Sepasang sejoli itu sedang berjalan-jalan santai di taman. Satu tangan mereka bertautan dan tangan lainnya memegang ice cream. Terlihat seperti pasangan pada umumnya yang tengah di mabuk cinta.
"Ahh!"
Gaby tiba-tiba melonjak mengagetkan Varrel. "Apa? Apa? Lo sakit? Atau kenapa?" tanya lelaki itu khawatir.
"Gue lupa." rengeknya melihat kearah Varrel.
"Lupa apa? Lo lupa minum obat lo? Apa gimana?" Gaby langsung menatap mata Varrel tajam. "Pertanyaan tentang obat itu terasa ambigu sekali yah tuan." celetuk Gaby. Varrel melihat respon Gaby terkekeh geli.
"Ya terus lupa apa?" tanyanya merendahkan tubuhnya supaya sejajar dengan Gaby. "Orang tua gue minta lo kerumah. Nyokap kangen katanya."
"Ouh mamah mertua kangen, siap meluncur." celetuk Varrel membuat Gaby menatap lelaki itu aneh. Jujur, ia sedikit tersipu.
Entah kebetulan apa yang menghampiri mereka. Gaby tiba-tiba terhenti melihat lelaki yang berjalan didepannya. Mereka saling pandang untuk sepersekian detik. Itu Galang. Ia menatap Varrel khawatir.
🌀🌀🌀
"Jadi, lo nguntit kita lagi pacaran?" tanya Varrel sinis.
Entah mengapa mereka merasakan haus disaat bersamaan. "Siapa bilang gue nguntit kalian?! Gue cuma biasa lagi nyari angin! Emang taman ini punya kalian." Varrel menggulirkan matanya.
Gaby datang dari arah belakang membawakan mie cup untuk mereka bertiga. Ia meletakkan nampan berisi mie cup itu di depan mereka masing-masing satu. Dengan santai ia duduk diantara kedua lelaki itu. Tapi itu sama sekali tidak menetralisir aura permusuhan diantara dua lelaki itu.
Galang memutar matanya beralih melihat Gaby ia pun bertanya. "Gimana keadaan lo? Udah baikan? Apa masih ada yang sakit?"
"Nggak usah khawatir gue udah baikan, cuma ini, tenang aja butuh pake lakban." Gaby menunjuk luka di keningnya yang masih memakai perban.
Galang mengangguk-anggukkan kepalanya paham akhirnya membuka mie cup pemberian dari Gaby yang tadi sudah ada di depannya dan siap untuk dimakan. Melihat pembicaraan akrab keduanya Varrel menatap Galang sinis. Ia bertanya pada batinnya sejak kapan Gaby dan Galang menjadi dekat seperti ini. Cemburu. Tentu saja dia sangat cemburu saat ini.
"Kenapa enggak dimakan?" tanya Gaby. Varrel sontak melihat ke arah gadis itu, sejurus kemudian ia membuka mie cup itu dan mulai memakannya dengan lahap. "Ini lagi di makan kok!"
Akhirnya Gaby menghela napas panjang. "Jujur aja, bilang kalau lo penasaran!" Ucapan Gaby menarik perhatian dua lelaki itu, "Gue tahu kok lo penasaran dengan hubungan gue sama Galang." Mendengar itu Varrel tertegun, ternyata Gaby tahu akan keresahan nya saat itu. Saat itu pula Varrel menundukkan kepalanya. Kenapa ia tidak menyadari jika Gaby itu sangat peka?
Galang menepuk pundak Gaby membuat Gaby beralih menatap nya. Sebelah alis lelaki itu terangkat, selanjutnya ia bertanya, "Mau gue yang jelasin?" Mendengar itu Varrel terkejut. Menjelaskan apa? Apa yang sebenarnya ia tidak tahu? Saat ini kenapa rasanya hanya Varrel yang kebingungan?
"Silahkan! Gue enggak larang kok!" mendengar persetujuan Gaby. Galang beralih menatap Varrel lelaki yang di tatap melihatnya balik.
"Bro, gue sama Gaby nggak punya hubungan seperti yang lo pikir."
"Emang hubungan apa yang gue pikir ha?!" potong Varrel
KAMU SEDANG MEMBACA
IQ vs EQ
Teen FictionIni hanya kisah anak SMA biasa yang identik dengan kisah romansa remaja. Hanya saja perbedaannya keempat gadis itu memiliki IQ yang sangat tinggi membuat mereka sulit dikalahkan dalam hal asah otak. Salah satu dari mereka adalah Natta, gadis jenius...