22. Gak Bisa Bahasa Inggris
Awal pagi yang sangat membagongkan bagi Zefa, pasalnya ia malah harus ngendok didalam ruangan tak seberapa besar ini bersama cairan infus ditangannya dan ditambah lagi tak ada orang karena masing-masing mereka pulang untuk mandi.
Tapi pintu ruangan perlahan terbuka lalu menampilkan dengan sempurna sosok Bara yang berdiri sambil memegang sebuah kantong plastik. "Nih bubur buat Lo, Gue tau lo gak suka kan sama bubur rumah sakit, hm?" ucap Bara.
Zefa mengangguk. "Simpan aja dulu disitu, gue tunggu ibu soalnya tangan gue belum bisa bergerak buat makan." kata Zefa."Biar gue suapin,"
"Oh okee makasih."
Bara pun mengeluarkan bubur itu dari dalam plastik lalu menaruhnya kedalam sebuah mangkuk yang memang disediakan oleh pihak rumah sakit. "Buka mulutnya aaa," titah Bara lalu menyuapi bubur ayam tersebut kedalam mulut Zefa dengan perlahan sebab memar didekat bibir Zefa pasti masih terasa sakit.
"Si anak tengil ntu beneran pacar lo, ya Fa?" tanya Bara.
"Anak tengil? Yeza?" Zefa kembali bertanya.
Bara mengangguk. "Iya dia,"
"Iyaa." jawab Zefa.
Bara tersenyum kecil. "Gue pikir lo bakalan nunggu gue, Fa." Bara menjeda ucapanya. "Gue ngarep banget yah haha."
Zefa diam kikuk karena saat- saat ini adalah momen yang terasa awkward sehingga Zefa bingung harus bagaimana.Bukanya apa, setelah hampir enam tahun tidak mengobrol secara intens seperti ini membuat Zefa sama sekali bingung ia harus menjadi seperti apa dihadapan Bara. Walau sudah sering berdekatan tapi sama sekali tidak ada percakapan yang hanya ada mereka berdua semenjak Bara memutuskan kuliah diluar negeri.
Padahal mereka dulu sangat dekat, sudah seperti adik kakak kandung yang tiap hari selalu bersama-sama malah hingga orang yang tidak terlalu akrab dengan mereka pasti berfikir bahwa Bara dan Zefa adalah sepasang kekasih dimasa cinta monyet milik anak remaja.
"Gue bingung mau jawab gimana, Bar." ucap Zefa lirih lalu mengambil alih mangkok yang Bara pegang dan makan sendiri. Yah karena ucapan Bara, suasana menjadi sangat canggung untuk saat ini hingga terdengar suara ketukan dari luar dan dengan cepat Bara mempersilahkan orang itu masuk.
Dan orang itu ternyat adalah Sekala yang datang membawa sebuah buket buah.
"Keadaan lo gimana sekarang?"
"Seperti yang lo liat nih," jawab Zefa.
Bara tersenyum ramah kepada Sekala. "Dia udah baikan, anda teman Zefa?" tanya Bara.
Sekala mengangguk. "Iya bang," jawab Sekala mencoba untuk ramah karena mengira bahwa Bara adalah saudara Zefa.
"Yaudah kalo kayak gitu saya tinggal dulu," kata Bara. "Jangan lupa dihabisin buburnya." titah Bara kepada Zefa dan Zefa hanya membalas dengan sebuah anggukan hingga tubuh Bara benar-benar keluar dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOFZEZA JOURNEY [END]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *BELUM DI REVISI DAN TYPO MASIH BERTEBARAN DI SETIAP CHAPTER JADI MOHON DI TANDAI BILA BERTEMU. Ini tentang perjuangan Yeza Gardana, most wanted di severus high school yang berusaha meluluhkan hati si jutek, Zefa Adelifian y...