"Hal- hal yang tidak terduga mungkin bisa terjadi kapan saja, kita harus selalu waspada dalam hidup ini dan selalu memohon perlindungan-Nya""5, 6, 7, 8, 9, 10, selamat ulang tahun Killa."
Tengah malam, tepatnya jam 12, Killa menantikan hari ulang tahunnya. Ia menunggu seseorang yang datang kerumahnya dan mengejutkannya, tapi tidak ada satupun orang yang mengucapkan selamat untuk ulang tahunnya.
"Bara sama mama Rita apa lupa ya? Kalau aku ulang tahun, oh iya aku lupa kemarinkan keluarga Bara juga lagi ada masalah, mungkin mereka sedang lelah," ucap Killa.
Killa membuka gorden dan melihat ke arah rumah Bara, ternyata tidak ada tanda-tanda akan memberikan kejutan. Akhirnya Killa kembali tidur dengan perasaan yang sedih, sebab tidak ada yang mengucapkan ulang tahun dan memberikan ia kejutan. Padahal Bara dan Rita tidak pernah absen saat Killa ulang tahun, bahkan mereka rela malam-malam mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk Killa, tapi kali ini berbeda sebab keluarga Bara sedang tidak baik. Killa segera tidur dan berharap besok ada kejutan yang lebih spesial.
Keesokan harinya Killa sangat bersemangat saat akan berangkat sekolah dan berharap semua orang memberikan ucapan ulang tahun.
"Mbok, hari ini Killa ulang tahun loh," ucap Killa sambil memakan roti yang di siapkan Simbok, pembantunya.
"Oh, selamat ulang tahun non Killa," ucap Simbok dengan ekspresi biasa saja.
"Kok simbok tidak antusias sih," ujar Killa.
"Maaf non, tadi pagi simbok bersihin barang- barang yang berantakan di gudang non, jadi simbok agak letih."
"Simbok kalau capek istirahat saja mbok, nanti kalau udah tidak capek nanti simbok bekerja lagi, daripada nanti simbok sakit," pinta Killa.
"Ndak usah non, simbok masih kuat."
"Yaudah mbok, Killa mau berangkat," pamit Killa.
"Iya non hati- hati."
Killa berjalan keluar rumah dan menuju ke rumah Bara, disana Bara duduk di kursi depan rumahnya sambil mengenakan sepatu.
Dengan hati yang gembira dan berseri- seri Killa duduk di samping Bara.
"Kenapa lo senyum- senyum?" Tanya Bara.
Ekspresi Killa turun drastis, yang tadinya bibirnya terangkat keatas dan sekarang melorot kebawah, karena Bara tidak memahami maksudnya.
"Dasar tidak peka!" Pekik Killa kesal.
"Apasih, gajelas."
"Aaaaaaaaa, rasanya pengen teriak," kesal Killa.
"Teriak wae lah," ucap Bara santai.
Tanpa basa- basi Killa meneriakkan suaranya dengan lantang dan keras ke telinga Bara yang berada di sampingnya.
"Aaaaaarrgghhh aku marahhhhhh," Teriak Killa.
Bara tersentak kaget, karena killa benar-benar melakukannya dan ia yang jadi korbannya.
"Gila ya lo, gue budek nih," ucap Bara.
"Aku jadi serba salah, gatau ah malas, " ujar Killa.
Selesai sudah Bara mengenakkan sepatu, ia mengajak Killa untuk berangkat sekarang.
"Bar, mama Rita dimana? Mama udah baikkan?" Tanya Killa.
"Oh mama udah berangkat tadi pagi, suasana hatinnya juga sudah membaik," Jawab Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being An Adult
Random"Ku kira Bara akan terus bersamaku, ternyata tidak." Seperti benalu, Killa menggantungkan hidupnya kepada Bara. Tapi banyak yang Killa rahasiakan dari Bara. Killa yang sikapnya seperti anak TK, membuat Bara harus selalu sabar, karena sebuah perjanji...