BBOP #8 - REVISI

13 4 12
                                    

"Lo ngapain si bawa gue ke UKS? gue gapapa, seharusnya lo bawa Langit kesini bukan gue." Alyne menatap Rangga protes.

"Itu tangan lo merah Lin." Rangga membuka UKS mendapati beberapa anak PMR yang sedang bertugas.

"Obatin dia." Rangga menyerahkan Alyne kepada salah satu anak PMR.

Cewek dengan name tag Sarih itu mengajak Alyne duduk ditepian kasur UKS, ia melihat lihat tangan Alyne yang memerah.

"Ini kenapa bisa merah?"

"Gue tadi cuman dicengkeram aja."

Sarih mengangguk paham, "Ini ntar sembuh sendiri kok gausah khawatir, Din ambilin teh anget."

Dina sang teman mengangguk, lalu mengambil kan teh hangat untuk Alyne.

"Minum dulu."

"Thanks ya." Alyne meminum teh itu, lalu menatap Rangga yang sadari tadi menatapnya lekat.

"Apaan?" Rangga menatap Alyne bingung.

"Lo ngapain liatin gue?"

"Suka suka gue lah."

Alyne mendengus, lalu menaroh gelas yang tadi berisi teh itu ke meja.

"Gue pinjem Betadine sama kapas dong." pinta Alyne.

Ia tau sekarang Langit pasti sedang kena hukum lari atau hormat di lapangan, tapi ia merasa khawatir karna pasti nanti saat pulang kerumah sang bunda akan menanyakan perihal luka yang ada diwajahnya.

"Buat apaan?" tanya Sarih.

"Buat si Langit, gue ambil sendiri aja deh dimana?" Alyne bangkit dari duduknya.

"Bentar gue aja," cegah Dina lalu mengambilkan yang Alyne mau dikotak P3K.

"Nih."

"Ntar gue kembaliin kok." Alyne pamit lalu mengajak Rangga kelapangan.

***

Bu Yanti membuka pintu BK, menyuruh Langit dan Asta masuk dan duduk.

"Loh Langit Asta? kalian kenapa lagi?" tanya Bu Sila-guru baru BK yang bisa dikatakan masih muda di antara guru guru yang lain.

"Ini lo Bu, mereka bikin ulah lagi." Bu Yanti, duduk dihadapan Langit dan Asta.

"Jadi kalian mau saya hukum gimana lagi?"

"Gini aja Bu, lari lapangan kek biasanya aja." celetuk Asta yang langsung mendapat jitakan dari Langit.

"Hormat ke bendera aja njir! lari capek."

"Lari aja goblok! Hormat bikin panas."

"Kalian ingin ibu laporin ke orang tua kalian lagi?" Langit dan Asta menoleh ke Bu Yanti.

"Kalau bisa si gausah Bu." sahut Langit, membuat Bu Yanti mendengus.

"Saya catat dibuku BK kalian, sekarang kalian Hormat dilapangan sampai bel istirahat."

"Yah.." Asta menatap kesal ke arah Langit, yang membuat Langit memeletkan lidahnya mengejek.

Langit dan Asta berjalan malas menuju lapangan, didepan mereka sudah ada Bu Yanti yang akan mengawasi mereka sampai di lapangan.

"Hormat sampai bel istirahat! sampai kalian ketahuan saya tidak ada disini, saya laporin ke orang tua kalian perihal tadi!" Bu Yanti pergi meninggalkan mereka.

Friend To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang