Kisah Baru 30 - Kamu Berhak Bahagia

828 63 24
                                    

Gelap sudah mengganti sinar senja dan Betrand masih disana, menatap angkasa yang perlahan mulai berganti warna. Ada begitu banyak hal yang telah ia lewati bersama Ayah dan Bundanya, bersama kedua adiknya, bersama keluarganya disini dan pula keluarganya disana. Ada rindu yang semakin menumpuk dan pula ada hangat yang semakin menutupi luka di hatinya. Betrand tidak pernah berpikir bahwa waktu berlalu sedemikian cepatnya, banyak hal yang ia lalui dari bagaimana dia survive dengan hidupnya, menerima cinta dengan begitu melimpah, juga mendapatkan keutuhan yang sudah sejak lama ia panjatkan dalam doa.

Masih begitu hangat diingatannya, bagaimana hari-hari yang ia lalui terus dilimpahkan cinta dari ketika ia bangun tidur sampai ia kembali tidur lagi. Ayah dan Bundanya selalu ada bersamanya, mencintainya juga menyayanginya sepenuh hati. Dengan itu Betrand merasa cukup hingga hari itu tiba ketika hatinya kembali dilimputi rasa ragu saat melihat bagaimana air mata keluarganya di sana tumpah, bagaimana kesedihan juga kebahagiaan itu menguar.

Semua tampak sama di matanya, ingin rasanya tetap di sana dan melupakan semua disini namun nyatanya dia tidak bisa, cinta disini memintanya untuk tetap disini, meraih dan memeluk semua ketulusan yang telah mereka berikan.

"Koko kangen Oma, Opa. Baik-baik di sana seperti koko yang selalu bahagia di sini"

Betrand menghapus jejak air mata yang mengalir deras di pipinya, sesak sekali rasanya tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menumpuk rindunya dan mendoakan kebahagiaan Oma dan Opa disana.

"Koko bahagia banget di sini, Oma. Kalian jangan khawatir koko gak sendiri lagi, koko gak perlu nyari belut lagi, koko gak perlu jalan kaki lagi ke sekolah. Oma, Opa koko bahagia banget sama Ayah, Bunda"

Terhitung, 8 bulan sudah ia di sini, tinggal bersama Ayah dan Bunda, menerima limpahan cinta dan kebahagiaan, juga melewati hari demi hari dengan banyak belajar dan bahagia. Melewati kejadian demi kejadian ajaib dimulai dari Ulang tahun Ayah, Ulang tahun Bunda, Shooting ke sana-sini, jalan-jalan, ke luar negeri, upacara adat, sidang pengesahan pemindahan hak asuh, shooting vidio clip, liburan keluar negeri, mendapat nama baru sampai hari ini, dia masih merasakan cinta yang sama. Cinta yang ia dapatkan beberapa bulan lalu.

"Maafin koko, Bunda"

Tapi, percayalah memang semua tampak sempurna. Kebahagian yang ia rasa nampak tiada celah tapi sesungguhnya semua yang ia pikir telah berakhir ternyata masih tinggal dan sekali lagi memberinya luka. Sakit sekali sampai ia tak sanggup menahan segala isakan yang pendam.

Hari itu, ketika ia tahu bahwa hadirnya, bahwa ketulusan peluknya, bahwa cinta yang ia punya telah berhasil memberi luka pada Bundanya. Dia masih ingat jelas bagaimana kata-kata kasar itu terlontar tanpa saringan dan melukainya dengan lebih dalam.

"Emang si Betrand Peto sangean wkwk"

"Itu si Sarwendah paling udah di ajak ngent*t kali haha"

"Rem*s nak ahh"

"Bangke si anjing wkwk"

Hari itu, sekali lagi dunianya hancur, hari itu sekali lagi semua usai, hari itu sekali lagi Betrand memilih untuk menghindar dari Bundanya, tak lagi memeluk seperti biasanya bahkan untuk sekedar menatap mata Bundanya. Ia takut, demi apa pun hari itu...

"Maafin koko, Bunda hiks"

Betrand kembali menatap pekatnya angkasa di atas sana, gelap sudah mengambil alih sepenuhnya tapi ia masih beta di sana, menatap angkasa dan berdoa pada semesta. Semoga setelah hari ini, tak lagi ada air mata yang tumpah, semoga untuk hari ini dan hari-hari selanjutnya dia tetap di sini bersama Ayah dan Bundanya yang telah dengan luar biasa melimpahkannya cinta.

Sempurnakan Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang