1. Bilah Pedang

2.4K 212 8
                                    

Kalian tau, melihat seseorang dengan tangguhnya menari seperti angsa putih merobek lapisan udara kesana kemari dengan bilah pedang berpantul cahaya putihnya rembulan. Ini pemandangan yang membuatku selalu iri. Karena aku hanya bisa duduk dan menjadi penonton.

"Wen Ning... Bisakah kau mengajariku?" Ucapku dengan nada memelas berharap Wen Ning si beta bisa luluh dan mengajariku cara berpedang.

Raja dan ratu, alias kedua orang tuaku selalu melarang anak-anaknya berlatih pedang atau memanah. Mereka berkata bahwa berpedang adalah sesuatu yang berbahaya bagi para omega.

Menurutku itu hal konyol, dengan kita bisa berpedang itu membuat kita memiliki pertahanan lebih dan tak mengandalkan perlindungan dari orang lain. Ya memang sudah tugas alpha untuk menjaga omeganya, tapi alangkah lebih indah bila didalam suatu hubungan itu bisa saling menguatkan dan saling melindungi.

Wen Ning menghentikan latihannya. Dengan bertelanjang dada ia melangkah menghampiriku lalu mengambil handuknya yang berada didekatku. Tubuh yang penuh keringat akibat berlatih selama tiga jam penuh ia usap dengan handuk kering.

"Tidak Wanyin, jika raja dan ratu tau aku mengajarimu berlatih pedang habislah aku" Diakhir kalimat ia meminum air yang aku sodorkan.

"Tapi-"

"Sebentar ya" Wen Ning pergi kedalam paviliunku sambil memegang alat yang ada di telinganya. Sepertinya ada panggilan khusus yang ditujukan untuknya.

Tak lama ia keluar dengan pakaian lengkap sambil membawa pedang kebanggannya dipunggung.

"Ada masalah?" Aku berdiri menghadang jalannya.

Wen Ning menggeleng menepuk kapalaku mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Ia lantas pergi dengan terburu-buru keluar dari wilayah paviliun ku.

Aku rasa ini adalah hal buruk. Wen Ning itu satuan khusus penjaga keluarga inti kerajaan. Ia hanya akan dipanggil bila ada keadaan mendesak yang mungkin membahayakan para keluarga inti kerajaan.

"Tuhan jaga keluargaku" Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan agar keluargaku tetap aman. Meskipun mereka selalu mengurungku di paviliun yang luas ini tapi aku tetap menyayangi mereka.

Lagi pula mereka mengurungku bukan karena mereka tak menyayangiku. Justru karena mereka menyayangiku mereka mengurungku disini. Mereka tak mau siklus heatku yang masih tak teratur ini tiba tiba terjadi. Bila heatku keluar dihadapan para alpha lain bisa bahaya. Aroma yang kumiliki ini sangat memabukkan, bahkan pernah saat itu salah satu pengawal kerajaan hampir saja ingin menyerangku.

Saat aku selesai berdoa aku melihat sebilah pedang yang tergeletak begitu saja di tanah. Itu pedang yang Wen Ning pakai latihan tadi.

Aku dengan segala rasa ingin belajarku berjalan mengendap mengamati keadaan mengambil pedang itu. Dirasa tidak ada yang berjaga disekitar, aku menatap pedang itu.

Seakan menyihir Wanyin mulai menggerakkan pedang itu kakanan dan kemari. Berbekal pengamatannya pada cara berpedang milik Wen Ning ia berlatih pedang sendirian digelapnya malam.

Tapi karena aku tak pernah berlatih sebelumnya dengan bobot pedang yang lumayan berat itu tanganku tiba-tiba keseleo dan pedangpun jatuh begitu saja.

"Aw kenapa sih mau belajar pedang aja selalu ada halangannya" Ku pijit tanganku yang keseleo sambil mengaduh.

"Pedang itu bukan sesuatu yang susah dipelajari kok"

Aku sangat terkejut saat ada seseorang yang turun dari tingginya tembok perbatasan dan melangkah kearahku. Seorang pemuda dengan tinggi sekitar 10 cm lebih tinggi dariku.

Gladius [BL] XichengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang