"Jadilah anak yang pintar, Jeongin."
"I-iya ayah."
Jeongin mulai melangkah kan kaki nya dengan berat hati menuju bangunan besar yang ada di hadapannya. Banyak anak anak seumuran dengan nya berjalan memasuki bangunan tersebut dengan wajah yang misterius.
Duk!
"Hei! Kau pasti anak kelas satu kan? Percepat langkah mu! Kau tidak mau kan di hukum karna telat di hari pertama mu sekolah?"
Mata nya tak sengaja menangkap dasi yang di pakai oleh orang yang menabrak nya barusan.
Dua garis putih. Anak kelas dua?
"A-ah... Iya kak."
Laki laki yang Jeongin yakinin adalah kakak kelas itu langsung pergi duluan meninggalkan Jeongin.
"Sepertinya memang harus cepat."
Jeongin mulai mempercepat langkah nya menuju bangunan besar yang ada di hadapan nya.
Mata nya sedikit membola saat dirinya sudah berada di dalam bangunan tersebut. Luas.
"Wah! L-luas sekali... Berapa jumlah uang yang ayah keluar kan untuk menyekolahkan ku disini?!"
Pengeras suara berbunyi saat Jeongin sedang asik memandangi sekolah baru nya.
'Selamat datang semua nya di K International High School. Selamat datang juga kepada anak anak kelas satu yang telah di terima di sekolah ini. Saya harap, angkatan kalian tidak mengecewakan. Mengingat kejadian dua tahun yang lalu, yang dimana hanya ada lima orang saja yang bisa lulus dan mendapat kan pekerjaan yang layak. Kepada para murid, kalian bisa segera berbaris di tengah lapangan. Karna upacara yang di laksanakan setahun sekali akan segera di mulai!'
Karna tidak tahu harus kemana, Jeongin memilih untuk mengikuti seorang laki laki yang berdiri tak jauh dari nya. Dari dasi yang di pakai, seperti nya laki laki itu sama seperti nya. Anak kelas satu.
"P-permisi... B-boleh bareng tidak?"
Laki laki yang di panggil oleh Jeongin menoleh ke arah nya.
"Ya? Ouh, boleh."
Selanjutnya, Jeongin mengekor kepada anak laki laki itu.
"Hum... A-aku Yang Jeongin."
Jeongin mengulurkan tangan kanan nya, tetapi tidak di balas sama sekali oleh anak laki laki yang saat ini berdiri di samping nya.
"Kim Seungmin."
"O-okay."
Dengan sedikit kesal Jeongin menurunkan uluran tangan nya. Diri nya memilih untuk menunduk kan kepalanya daripada melihat ke arah depan yang dimana kepala sekolahnya mulai berdiri di atas podium untuk memberikan sebuah pidato.
"Jangan pernah berlaku baik disini. Karna itu hanya percuma. Disini semua orang saling menjatuhkan. Bahkan tak jarang sampai ada yang melakukan aksi pembunuhan."
Seungmin menoleh ke arah Jeongin. Jari telunjuk nya bergerak untuk membenarkan letak kacamata yang di pakai nya.
"M-membunuh?!"
Jeongin tidak percaya dengan apa yang Seungmin ucapkan barusan.
"Iya. Dua tahun yang lalu. Seperti yang tadi kepala sekolah ucapkan di pengeras suara. Hanya lima orang yang bisa lulus dan sukses. Salah satu dari lima orang itu ada kakak ku. Dia bertahan selama tiga tahun di sekolah mematikan ini. Bahkan, saat kelas dua dirinya pernah pulang dalam keadaan yang cukup mengenaskan. Kakak ku adalah salah satu seorang pianis muda yang berbakat pada saat itu. Banyak orang yang iri dengan kemampuannya. Bahkan sekolah sering sekali mengirim nya untuk mengikuti lomba lomba besar yang di adakan di negara ini. Dan juga, dirinya selalu membawa medali emas."
Seungmin menghelas nafas nya perlahan sebelum akhirnya dia melanjutkan kalimat nya.
"Tapi, saat itu dia pulang dalam keadaan yang babak belur di bagian wajah. Jari jari tangan nya yang patah karna di jepit menggunakan penutup tuts piano saat dirinya latihan di sekolah. Dan rambut nya yang di potong dengan asal asalan sehingga mau tak mau dia harus memotong pendek rambutnya seperti laki laki."
"L-lalu... Kenapa hanya ada lima orang saja yang lulus?"
"Karna mereka semua saling membunuh untuk mendapatkan posisi teratas di sekolah ini. Kakak ku selamat karna dia di pindahkan ke kelas G. Kelas dimana isi nya orang orang berbakat. Baik di bidang akademik maupun non akademik. Murid yang berada di kelas itu akan di lindungi oleh sekolah. Bahkan setiap murid akan di kasih dua pengawal untuk menjaga nya untuk menjemputnya dirumah dan mengantar pulang dari sekolah. Dan kenapa hanya lima yang bisa bertahan, itu semua karna tiba tiba sepuluh orang dari mereka di kepung oleh satu angkatan. Seharusnya lima belas orang yang berada di kelas itu lulus bersama."
Jeongin kembali menundukkan kepalanya. Dirinya memikirkan banyak hal.
'Ayah... Sepertinya kau ingin aku mati ya.'
Tanpa disadari, dirinya mencengkram tali tas yang di pakai nya.
Seungmin menepuk pelan pundak Jeongin. Membuat Jeongin sedikit tersentak.
"Itu kejadian dua tahun yang lalu Yang Jeongin. Sekarang pihak sekolah akan mengeluarkan anak anak yang tidak memiliki potensi sama sekali, bahkan sekarang yang bisa masuk ke sekolah ini sangat susah, karna jika dia tidak memiliki kemampuan di bidang akademik, maka kemampuan di bidang non akademik yang akan di cari. Jika tidak ada kedua nya, maka dia tidak akan keterima di sekolah ini. Dan... Ku harap kau dan aku bisa masuk ke dalam kelas G bersama! Oh ya, ada satu hal yang harus kau ketahaui. Sekarang pihak sekolah akan memilih beberapa murid untuk di tempatkan di kelas G mulai dari anak kelas satu!"
'Kelas G ya? Lebih baik ku tidak masuk ke dalam kelas itu daripada harus bersaing sama orang orang gila.'
Selama upacara berlangsung, Jeongin lebih memilih diam. Sepertinya dia akan meminta keluar dari sekolah itu. Sungguh, walaupun itu kejadian dua tahun yang lalu, tapi tetap saja! Kalau masih ada yang seperti itu bagaimana?!
"Aku harus keluar dari sekolah ini."
•••
Semoga kalian suka ya!
Krisar nya monggo di tulis di komen :>
EheSelamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
Fiksi PenggemarDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...