Ayah dan Ibu

4.5K 267 13
                                    

Sudah hampir satu bulan semenjak Naruto dan Hinata resmi menjadi orangtua. Meski baru pertama kali menjalani peran sebagai seorang ibu, Hinata tak menemukan kesulitan dalam mengurus buah hatinya, sebaliknya Naruto justru terlihat selalu kewalahan jika diminta Hinata untuk mengurus Boruto lebih tepatnya selalu terlihat panik.

Seperti hari ini, Naruto diminta Hinata untuk mengurus Boruto sebentar karena Hinata harus pergi berbelanja ke pasar. Sebenarnya Naruto sudah menawarkan diri agar dia saja yang pergi ke pasar tapi Hinata tak membiarkannya karena Naruto selalu saja membeli sesuatu dengan jumlah yang sangat banyak dengan alasan agar Hinata tak perlu selalu ke luar untuk membeli tapi menurut Hinata itu sama saja dengan buang-buang uang karena terkadang Naruto membeli barang yang tidak perlu atau tidak terlalu dibutuhkan.

"aduh sayang kenapa? apa kau lapar? Tadi kan ibu sudah memberimu susu" Naruto menggendong sang anak yang sedang menangis, berusaha untuk membuatnya diam "Boruto kenapa, cup.. cup.. diam ya sayang! Ayah jadi bingung harus apa ini, aduuh Hinata juga, katanya hanya sebentar tapi kok lama sih" lanjutnya masih berusaha membuat Boruto diam.

"hoek...hoeek... hoeek..." Boruto masih terus menangis.

Naruto yang tidak tahu mengapa sang anak menangis terus membuatnya semakin panik.

"malah semakin keras, sebenarnya Boruto kenapa, apa dia tidak suka aku gendong" Naruto bingung "tunggu.. bau apa ini?" Naruto mencium bau yang tak sedap.

Naruto mencari tahu, bau tak sedap apa yang dia cium dan ternyata itu adalah bau dari sang anak yang sedang buang air.

"astaga, ternyata ini penyebabnya" Naruto meletakkan sang anak di atas sofa lalu membuka balutan kain yang membalutnya "kau pasti merasa tidak nyaman ya, maaf ya.." lanjutnya.

Setelah itu, Naruto langsung membuka celana dan popok sang anak, tapi setelah itu dia kembali kebingungan, bagaimana dia akan membasuh 'area' sang anak.

"bagaimana Hinata biasa melakukannya ya..? dia selalu melakukannya dengan cepat jadi aku tak bisa memperhatikannya, aduh dasar bodoh kau ini Naruto" Naruto menepuk jidatnya sendiri.

Untunglah tak lama setelah itu, Hinata datang.

"Naruto-kun, Boruto kenapa? dan bau apa ini?" tanya Hinata sambil meletakkan barang belanjaannya di dapur.

"ini.. dia buang air tapi aku bingung" jawab Naruto.

"ya ampun, sini biar aku saja" Hinata mendekat dan mengambil alih sang buah hati dari tangan sang suami.

"Naruto-kun, buang saja popok Boruto yang tadi lalu bawah celananya ke kamar mandi nanti ku cuci, dan tolong ambilkan celana dan popok baru di kamar" titah Hinata.

"o-oh baiklah" Naruto langsung bergegas setelah mendapatkan perintah dari sang istri.

Naruto langsung naik ke kamarnya dan mengambil popok serta celana bersih untuk sang anak sesuai perintah Hinata.

"ini" ucap Naruto ikut duduk menyaksikan betapa cekatannya sang istri membasuh 'area' sang buah hati "tidak membasuhnya dikamar mandi? Nanti bau tau" kata Naruto.

"kalau bayi cukup dengan tissu basa, dia kan belum bisa berdiri" jawab Hinata.

"ooohh..." Naruto ber-oh ria.

"nah selesai, sudah nyaman kan sayang" ucap Hinata sambil mencium pipi Boruto yang akhirnya terdiam.

"fiuh... akhirnya dia diam juga-dattebayo"

"hihihi... kau kerepotan ya?" tanya Hinata.

"kenapa Hinata bisa setenang itu mengurus Boruto, aku selalu saja panik" ucap Naruto.

MALAIKAT KECIL ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang