Bab. 1 Awan Peristirahatan

375 21 6
                                    

Bulan putih pucat masih menggantung terang di atas puncak bukit belakang Awan Peristirahatan, suara air sungai yang mengalir deras setelah hujan lebat semalam memecah kesunyian di pagi buta. Sizhui duduk di atas sebuah batu besar sendirian. Sebentar lagi jam 5 pagi, waktunya menjalankan tugas-tugasnya sebagai murid junior. Namun dari wajahnya, Sizhui seperti enggan beranjak dari tempat itu. Wajahnya terus menengadah melihat langit.
Beberapa kali dia terlihat menghembuskan nafas, lalu kembali menengadah... seolah mencoba mencari sebuah jawaban.

Ini adalah krisis paling parah yang terjadi dalam hidupnya. Sebelumnya krisis yang disebabkan kedua ayah angkatnya cukup membuat Sizhui kehilangan jati diri. Walau pada akhirnya dia menemukan lagi jati dirinya yang sebenarnya sebagai Wen Yuan, namun permasalahan seperti dia memiliki dua orang ayah ini cukup memalukan, kalau tidak penuh scandal. Karena berbagai hal yang terjadi saat itu, dia bahkan tidak sempat untuk mengalami shock ataupun goncangan, menilik usianya yang sedang masa labil.

Sebagai tuan muda Klan Lan, dia adalah seorang yang berpikiran lurus dan terlampau murni untuk dunia luar Awan Peristirahatan. Layaknya Hanguang Jun ketika muda, itulah target masa depan yang Sizhui kejar. Dijadikan sebagai objek kekaguman, pria sejati dan ayah yang ideal dimata Sizhui.

Namun kebangkitan kembali Yilling Laozu yang kemudian dia ketahui adalah cinta sejati orang yang selama ini dia anggap sebagai ayahnya tersebut seperti pukulan keras bagi kepolosannya. Begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab. Dan kemudian begitu banyak hal-hal yang seharusnya tidak dia lihat dan ketahui (terima kasih pada kedua ayahnya yang selalu memamerkan PDA dimana-mana).

Dia adalah pria muda yang anggun dengan masa depan cerah. Dihormati juniornya dan disegani teman-teman sepantarannya. Namun kali ini dia menyadari, Sizhui tidak pernah memiliki satu orang pun teman yang bisa dia ajak berbagi masalah dan rahasia-rahasia hatinya.
Itu sedikit membuatnya kesepian.

Melihat Hanguang Jun dan Senior Wei begitu saling mempercayai satu sama lain, saling melindungi dan berbagi segala hal, Sizhui merasakan kedalaman hubungan mereka. Sebagai orang terdekat mereka berdua, begitu sering Sizhui menjadi saksi mata hubungan itu. Membuatnya sedikit banyak memiliki perasaan janggal dan di tinggalkan.

Teman semasa kecilnya Jingyi tidak bisa di harapkan untuk berbagi cerita, mulutnya begitu tak berfilter dalam berbicara. Paman Ning-nya pun malah lebih polos dan lugu ketimbang dirinya. Sizhui merasa benar-benar kesepian kali ini. Tidak mungkin dia akan berlari pada Zewu-Jun dan Tuan (Lan Qiren). Dia sedang tidak mood untuk di ceramahi atau disuruh menyalin aturan-aturan sekte.

Menghembuskan nafas berat sekali lagi, Sizhui pun berdiri dan mulai menyusuri jalan setapak kecil menuju kawasan tempat tinggal keluarga Lan. Setelah beberapa saat melangkah tanpa suara, di depan dapur dia berpapasan dengan Hanguang-Jun yang membawa senampan sarapan dan buah.

"Hanguang-Jun." Hormat Sizhui.

Mengangguk kecil ayahnya hendak langsung pergi namun tertahan. Melihat kembali putra remajanya, Lan Wangji menyadari wajah suram yang tak biasa. Sejenak dia berfikir apa harus menanyakan itu pada Sizhui atau pura-pura tidak tau. Namun kemudian dia ingat pada dirinya ketika muda, walau Sizhui adalah tipe anak yang jauh lebih ceria dan terbuka dibanding dirinya, Sizhui juga bukanlah tipe yang mencurahkan permasalahannya dengan enteng pada siapapun.

Saat seperti inilah dia membutuhkan Wei Ying. Suaminya paling ahli dalam mengorek-ngorek gosip dan masalah orang lain. Meski lebih sering membawa mereka pada situasi yang tidak menyenangkan, namun Hanguang-Jun merasa saat ini keahliannya itu sangat berguna.

_________________________________
🌼🌼🌼

Hiro: Jadi mau ditanya apa engga..? 🙄Kelamaan mikir ah bapak!

Hanguang-Jun: ....

Hiro: .... 😒

Obedient SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang