[BAB 2] Chapter 24-Kesepakatan

203 27 15
                                    

Kaminari POV

Toga menghunuskan pisaunya tepat 1 cm sebelum mengenai leherku dan berkata "jangan berteriak atau kalian berdua mati".

.

.

.

.

.

Aku menatap ibu ku yang masih terbaring tak sadarkan diri dengan tangan Shigaraki berjarak tidak jauh dari wajahnya, aku dengan gemetar berkata "kumohon, jangan lakukan itu pada ibu ku", Shigaraki menjauhkan tangannya dari wajah ibu ku dan lalu berkata "kalau begitu mari kita buat kesepakatan, jika kau setuju aku akan membiarkan ibu mu hidup".

Kesepakatan? apakah aku diminta untuk bergabung dengan liga penjahat kembali? atau bahkan mereka akan langsung menjadikanku Nomu? aku tidak peduli apapun itu yang penting aku bisa menyelamatkan ibu ku walau harus melakukan apapun.

Shigaraki berkata "hei nak, apa kau mendengarkan?", aku yang masih gemetar dengan keringat dingin mengalir deras sedikit mengangguk, Shigaraki lalu berkata "jadi begini, kau tahu kan beberapa anggota liga penjahat disampingku baru saja kabur dari penjara Tartarus?", aku menjawab "i-iya?", Shigaraki melanjutkan "dan kau tahu kenapa mereka bisa ditangkap dan berada disana?".

Aku menjawab "kenapa?", Dabi lalu menendang dan menginjak kepalaku hingga kepalaku membentur lantai dan mengeluarkan darah dari dahiku, Shigaraki kemudian berkata "ini semua karena temanmu itu, seorang gadis dengan quirk suara, siapa namanya? Kyouka Jirou kalau tidak salah", aku lalu bertanya "l-lalu apa hubungannya denganku?".

Shigaraki tersenyum lalu berkata:

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Aku ingin kau membunuhnya".

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Iris mata ku melebar begitu mendengarnya, aku menangis dan bersujud kepada mereka dengan air mata mengalir deras dan memohon "kumohon, apapun itu asal jangan meminta ku untuk membunuh Kyouka", Dabi menendang pinggangku dan kemudian menginjak kepalaku, Shigaraki mendekatkan telapak tangannya keatas wajah ibu ku.

Shigaraki berkata "hei nak, ini penawaran bagus loh, jika dulu kami menawarkanmu bergabung dengan liga penjahat yang harus sedia membunuh orang setiap hari, kini kami menawarkanmu cukup membunuh satu orang dan selesai, tetapi jika kau masih menolak mungkin kau tidak sayang dengan ibu mu", ucapnya mendekatkan telapak tangannya kearah wajah ibu ku.

Aku berteriak "BERHENTI!!!", aku bertumpu pada kedua tanganku ke lantai dan menunduk dengan air mata menetes deras ke lantai dan kemudian berkata dengan gemetar:

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"B-baiklah, aku,,,... aku akan m-membunuh Kyouka".

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Shigaraki tersenyum lalu menjauhkan tangannya dari atas wajah ibu ku dan berkata "keputusan bagus, kuberi waktu sampai dua hari, jika kau masih belum membunuhnya juga pada saat itu, maka sama saja kau telah membunuh ibu mu sendiri", ucapnya padaku yang masih bertumpu di lantai.

Shigaraki berkata "ngomong-ngomong mari kita atur rencananya, jadi paling lambat dua hari lagi kau harus membunuhnya sambil merekamnya dengan kamera, dan kemudian kau harus mengirim video rekamannya pada kami sebelum tengah malam besok lusa atau kau paham sendiri akibatnya", ucapnya padaku yang masih terjatuh menatap lantai sambil menangis mendengar perintahnya.

Shigaraki lalu menambahkan "oh iya, jika kau mencoba melapor pada polisi, maka kami akan tahu itu lewat mata-mata kami dan kami akan langsung kembali kesini untuk membunuh ibu mu dengan kabut teleportasi milik Kurogiri".

Shigaraki kemudian berkata "baiklah Kurogiri, ayo kita pulang sekarang", ucapnya disusul Kurogiri yang membuka portal kabut teleportasinya dan kemudian mereka semua berjalan masuk dan menghilang meninggalkan aku yang masih bertumpu di lantai menangis deras dan ibu ku yang masih tak sadarkan diri di kasurnya.

Aku berdiri dan kemudian mengusap air mataku dan juga darahku yang mengalir, kemudian aku berjalan kearah ranjang ibu ku dan kemudian menciumnya, lalu aku menangis dan berkata "maafkan aku ibu, tapi hanya ini yang bisa kulakukan untukmu", ucapku sambil menggenggam tangannya, air mataku mengalir ke tangannya dan aku berkata "mungkin kau memilih mati daripada melihat anakmu menjadi seorang pembunuh, tetapi aku tidak ingin kehilanganmu sekarang".

Kemudian aku mencium kening ibu ku kembali dan berkata "sampai jumpa, aku pulang", ucapku kemudian berjalan membuka pintu kamar dan berjalan keluar dari rumah sakit, diluar sedang hujan deras tapi aku memilih tetap berjalan pulang dibawah guyuran air hujan, aku berjalan kebasahan tanpa memedulikan apapun dengan air mata yang mengalir deras, untungnya air mataku disembunyikan oleh guyuran air hujan.

Aku berpikir apakah seharusnya tidak perlu ada yang menyelamatkanku agar keluar dari penjara? bukankah jika hanya seperti itu para penjahat sudah puas dan tidak akan mengganggu keluargaku dan teman-temanku? sekarang aku bebas tetapi sebagai gantinya nyawa ibu ku dan Kyouka sedang terancam, dan aku sendiri yang harus memilih dan membunuh salah satu dari mereka.

Aku ingin langsung melompat saja dari jembatan atau berlari ketengah jalan dan berharap agar ada truk yang akan menabrak ku dan aku mati, tetapi jika aku mati sekarang justru para penjahat akan membunuh ibu ku dan Kyouka sekaligus, sepertinya aku benar-benar tidak punya pilihan lain selain membunuh Kyouka, mungkin setelah aku membunuh Kyouka aku akan langsung melakukan bunuh diri saja.

Saat sedang sedih memikirkan ini semua tiba-tiba ada seseorang yang memayungi diriku dan dia berkata "Denki?", aku menoleh kesumber suara dan melihat ternyata itu Kyouka.

im for you & you for me (Boku no hero academia-Kamijirou fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang