-Epilogue-

209 18 18
                                    

"Tamat!"

Semua orang di dalam ruang kelas tepuk tangan kala aku selesai membacakan ceritaku yang berjudul The Past, sequel dari Back Door cerita pertamaku yang sudah tamat satu bulan yang lalu.

"Wow wow wow, jadi endingnya kek gitu? Hiks, sedih juga sih."   Seru salah satu temanku, panggil saja Maya.

"Gua kasihan sama Felix. Tapi Jeongin kasihan juga. Oh ya Hyunjin juga kasihan banget, tapi Seungmin juga-"

"Eh, udah-udah. Intinya semuanya kasihan dan semuanya jodoh gua, titik!"   Seru temanku yang berkacamata, namanya Mila.

Cinta yang omongannya terpotong oleh Mila pun hanya menghembuskan napas kasar.

"Enak banget kamu ngaku-ngaku jodoh nak SKZ. Gak bisa!"   Tolakku mentah-mentah.

"Kok lu bisa sih bikin cerita ff gak lebih dari 3 bulan?"   Tanya Dinda dengan mata berkaca-kaca.

"Y-ya bisa ajalah, dibisa-bisain. Yang penting niat dan ada yang baca :v"   Jawabku seadanya.

"Huft... Gua gak pernah suka Korea tapi gara-gara cerita lu keknya gua mulai suka deh, hehe."   Kata Vita.

"Ada yang mau kritik, gak? Atau sarannya gitu kek?"   Tanyaku pada yang lainnya.

"Hmm, cerita lu bagus sih. Tapi harus gua baca beberapa kali deh keknya biar nyambung. Terutama Back Door."   Jawab Wreda.

"Kalo menurut gua nih ya bahasanya ada yang campur aduk, baku sama nonbaku."   Tambah Mila.

"Kalo menurut gua, ceritanya terlalu rumit deh tapi gak tahu kenapa gua suka gitu. Kenapa ya?"   Lanjut Ocha pula yang diakhiri dengan pertanyaan.

"Ya gak tahulah, Cha."   Jawabku.

"Saran dari gua nih, lo harus setuju kalo gua berjodoh ama Jeongin."   Kata Izzah membuat yang lainnya rolling eyes.

"Sejak kapan lu suka K-pop?"   Tanya Maya.

"Sejak satu menit yang lalu."   Jawab Izzah.

"Ada lagi gak nih?"

"Saran dari gua jan pernah berhenti berkarya, dah gitu aja."   Kata Eliandra.

"Kalo dari gua banyak-banyakin ngehalu biar bisa dapet ide baru yang lebih bagus."   Tambah Fadiya lalu mengacungkan dua jempol padaku.

"Ehm, kalo gua apa ya? Hmm, selalu mencoba hal baru dalam dunia menulis tapi janlup belajar yang rajin juga."   Kata Mila.

"Hehe kapan-kapan boleh lah ya bikinin ff-nya Bangtan juga gitu."   Tambah Maya menunjukkan gigi-giginya.

"Okelah kapan-kapan. Kalo dapet ide yang cocok."   Jawabku.

"Yes, makacih!"   Lanjutnya lalu memelukku erat.

"Woi woi woi, ngapain nih rame-rame?!"   Teriak salah satu anak cowok di kelasku yang terganggu dengan suara kami yang kencang. Panggil saja Azy.

"Lu diem aja deh, Zy. Sshht, jan berisik."   Jawab Nadia lalu mengangkat satu jari telunjuknya ke mulut, menyuruh diam.

"Yang berisik siapa yang disuruh diem siapa. Dahlah kita ke kantin aja, yuk."   Seru Tahta pada anak cowok yang lainnya.

Anak-anak cowok di kelasku yang hanya berjumlah 6 orang itupun tak mau ambil pusing dan langsung ngacir ke kantin.

Fyi: Walaupun muridnya ada 34 anak, tapi siswanya cuman 6 orang. Sedangkan siswinya 28 orang. Hebat, kan? :)

"Terus, lo masih mau nulis cerita lagi kan?"   Tanya Eylen padaku.

"Iya kok, aku masih punya segudang ide di otakku."   Jawabku agak ngelawak. Walau gak lucu juga sih.

"Eh, kita ke perpus yuk. Mau pinjem buku lagi."   Seru Safira dan diangguki olehku dan yang lainnya.

"Kalian aja ya, gua mau ke kantin."   Jawab Keyla yang diangguki oleh Annisa, Choiriyah, Laviva dan Windi.




































"Jen, kamu lagi ngapain?"

Aku pun langsung menoleh saat mendengar suara Kakak perempuanku.

Seketika aku pun langsung membuyarkan lamunanku dan berbalik tersenyum ke arahnya.

"E-enggak kok. Oh ya aku udah tamatin ceritaku yang judulnya The Past. Mau baca gak nih?"

"Serius? Mau dong!"   Serunya lalu duduk di sampingku.

Kami sedang berada di dalam kamar sekarang dan kami duduk di atas kasur.

Beberapa menit kemudian Kakakku pun selesai membaca cerita keduaku di akunnya sendiri. Yup, aku pinjem akunnya dia buat nulis cerita. Males yang mau bikin akun sendiri.

"Bagus-bagus. Hebat juga ya. Yah.. Walaupun ada kekurangannya sih."   Jawabnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kamu tadi ngelamunin apa?"   Tanyanya kemudian.

"Ngelamunin kapan aku bisa masuk sekolah lagi lah. Gara-gara sekolah dari rumah aku cuman kenal beberapa orang doang di kelas, gak lebih dari 4. Padahal siswinya bejibun gitu."

Dan selanjutnya kami hanya berbincang-bincang hal-hal yang tak terlalu penting. Sesekali kami pun bercanda sedikit.

Inilah ending dari ceritaku. Namun kusadari ini semua belum berakhir karena...
































...aku baru saja menemukan sebuah kunci yang sangat unik. Seperti kunci waktu?

"Ini kan..."

"Apa itu, Jen?"   Tanya Kakakku.

Aku hanya bisa mengedikkan bahuku.

"Hai Noona! Ayo ikut aku memecahkan misteri pintu belakang. Ayo Noona sebelum semuanya terlambat!"

Deg

Di depan mata kepala kami sendiri, terlihat seorang anak kecil yang persis seperti Felix kecil a.k.a Yongbok dengan sengiran misteriusnya.

Apakah kalian mengerti apa maksudnya? Tokoh cerita yang namanya kuambil dari salah satu idolaku hidup di dunia nyata! Oh ya ampun apakah cerita itu menjadi kenyataan? T-tapi kan...

"Welcome to the Back Door!"

Brak!

Aaarrrggghh!!!

































Akhir adalah awal dari segalanya.





























END.




































Akhirnya "The Past" tamat ugha! Yuhuuuu!!! Maaf kalo endingnya gaje dan gak masuk akal. Seperti biasa aku bakal bikin satu part spesial setelah 'Epilogue'.

Ada yang baca gak nih? :"
Pembacanya makin minim :"(

Terimakasih banyak buat yang udah mau mampir sekaligus kasih vomment nya! Thanks and love you all! ♥♥♥♥♥

The Past | ChanLix [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang