Sekali lagi Hana memantapkan diri ketika mobilnya telah terparkir di pelataran hotel. Ia melihat bangunan itu dari luar mempertanyakan dirinya apakah ia cukup pantas untuk mendapatkan ini? Kemarin ketika Hana diantar pulang dari mabuknya di taman, ia merasa begitu mual untuk beraktivitas. Semngatnya pun berada di titik bawah. Mungkin saat itu adalah saat yang tepat untuk Hana mengambil jeda sehari. Ia juga memutuskan untuk membiarkan anak-anaknya libur sehari. Dia sedang berada di kondisi yang tidak mungkin untuk mengantar anak-anaknya.
Dan setelah jeda sehari, Hana merasa bahwa ia harus Kembali menjalani kehidupan. Hari ini setelah mengantar Kyra dan Jamie ke Sekolah, Gilang berkata bahwa ia telah mereservasi spa di hotel daerah selatan kota. Gilang berkata di pelataran Sekolah saat ia mau masuk ke mobil setelah Kyra dan Jamie sudah diantar masuk.
Tentu Hana menolaknya secara halus meminta untuk membatalkan reservasi, ia lebih ingin tiduran dirumah namun Gilang terus merayunya untuk tetap datang karena Gilang merasa Hana perlu mendapatkan sesuatu yang mungkin akan membantunya tenang alih-alih mengurung diri dirumah setelah rough day kemarin.
Hana dibuat ingat mengenai betapa sangat membantunya Gilang kemarin dan dari saat mereka baru kenal bahkan. Ia semakin sulit untuk menolak apa yang Gilang bilang terlebih ia punya andil dalam membantunya menjalani hidup. Demi membuat Gilang lebih tenang dan tidak terbebani, maka Hana memutuskan untuk menurut. Mereka akan bertemu lagi saat makan siang, Gilang bahkan telah mengatur jadwal agar Kyra dan Jamie dibawa ke daycare sekolah dulu saat selesai belajar nanti. Mengingat niatannya tersebut, Hana memantapkan dirinya untuk keluar mobil dan menuju resepsionis untuk mengajukan reservasi spa yang tadi dibuat Gilang.
Ketika Hana menanyakan detail spa apa saja yang akan dia dapatkan, dirinya betul-betul dibuat hilang bicara. Dia akan mendapatkan Balinese spa, lalu berendam, lalu ia akan mendapatkan creambath untuk rambutnya. Benar-benar dari atas sampai bawah!
Tapi lagi-lagi, ia tidak dapat menolak ini semua karena sudah tinggal selangkah sebelum ia masuk ke area spa dan salon. Tepat disana, Hana menarik napas panjang untuk membiarkan semuanya sementara lepas dari pikirannya. Dirinya terus-terusan memberikan afirmasi bahwa bagaimanapun keadaanya, ia pantas untuk tetap waras.
Apapun yang ditawarkan pada spa dan salon yang ia dapatkan hari ini terbukti berhasil membuat dirinya lebih relax. Tanpa Hana sadari rupanya ia benar-benar membutuhkan hal tersebut. Dengan Langkah yang lebih ringan, Hana hendak keluar dari salon lantas menemukan Gilang sedang duduk di area tunggu spa dan salon dengan secangkir teh memainkan ponselnya tepat di area masuk.
"Gilang! Kamu dari kapan disini?"
Teralihkan dari ponselnya, Gilang mendongak ke sumber suara. "Oh sudah selesai? Baru beberapa menit yang lalu. Disebelah sana ada jamu corner, let's get some."
"Aku gak pernah sangka kamu suka jamu."
"Real food is good for our body. Terlebih kamu habis nenggak alkohol kemarin, this is the right time for detoxing your body mumpung sekalian ada disini." Gilang berdiri dari duduknya lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. "You look more fresh, semoga kamu enjoy sama semua spa barusan."
Keduanya mulai berjalan menuju sisi lain untuk ke jamu corner, "Mereka udah urusin aku dari ujung kaki sampe ujung kepala gimana aku bisa gak enjoy?! Anyway, makasih Gilang buat reservasinya. Spa and creambath are really work for this crazy mama."
"Aku senang kalo kamu enjoy pelayanan mereka. Kita sekalian lunch aja, ya? Aku mulai agak lapar. Kamu duduk duluan aja di restaurant hotel, aku bakal pesenin jamunya."
"Ok." Hana menyetujui hal tersebut. "Aku pesenin sekalian biar gak usah nunggu terlalu lama?"
"Hmm.. sop iga bakar deh kalo ada. Atau apa deh yang sop-sop begitu."
