketika terdiam, raut mukanya langsung berubah murung dan hatinya dipenuhi rasa bersalah. “Jangan pernah prioritasin aku di atas orangtua kamu ya, prioritasin aku di tingkat yang semestinya aja.”

Mendengar betapa pengertiannya sang kekasih membuat Lisa tersenyum tipis lalu mengangguk. “Makasih ya.”

🌹🌹🌹🌹🌹

How's your day, guys? I hope y'all had a good day🤍

xoxo,
nia.

sweet love ➳ JENLISA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang