16. ZERVAGOS
"Terkenal tapi tidak dikenal, itulah kami." - ZERVAGOS
..........
Dinginnya malam membuat bulu kuduk kadang merinding begitu hawa dingin menerpa. Gelapnya malam pun seakan membuat malam terasa sangat dingin.
Sunyinya jalanan membuat gadis dengan celana panjang hitam itu melangkah dengan perasaan was-was. Cardigan hitam yang menyelimuti tubuhnya dari dingin mulai tersepoi-sepoi angin.
Gadis itu melirik jam tangannya. Sudah pukul 10 malam, tapi dia masih saja berkeliaran di luar rumah. Perutnya yang lapar membuat dirinya ingin sekali mengemil cemilan.
Orang-orang di rumahnya bahkan tidak tau kalau Jihan sedang pergi ke minimarket untuk membeli cemilan. Bisa saja dia menelepon Mattheo ataupun Devan untuk membelikannya cemilan. Tapi dia sedang tidak ingin merepotkan siapa-siapa.
"Ehh neng cantik kok sendirian aja? Abang antar pulang yuk." Tiba-tiba saja suara itu membuat Jihan merinding. Gadis itu langsung membalik badannya, dia menatap was-was tiga pria dewasa yang kini menatapnya dengan tatapan lapar.
"Ayukk abang antar pulang."
"Gak dingin neng? Sinilah abang angetin biar ga dingin lagi."
Jihan semakin takut. Tiga pria dewasa dengan botol minuman bir di tangan mereka, dan juga bau menyengat yang sangat Jihan benci. Ketiga pria itu dalam keadaan mabuk.
Memang benar kata Mama Anggun. Jangan pernah melewati gang sempit kalau sedang sendirian. Jihan merutuki dirinya yang sangat ceroboh.
"Stop! Jangan maju! Kalau kalian masih maju, saya bakal teriak!" ancam Jihan dengan nada tinggi.
Ketiga pria itu tertawa terbahak-bahak membuat nyali Jihan semakin ciut. "Aduhh aduhh. Teriak aja, teriak. Ga akan ada yang dengar. HAHAHAHHA," ujar salah satu dari mereka.
Salah satu dari tiga pria itu mulai berjalan mendekati Jihan dengan smirk yang membuat Jihan jijik dan takut di waktu yang bersamaan. Tangannya hendak memegang pipi mulus Jihan. Namun Jihan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
PLAK!!!
Tamparan keras mendarat di pipi pria itu, meninggalkan bekas merah di sana. Jihan tidak akan membiarkan orang asing menyentuhnya.
"Jangan macam-macam! Kalau ga saya bakal teriak! TOLONG!!" Jihan tidak punya pilihan lagi. Dia harus meminta pertolongan. Dia tidak menguasai seni bela diri, dan dia juga tidak ingin sesuatu terjadi padanya.
"TOLONG!!! SESEORANG TO-MHP!!
Tiba-tiba salah satu dari mereka membekap mulut Jihan dari belakang, membuat gadis itu tidak bisa berteriak lagi. Jihan berusaha melepaskan tangan pria tersebut, namun dia kalah tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLUTTER #ZERVAGOS SERIES#
Jugendliteratur[CERITA INI AKAN DI REVISI SETELAH TAMAT] "Cinta datang karena terbiasa bersama, dan berakhir nyaman. Jadi salahkah perasaanku ini karena terjebak zona nyaman?" ***** Jay Sergio Elbertson. Laki-laki tampan yang pendiam, namun berprestasi. Laki-laki...