Mereka makan siang bersama disana. Tanpa ada Kyra dan Jamie diantara mereka membuat Hana sedikit merasa kekosongan dalam hatinya. Pasti Kyra dan Jamie senang seklai kalau bisa makan bersama seperti ini dengan Gilang, orang yang sudah mereka anggap sebagai Om terbaik setelah Alex.
Mungkin Gilang sudah beberapa kali kesini sehingga memang dari spa serta hotel, makanan bahkan jamunya pun benar-benar enak. Hana benar-benar tidak menyesal untuk memaksakan dirinya pergi dan meninggalkan kasur empuknya dirumah. Apa yang ia rasakan sekarang lebih menyenangkan daripada hanya tiduran lalu Kembali ke Sekolah.
Tanpa lama-lama, mereka lantas ke mobil Hana untuk segera menjemput Kyra dan Jamie. Inilah bedanya ketika sudah punya anak. Untuk melakukan apapun pasti ingat anak. Karena barusan Gilang pergi bersama supir, makai a memutuskan untuk gabung di mobil Hana dan membawa mereka menuju Sekolah.
Dari pandangannya ke jalan, Gilang mengintip sedikit kearah Hana. "You deserve anything in this world, Hana. Really."
Hana terkekeh. "You too, Gilang."
Dengan masih memegang kendali steer, Gilang berkata, "So I'll try my best to make it happen. Dave might be irreplaceable for you and the kids, but if you need somebody to count on, I'll be there." Tangan kiri Gilang terulur ke pundak Hana, mengusapnya lalu menepuknya dengan bangga. "Kamu sudah berjuang sangat keras sampai detik ini. Kamu wanita yang kuat, kamu bahkan berjuang bukan hanya untuk diri kamu sendiri tapi buat anak-anakmu dan sekitar kamu. Kamu sudah berjuang bahkan dari hari pertama. I know the past between You, Dave and Nesa. Nesa told me waktu beberapa bulan lalu aku balik lagi ke Indo, and she really sorry for that. So when I said that you deserve anything in this world, I really mean it, Hana."
Hana mengaburkan pandangannya ke jendela samping kiri. Apa yang ia dengar barusan begitu mencubit ulu hatinya. Matanya terasa memanas dan pandangannya mengabur seiring air mata mulai keluar. Ia tidak ingin nangis disini. Dihadapan siapapun. Tidak ada yang boleh mengetahui bahwa Hana lemah saat ini. tapi perasaan dan otak memang kadang tidak sinkron, sekeras apapun mencoba, justru air matanya tambah memaksa keluar.
"Hana? You ok? Kenapa menangis? Do I said something wrong?" Gilang kelabakan begitu ia mendengar dengan jelas satu isakan yang tidak sengaja Hana keluarkan. Dengan segera ia mencari spot yang memiliki lahan parkir karena untuk parkir dipinggir jalan begitu tidak memungkinkan. "Hana? Look at me, kamu kenapa?" Ucap Gilang lagi setelah ia mematikan mesin.
Setelah ditunggu beberapa saat namun Hana masih mematung pada tempatnya sambil menutup wajah, Gilang keluar dari mobil untuk membuka pintu mobil Hana dan menarik paksa tangan yang menutup wajahnya sendiri. Bisa dia lihat betapa wajah Hana sudah basah penuh air mata membuat Gilang terenyuh tidak tega.
Sepersekian detik yang sangat menyakitkan bagi Gilang, ia masih berdiri disana lantas mendekap Hana agar ia menyandarkan kepalanya pada perutnya. "I'm sorry Hana. I didn't meant to hurt you."
Tangis Hana semakin menjadi. Ia bukan mau putus asa, ia hanya lelah bahwa dunia ternyata bisa sekejam ini terhadap hidupnya. Hana harap ia bisa tidur dan Kembali bangun ketika semuanya selesai.
Hana menegapkan duduknya, "Kamu gak menyakiti aku, it's ok Gilang, let's pick up the kids."
"Ok, aku beli minum dulu dan kamu bisa tenangkan diri disini. Ya?"
Hana menyeka wajahnya dari air mata lantas mengangguk. "Terimakasih."
Akankah Hana berpindah ke lain hati???!!!!!
Terimakasih untuk votenya❤️💛
YOU ARE READING
Nobody's Like You season 2
RomanceSequel of Nobody's Like You Hana bersama kedua anaknya-Kyra dan Jamie- kini harus berjuang disaat perusahaan Gradeva Gitara terpuruk. Sementara Dave pergi untuk melalukan hal yang perlu dia lakukan guna memperbaiki semua yang sedang rusak. Dalam tem...