52. Menyerah

1.3K 145 26
                                    

Selamat Membaca

"Di Korea Selatan aja, Ra. Jangan balik ke Indo lagi." Ucapan Jeonghan kemarin yang Ara iyakan kini kembali terputar.

Flashback

Diam cukup lama, "Kalian bisa bantu aku minta maaf ke yang lain?" Tanya Ara ragu.

Menganggukkan kepalanya yakin, "Bisa. Lo tunggu aja, kita pasti bakal selesain." Jawab Hendery sangat yakin.

"Yakin gua diem aja bisa dapet maaf dari mereka? Gua selama 10 tahun ini berusaha gak pernah dapetnya, apa lagi gua cuma diem." Tanya Ara agak ragu. Bukan ragu akan di tolong, hanya saja dia ragu akan mendapatkan maaf dari kakaknya yang lain hanya dengan diam saja.

"Gak diem total, tapi tetep intinya kamu diem aja, biar kita yang atur." Jelas Kun.

"Dan satu lagi, jangan ganggu atau pun deket Luna." Tambah Ten membuat Ara mengerutkan dahinya.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Emm gimana ya jelasinnya?" Tanya Ten bingung.

Membantu Ten, "Mungkin kamu dendam, atau kesel sama Luna. Tapi percaya deh, disini Luna juga korban. Kamu jangan ganggu atau jahatin Luna atau kalo gak keadaan malah semakin buruk." Jelas Yangyang sedikit berlibat.

"Korban?" Tanya Ara.

"Dia di angkat jadi adik mereka karena posisi kamu kosong." Jelas Jeonghan.

"Tapi kenapa aku harus percaya kalian? Bisa aja kalian justru malah mau memperkeruh keadaan." Tanya Ara.

"Percaya deh. Dulu kita diem bukan karena gak mau bantu. Tapi mereka emang sengaja ngalangin kita karena suara kamu emang kalah sama mereka. Mereka juga sengaja buat kita keliatan benci kamu." Jelas Joshua panjang lepar.

"Tapi apa gunanya?" Tanya Ara.

"Mereka masih belum nerima semuanya, dan nitik beratin kamu." Jawab Woozi yang sedari tadi hanya diam menyimak kini buka suara.

Seokmin? Oh lupakan lelaki itu, dia sudah terhasut saudaranya. Dulu memang dia membela Ara, tapi sekarang tidak lagi. Lucas sih dulu juga pernah mau kehasut, tapi Kun langsung nyadarin dia.

Flashback off

Ara mengghela nafas, "Bisa yuk Ra. Semangat pasti bisa." Ujar Ara mencoba memotivasi dirinya sendiri.

Mengetuk pintu besar bewarna putuh elegan tersebut tiga kali, "Permisi." Sapa Ara  sambil memasuki ruangan tersebut dan menutup pintu yang tadi ia buka.

"Terakhir." Ujar Seungcheol penuh penekanan.

Meletakkan kedua tangannya di samping badannya, "Maaf." Uhar Ara sambil bungkukkin badannya.

"Udah cepet duduk Ra." Suruh Lucas dengan cengiran khasnya sebelum saudaranya bisa mengomeli Ara lagi.

Oh ayolah, ini masih pagi dan menjadi salah satu pagi indah setelah 10 tahun karena akhirnya mereka bisa berada di dalam satu ruangan tanpa ada pertengkaran bagi Lucas.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang