03. You are mine

255 202 219
                                    

Diriku masih mematung, menatap pria tampan disampingku yang sedang tersenyum manis.

Dia terlihat begitu bahagia.

''Hera?''

''Iya? Oh, ayo kita makan'' Kataku, mengambilkan sumpit untuk Beomgyu dan juga untukku.

''Selamat makan Beomgyu''

''Selamat makan juga Hera''

Jika aku menggambarkan momen ini dalam bentuk komik, aku akan menggambarkannya dengan banyak bunga warna warni diatas kepalaku.

''Kamu yang buat semua ini?'' Ia bertanya.

''Em, aku dibantu sama bunda'' Kataku lalu aku tertawa kecil, sedikit malu karena aku tidak bisa memasak sendiri.

Beomgyu tersenyum ''Enak rasanya''

Dan aku menyadari bahwa air mukanya berubah menjadi sedih. Membuatku sedikit khawatir.

''Kenapa?'' Tanyaku sedikit ragu.

Ia tesenyum lagi ''Nggak papa kok''

Aku ikut tersenyum lalu kami melanjutkan acara makan ini.

''Hera''

Aku menoleh padanya, dan entah kenapa tiba tiba wajahnya bergerak pelan kearahku, membuatku seketika menutup mata.

Tanpa kusadari, aku telah menunggunya untuk menciumku.

Hatiku sungguh berdebar.

Dan tap!

Aku membuka mataku cepat, setelah merasakan jari Beomgyu yang bergerak seperti menyekat makanan disisi bibirku.

''Ada makanan dibibirmu'' Katanya.

Aku sedikit melebarkan mataku, lalu beralih menatap apapun selain wajah Beomgyu.

Apa yang aku fikirkan!? Bodoh sekali!

''Kamu gapapa kan?''

Aku mengangguk cepat dan tertawa kikuk.
Beomgyu tersenyum, lalu melanjutkan makannya.

***

''Beom!'' Aku meneriakkan namanya.

Setelah itu ia berbalik, menungguku menghampirinya.

Tidak masalah, Yeonjun sudah pulang sekarang.

''Mau jalan jalan?'' Tawarku.

Aku sangat berharap bahwa Beomgyu mau.

''Maaf''

Senyumku tiba tiba memudar, merasa sedih karena keinginanku tak terkabul.

''Aku harus kerja'' Sambungnya.

Dan seketika aku langsung menatapnya tak percaya.

Beomgyu? Dia bekerja?

Sebenarnya bekerja paruh waktu untuk seorang siswa di korea adalah hal yang biasa, hanya saja sangat jarang siswa disekolahku yang melakukan pekerjaan itu, karena memang sebagian besar siswa disekolah ini berasal dari orang kaya dan akan memilih untuk pergi les.

Bukannya aku ingin menyombongkan harta dan sekolahku, tapi memang itu kenyataannya dan aku bersyukur lahir dikeluarga yang tercukupi.

''H-hah?'' Aku meminta penjelasan.

''Aku harus bekerja'' Ulangnya.

''Ah begitukah?'' Kataku.

''Kenapa? Kamu malu temenan sama aku?''

Seulas Senyum | BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang