EXP : 5

6.7K 425 43
                                    

Satu tahun telah berlalu, kini Chika sudah bisa merangkak dan hampir bisa berdiri. Shani juga sedang mengandung anak keduanya. Gracia memang tidak ingin anak pertama dan kedua mereka terpaut usia yang cukup jauh dengan alasan supaya kelak sang kakak bisa menjaga adiknya dengan baik.

Gracia juga harus bekerja ekstra untuk menjaga istri dan anaknya. Apalagi dua-duanya sama-sama manja kepada dirinya. Walaupun begitu, Gracia tidak pernah mengeluh lelah karena yang dia lakukan juga demi kebahagiaan keluarganya.

---

Chika tidak berhenti menangis sejak jam 6 sore tadi. Penyebabnya tentu adalah sang papa alias Gracia yang kebetulan belum pulang ke rumah. Tadi Gracia mengabarkan bahwa ada kecelakaan di tengah jalan dan membuat jalanan menjadi sangat macet.

Shani menggendong Chika sambil mengayunkannya secara pelan. Ini sudah jam setengah delapan malam dan Gracia belum juga sampai di rumah. Shani tidak bisa menyalahkan karena Shani sudah menebak jika Gracia pasti ngebut jika telat sedikit saja.

Shani yang sedang di ruang keluarga beranjak ketika mendengar suara pintu dibuka. Dirinya tidak bisa menahan senyum melihat Gracia yang sudah pulang, Shani sedikit khawatir melihat raut kelelahan yang terpancar jelas di wajah Gracia.

"Maaf ya aku telat. Udah ngebut padahal." Kekeh Gracia.

"Jangan langsung mandi, sini dulu. Kasian Chika nangis terus nungguin kamu." Ucap Shani.

Gracia mendekat ke arah Chika. Gracia mendekatkan wajahnya dan secara otomatis Chika menoleh lalu tertawa.

"Chika kangen ya sama papa?" Jari Gracia mengusap pipi Chika dengan lembut.

"Papa... pa...." mungkin hanya kata itu yang keluar dari mulut Chika.

Tangan kiri Chika bergerak dan menyentuh hidung Gracia. Awalnya Gracia menjauhkan wajahnya karena dia berkeringat, tapi melihat Chika yang menunjukkan tanda-tanda akan menangis membuat Gracia kembali mendekatkan wajahnya.

Chika tertawa saat berhasil menyentuh hidung Gracia. Shani yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa tertawa kecil.

"Papa mau mandi dulu, kamu jangan nangis ya. Kasian mama." Gracia mengecup kilat pipi anaknya lalu berlari menuju lantai dua sebelum menerima amukan Shani.

"Gege!!!" Teriak Shani.

Chika sedikit terkejut mendengar teriakan Shani, tapi kemudian dia tertawa sambil bertepuk tangan.

"Kamu kok ketawa sih? Mama lucu ya?" Shani tersenyum sambil menciumi Chika dengan gemas.

---

Saat ini Gracia makan tanpa gangguan dari Chika, karena Chika sedang menyusu pada Shani. Gracia mencoba fokus pada makanannya walaupun sesekali dia curi-curi pandang ke Shani.

Usia kandungan Shani yang masih dua bulan membuat Gracia tidak bisa mendapatkan 'jatah' dua bulan ini. Walaupun sedikit menyiksa, tapi Gracia juga tidak ingin melukai Shani dan calon anak keduanya.

Selesai makan mereka bersantai di ruang keluarga. Besok libur dan katanya mama dan papa Gracia akan datang ke rumah untuk melihat cucu mereka.

"Mau digendong papa?" Gracia mengulurkan tangannya.

Chika yang melihatnya langsung berontak dari pelukan Shani meminta berpindah ke Gracia. Dengan senang hati Shani memberikan Chika ke gendongan Gracia.

"Mau main sama papa?" Tanya Gracia.

"Papapapapa." Hanya itu sepertinya yang bisa diucapkan Chika.

Gracia turun dari sofa dan duduk di bawah. Dia memegang tubuh Chika dan membiarkannya berdiri sambil loncat-loncat karena senang. Ketika sudah lelah, Gracia membiarkan Chika merangkak dan bermain dengan mainannya sendiri.

 YOU ARE MY LIFE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang