Kembali ke Masa Lalu

10.7K 1.1K 119
                                    

Lepas."

Rintihan lemah itu kembali terdengar di tengah deru api yang kian membara. Tetes demi tetes darah mengalir hanya untuk diuapkan oleh api yang membakar sekelilingnya.

Tapi tidak peduli sebanyak apa wanita itu meminta, pria yang saat ini sedang menggendongnya terus melangkah terseok-seok namun tetap tidak mau melepaskannya. Satu demi satu langkah terhuyung, napas mereka sama-sama memburu.

Wanita cantik itu sudah kehilangan separuh wajahnya. Setiap engsel tubuhnya menjerit ngilu memintanya untuk segera menyerah menyambut kematian.

Marsha sudah lama pasrah pada takdirnya. Lagipula dia tidak punya alasan untuk hidup lebih lama setelah menyebabkan seluruh keluarganya terbunuh karena kebodohan dan kecerobohnnya.

Dia bahkan melibatkan Bykov, pria yang menjadi suaminya. Pria yang sampai beberapa hari lalu selalu dipandangnya sebelah mata dan dianggapnya tidak tahu malu karena terus saja mempertahankan pernikahan mereka disaat Marsha sudah tidak mau.

Pria yang dulu dianggap Marsha menikahinya hanya untuk melenyapkan seluruh keluarganya, ternyata menjadi satu-satunya orang yang bahkan berani menerobos api dan peluru hanya demi menyelamatkannya.

"By ...." Marsha memanggil lagi. Hatinya sakit melihat sebuah pisau yang menancap di bahu pria itu. Kemeja putihnya sudah berubah merah dikotori darah. Tangan, kaki, dan pinggangnya sudah dilubangi peluru. Bykov sendiri tidak mungkin bisa diselamatkan, tapi dia tetap bersikeras tidak mau meninggalkan Marsha yang sudah kehilangan dua kakinya.

"Maaf." Bykov bicara serak. Tersedak isak tangisnya sendiri. Menyusuri lorong demi lorong menghindari kejaran api, "maaf."

Marsha tidak tahu. Apa alasan Bykov sampai harus meminta maaf?

Marsha yang harus meminta pengampunannya.

8 tahun mereka menikah, Marsha berselingkuh di belakangnya.

8 tahun mereka bersama, Marsha hanya muak dan membencinya.

8 tahun ini ... Marsha sama sekali tidak bisa melihat ketulusan suaminya.

Bykov sejak awal tidak banyak bicara. Sikapnya yang acuh tak acuh dan dingin membuat orang-orang segan dan banyak yang salah paham. Tapi Marsha sekarang tidak bisa menutup mata kalau apa pun yang Bykov lakukan ... tidak pernah sekalipun benar-benar menyakitinya.

Bykov mencintainya.

Bahkan disaat Bykov tahu dia tidak akan pernah bisa menyelamatkan Marsha ... dia tetap berjuang untuk datang, menuju gerbang kematiannya sendiri hanya karena secercah harapan bisa menyelamatkan istri yang sangat dicintainya.

"Maaf karena aku tidak bisa menyelamatkan kamu." Bykov jatuh. Dia sudah tidak bisa berjalan lagi. Bykov berusaha bangun. Dia memeluk Marsha erat, bibirnya biru dan pecah-pecah. Darah terkuras dari tubuhnya. Bykov sadar ini sudah menjadi batas kemampuannya.

Napas Bykov semakin melemah. Dia menangis serak, "Maaf karena aku tidak berguna."

Maaf ... karena Bykov tidak pernah bisa berkata jujur kalau selama ini terlalu mencintainya.

Marsha berbaring lemah dalam pelukan pria itu. Kondisinya sendiri tidak lebih baik dengan kedua kakinya yang sudah dipotong kejam. Dia melihat wajah Bykov saksama, perlahan ... pria itu menutup mata, lalu tidak bernapas lagi.

Sudah mati.

Marsha hanya tertegun saat tangan Bykov jatuh lunglai tidak bisa lagi memeluknya. Tubuh hangatnya berangsur dingin.

Pria ini ... memiliki kesempatan hidup dan berumur panjang, tapi pada akhirnya lebih memilih menantang mau karena istrinya yang tidak berbakti.

Marsha sendiri merasa tidak lama lagi hidupnya akan berakhir. Dia berbisik sedih, "Maaf."

Bittersweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang