"Kak..."
"Hmm"
"Nanti malem pergi bareng aku ya?"
"Engga"
"Kakkkkkk~"
"Yeri, diem"
Yeri refleks berhenti menarik-narik tubuh kakaknya yang sedang serius menonton youtube itu kemudian menghembuskan nafas pelan.
"Kakk, dateng yaa???"
"Ck, males kakak tuh, Yer! Kamu sendiri aja kenapa sih???"
"Tapi Juyeon ngundang kakak juga, masa aku dateng kakak gak dateng?"
Joy menghembuskan nafasnya pelan. Dari tadi adiknya itu terus mengikutinya dan memaksanya untuk datang ke acara ulang tahun yang sebenarnya tidak ingin Joy datangi. Alasannya? Apalagi kalo bukan malas.
"Aku beliin PC Chenle yang kakak mau deh, gimana??" tawar Yeri, membuat Joy langsung menghentikan video yang sedang ia tonton.
"Beneran?"
"Hmm"
"Oke, deal!" seru Joy semangat, membuat Yeri berdecak kesal. Padahal kakaknya itu bisa membeli sendiri PC yang diinginkan dengan uang sendiri, tapi karna sifat kakaknya yang kelewat hemat itu membuat Yeri harus merelakan uangnya.
"Tapi, Yer, kamu engga lagi ngerencanain sesuatu kan?" tanya Joy dengan wajah serius.
"H-hah, ngerencanain apaan? Engga kok!"
"Oke"
Yeri diam-diam menghembuskan nafas pelan sambil menggerutu dalam hati.
"Pokoknya lo harus ganti uang gue, Jae!"
🎉🎉🎉
"Yer, ini kita telat gini, gak usah dateng aja gimana?"
"Ish, masa gitu, gapapa kok, aku punya privilege, tenang"
"Ck, iya deh iya"
Joy refleks bernafas lega saat orang-orang terlihat sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Itu artinya, tidak akan ada yang menyadari kehadirannya yang cukup terlambat.
"Juyeon!" Yeri memanggil Juyeon yang terlihat sedang berdiri di dekat stan minuman bersama teman-temannya sambil sesekali tertawa
"Woy, akhirnya datang juga! Liat jam gak sih lo???"
"Apasih kakek-kakek berisik!" protes Yeri, membuat orang-orang yang ada di dekatnya tertawa.
"Kurang ajar lo! Ini tuh fashion tau!"
"Terserah lo Eric, gue gak mau tau!" Yeri menarik tangan Joy, membawanya mendekati Juyeon.
"Juyeonn, sorry telatt, tadi ada kecelakaan—"
"Hah?!?!Joy lo gapapa??!"
Baik Yeri, Juyeon, maupun Joy refleks menoleh, menatap laki-laki yang tiba-tiba datang dengan wajah panik. Padahal, seingat Yeri tadi, laki-laki itu sedang memilih puding di stan sebelah
"Ck, apasih lo?? Makanya kalo orang lagi ngomong tuh jangan main motong seenak jidat!" Yeri memukul pelan lengan laki-laki itu beberapa kali yang dibalas permohonan ampun.