.
Pagi yang cerah dikota Greenland, membuat semua orang bersemangat untuk memulai kesibukannya.
Dan itupun berlaku untuk pria bersurai biru tua yang sudah bergegas menuju ke tempat kerjanya sepagi ini.
Sementara si raven masih sibuk memeluk guling kesayangannya sampai sebuah panggilan dari ponselnya menyadarkannya.
Tangannya meraba-raba kesamping
'Sudah berangkat'
Dengan sedikit menyipitkan matanya ia memastikan bahwa orang yang semalam tidur bersamanya sudah tak disampinya lagi.
Luffy mendudukan badannya dengan setengah sadar, tangan kanannya meraih ponsel diatas laci.
"Tak bisakah dia tak menggangguku sepagi ini"
Dengan langkah gontay luffy menuju dapur untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah merengek.
Mendudukan dirinya diatas kursi dan ternyata benar kekasihnya sudah menyiapkan sarapan untuknya seperti biasa.
Mata Luffy melirik secarik kertas yang ada disamping piringnya.
Habiskan sarapanmu baru kau bisa pergi bodoh
Si raven tertawa geli tiba tiba
"Dasar torao, shishishiii"
.
.
luffy mengikat tali sepatunya, yang tadi sempat terlepas. Bocah raven itu kembali melanjutkan perjalanannya dengan beberapa lantunan lagu yang lolos dari bibirnya.
Hari ini hanya ada satu kelas jadi dia bisa pulang lebih awal, tapi sepertinya si raven malah punya rencana lain.
To : Torao
Toraooo apakah kau sedang di Rumah sakit?
Biiippppbipppp
Tentu saja bodoh
.
Bocah raven itu kembali tertawa , kemudian memasukan ponselnya kedalam tasnya."Yoshhh"
Kembali melangkahkan kakinya dengan riang, hingga sebuah pemandangan disebrang jalan mengalihkan fokusnya.
"....... "
Luffy memiringkan kepalanya, matanya yang bulat masih fokus pada keramaian yang ada disebrang jalan.
Tumben sekali kedai o'dango yang sering ia kunjungi begitu ramai, bukan. Ini lebih ramai dari biasanya dan banyak orang yang bersorak-sorak.
Pemuda bercodet itu dengan segera menyebrang jalan, dan melangkahkan kakinya menuju kedai tersebut.
Sungguh ia amat penasaran sepertinya ada sesuatu yang menarik..
.
.
Beberapa saat sebelumnya disebuah bangunan mewah dipusat kota Greenland.
"Killer..? "
Pria tampan bertubuh tegap dengan surai kemerahan itu menegakan tubuhnya dengan sedikit meregangkan leher dan tangannya.
Meeting tadi benar benar membuat otot-ototnya kaku.
Sementara pria yang dipanggil Killer barusan tengah membereskan beberapa berkas yang berantakan.
"Kau pasti ingin keluar kid? " Tanya pria itu dengan tangan penuh lembaran kertas
"Bukankan hari ini jadwalmu menemui master di Rumah sakit?" Lanjutnya