Fast Forward

1.4K 123 22
                                    

Gue berusaha mencari pria itu dimana-mana tapi ga juga ditemukan. Semua orang dikeramaian ini membuat gue bingung. Kalau aja gue ga harus belanja kebutuhan bulanan, gue sebenernya ga mau keluar tapi apa daya. Ganjarannya sekarang gue tersesat, dan satu-satunya orang yang gue percaya untuk membawa gue pulang ke jalan yang benar juga ilang.

Gue berjalan lurus, dan memilih jalan tepi mencoba tak tertelan kerumunan. Ketika melewati sebuah toko penuh cermin, gue mundur beberapa langkah. Begitu aneh. Gue memandangi bayangan gue sendiri di cermin sementara orang lalu lalang begitu cepat di belakang gue, seperti adegan film yang di percepat, sedangkan gue terpaku ditempat yang sama.

"Kamu banyak berubah ya Gem" kata orang-orang ketika melihat foto-foto atau video yang gue post di instagram. Tentu aja, orang ga akan sama selamanya, lagian yang gue post di instagram ga menunjukan siapa gue sebenarnya. Baik maya maupun nyata, gue lebih cenderung menunjukan apa yang orang-orang mau liat. Ga lebih dan ga kurang, apapun persepsi mereka tentang apa yang gue tunjukin itu ya terserah mereka. Tapi, ketika gue memandangi diri gue di cermin itu gue ga banyak nemuin perubahan. Jadi apa yang mereka pikirin ketika berkomentar seperti itu? fisik gue? Karakter atau kepribadian gue?

zzzz... zzzz....

zzzz... zzzz....

Gue keluarin hape yang beberapa kali bergetar itu dari saku celana, dan gue buka tab notifikasi.

"ragilmahzar is now following you"

Nama yang familiar itu bikin gue terdiam.

zzzz... zzzz... satu notifikasi baru lagi. "Sibuk apa Gem?" tulisnya lewat DM. 

Gue masih belum bisa berkata-kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue masih belum bisa berkata-kata. Setelah sekian taun ga ada kabar, orang ini DM gue kaya yang ga ada apa-apa. Apa dia ga inget cerita kita dulu?

Ada es yang menjalar dari ujung kaki ke ujung kepala dengan cepat membuat gue membeku di tempat gue berdidi, kedinginan. Gue ngeliat layar hape gue dan diri gue di cermin secara bergantian beberapa kali. Kenapa orang ini tiba-tiba aja memasuki hidup gue lagi? Kenapa sekarang? Apa yang dia mau?

Gue udah berusaha berdamai denan masa lalu itu, menciptakan zona zen gue sendiri. Menciptakan desa damai di pikiran gue yang hijau dan indah, kenapa dia harus mengirim pesan? Satu pesan dari dia aja bagaikan tornado yang memporak porandakan desa damai dalam pikiran gue itu. Dan kini desa itu hancur, tangan dan kaki gue gemetar. Gue ingin jatuh.

"Di sini kamu rupanya! Aku cari kamu kemana-mana!" Orang itu datang di waktu yang tepat. Selalu seperti itu. Seperti safety net setiap gue jatuh.

Dia memandangi wajah pucat gue dengan seksama. "Kamu ga apa-apa? Kamu seperti baru aja ngeliat orang yang udah meninggal!" Kata pria disebelah gue lagi, raut wajahnya bener-bener keliatan khawatir.

"Bukan, bukan. Aku baik-baik aja."

"Hey! Apa kalian akan berdiri saja disitu seperti orang bodoh?" Teriak seorang kake, sembari mengacung-acungkan tangannya. Sontak gue kembali sadar kalo gue sedang berada ditengah kerumunan dan tampaknya kami ngehalangin jalan.

"Kamu tau kan kamu bisa cerita apa aja sama aku?"

"Cuman masalah sepele, aku dapet pesan. Dari orang mati." Dia melongo. "Hahaha, aku bercanda. Dapet pesan dari orang yang udah lama ngilang, ga ada bedanya sama mati. Ga penting. Aku baik-baik aja."

"Wanna tell me all about that ghost?"

"Mungkin nanti?"

"Oke asal kamu baik-baik aja, aku bahagia. Kamu baik-baik aja?"

"Aku baik-baik aja."

"Baiklah!" Pria itu memasukan sela-sela jari tangannya ke sela-sela jari tangan gue, lalu mengusap rambut gue ke belakang dan ngecup kening gue.

"Kalau mau bercinta, pulanglah! Jangan ditempat umum dan menghalangi jalan!" Teriak sang kake lagi dalam bahasa Italia yang cepat. Gue dan laki-laki disamping gue itu cuman saling pandang, terkekeh, lalu buru-buru pergi menembus kerumunan kota Milan.

KintsukuroiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang