Chapter 16 Bagian 5 "Der Tiger und der Wolf"

265 69 1
                                    

*Putar lagu di atas buat tema part ini.

Gambar kiri Geertruida (Wolf), gambar kanan Tantri (Tiger)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar kiri Geertruida (Wolf), gambar kanan Tantri (Tiger).

POV Tantri

Smartphoneku dari tadi bergetar, tapi aku tidak dapat menjawabnya sama sekali. Aku yakin itu mungkin Ilya atau Reis. Maafkan aku, aku tidak dapat menjawab telpon kalian karena aku sedang bertarung dengan seseorang di dalam toilet umum wanita tempat aku bersembunyi yang berada cukup jauh dari tenda acara Pasar Malam Besar.

Orang yang sedang berdiri di hadapanku adalah seorang wanita yang memiliki rambut pirang keputihan, mata dengan iris biru yang sedingin es serta wajah yang tersenyum licik menunjukkan aura pembunuhnya. Dia memakai jaket kulit hitam dan celana serta sepatu taktis yang berwarna serupa. Apakah dia salah satu anggota SSE yang diceritakan ayah?

Sebelum aku ketahuan, saat aku sedang bersembunyi di dalam salah satu bilik toilet duduk, seseorang menggedor-gedor pintu bilik toilet tempat aku bersembunyi. Aku tidak ingin keluar sehingga aku berteriak padanya bahwa urusanku belum selesai.

Tiba-tiba saja, aku mendengar samar-samar suara sebuah pistol dikokang. Lantas reflek ku langsung memicu tubuhku untuk segera bangun dan membuka pintunya. Saat aku membuka pintunya, orang yang menunggu di depan bilik toilet duduk tempat aku bersembunyi sedang menodongkan pistolnya ke tubuhku. Aku langsung memegang tangannya dan menariknya ke atas, mengarahkan moncong pisol yang ia gunakan ke langit-langit.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar suara letusan pistol. Aku berusaha merebut pistol yang berada di genggamannya dengan menyundul kepalanya menggunakan dahiku sekeras yang aku bisa. Terdengar suara tulang retak kemudian, orang yang aku hadapi langsung menutup hidungnya dengan tangan kirinya. Aku langsung merebut pistolnya dari tangan kanannya saat fokusnya pecah, menyikut perutnya sehingga ia terdorong ke belakang. Sekarang pistol yang tadi ia pakai berada di genggamanku.

Beberapa detik matanya menatapku dan dengan menggunakan tangan kirinya yang sedang menutupi hidungnya, ia meluruskan hidungnya kembali secara paksa. Ia menyeringai sinis padaku kemudian menyapaku yang sedang menodongkan pistolnya yang berada dalam genggaman tangan kananku.

"Goedenavond (Selamat malam), Tantri Annie Dekker, berusaha ngegagalin pengeboman ya?"

"Dari mana kamu tau namaku? Siapa kamu?" tanyaku padanya.

"Aku yakin temenmu yang namanya Ilya Kozlovsky udah ngasih tau kamu mengenai identitas ku, hmmm?" ujarnya berbalik bertanya padaku.

"Salah satu dari Breivik bersaudari?" tanyaku padanya.

"Betul! Izinin aku ngenalin diri, aku Geertruida Breivik. Aku seneng bisa ketemu kamu, Tantri Annie Dekker." ujarnya memberikan gestur sedikit membungkuk.

Bahkan dihadapan kematian, orang ini masih bisa bermain-main seperti itu. Sebelum aku melawannya dengan tangan kosong seperti yang sedang kulakukan sekarang, aku ingin langsung membunuhnya dengan pistol yang berada dalam genggamanku hanya saja saat aku menarik pelatuknya tidak terjadi apa-apa dan saat itu terjadi, pertarungan kami berlanjut.

Antara Darah Dan Hati 2 Dream RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang