Mansion.
Seseorang yang tinggal dalam bangunan super megah seperti itu pastilah bukan orang biasa.
Jika bukan konglomerat, pastilah dia seorang koruptor.
"Aish, tidak sudi sekali aku harus di samakan dengan lintah negara seperti itu!"
Seokjin melempar majalah terbitan terbaru itu, headline yang dibacanya membuat matanya iritasi.
"Mansion ini hasil kerja keras suamiku. Tentu saja bukan koruptor, dia seorang CEO! Ya, walau aku terkadang heran kenapa dia bisa sekaya itu ya?"
Seokjin sibuk menggerutu, sang bawahan yang telah memperhatikannya sejak tadi berinisiatif menuangkan secangkir teh untuknya. Sadar betul pastilah tenggorokan majikannya kering sebab lelah mengoceh.
"Iyakan Zoe? Suamiku mana pernah korupsi."
Zoe mengangguk, "Benar madame, tapi saya rasa anda tidak perlu memikirkan majalah tersebut."
"Loh, kenapa? Artikel ini membicarakan seseorang yang tinggal dalam mansion."
"Iya, tapi artikel tersebut bukan ditujukan untuk anda dan tidak ada hubungannya dengan mansion ini. Isinya bersifat general, mereka menulis isi artikel berdasarkan hasil analisis data terbanyak, namun bukan berarti valid. Lagi pula bukan hanya Kim family saja satu-satunya keluarga yang memiliki mansion."
Zoe berucap tenang, sedangkan Seokjin menggeleng takjub. "Baru kau, satu-satunya orang yang berani bicara terus terang padaku seperti ini."
Zoe terkekeh. "Untuk alasan itulah monseur Kim Namjoon, suami anda mempercayakan saya."
Pukul sebelas siang Seokjin selesai menyiapkan bekal makan siang yang telah dibuatnya untuk sang suami. Tidak tanggung-tanggung, ada sekitar 6 tupperware yang akan dibawanya nanti.
Seperti Yoongi, meski ada chef di mansion nya, Seokjin lebih memilih memasak sendiri makanan sehari-hari keluarganya. Jika ada perayaan atau pesta besar, Seokjin baru akan akan meminta bantuan.
Kemampuan memasak Seokjin juga diatas rata-rata, masakan yang dibuatnya setara dengan menu di restoran berbintang. Yoongi pernah menyarankan Seokjin untuk membuka restoran saja, dia yakin restorannya pasti akan terkenal.
"Belum tertarik Yoon, nanti saja kalau perusahaan Namjoon bangkrut baru akan kupikirkan." Jawabnya saat itu.
"Memang tak gunanya aku bicara denganmu." Gerutu Yoongi memandang sinis sahabatnya.
Tentu saja hanya 0,1% kemungkinan Kim Company bisa bangkrut, bahkan boleh dikatakan suatu kemustahilan. Banyak perusahaan besar yang berinvestasi di Kim Company, termasuk milik Jimin. Suaminya mana mungkin membiarkan itu terjadi. Karena selain kolega bisnis, Kim Namjoon adalah sahabatnya. Jimin tentu tidak akan membiarkan sahabatnya jatuh miskin.
"Untuk apa kau memiliki sahabat yang kaya sepertiku jika tetap miskin." Yoongi pikir mungkin itu yang akan suaminya katakan.
Lima belas menit perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di perusahaan. Zoe langsung membukakan pintu untuk Seokjin begitu mobil terparkir tepat di depan lobby utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADA || TAEKOOK
Fiksi PenggemarKetika dua keluarga crazy rich, Kim Family dan Park Family disatukan. Mereka merencanakan untuk pergi berlibur ke sebuah private island terpencil, semuanya telah terencana dengan apik setelah mengetahui pulau tersebut aman untuk dikunjungi. Namun si...