Mindset Mengajar dan Doa

7 0 0
                                    

Usaha terlebih dulu, lalu berdoa kemudian hasilnya serahkan kepada Allah Swt. Demikian ungkapan yang menjadi pegangan bagi kebanyakan orang. Ungkapan itu sangat positif dan perlu menjadi kalimat inspirasi dan motivasi. Bagi masyarakat Indonesia yang religius, doa merupakan senjata bagi umat muslim.

Doa dan pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan. Mayoritas sekolah di negara kita, mengajarkan doa-doa kepada muridnya. Berdoa sebelum memulai pelajaran pun sudah menjadi kebiasaan. Dalam hal itu, guru menjadi pihak yang diharapkan menjalankan peran tersebut selain mengajarkan pelajaran.

Namun dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai pengajar, terkadang seorang guru terjebak dalam mindset membuat pintar murid-muridnya. Guru menjejali berbagai pelajaran dan memaksa murid untuk menguasainya.

Tidak sepenuhnya salah, apabila guru memiliki pemahaman seperti itu karena merupakan salah satu fungsi guru. Namun sebaiknya, tidak menjadikan sebagai tujuan utama. Sesungguhnya guru tidak akan mampu membuat murid kita pintar. Akan tetapi hanya membantu mereka menjalani proses kearahnya. Perlu ditanamkan, bahwa yang membuat pintar adalah Allah sang pemilik ilmu. Dalam menjalankannya, guru diharapkan mendidik muridnya agar berdoa agar dimudahkan dalam menuntut ilmu.

Kebiasaan sekolah-sekolah tertentu yang mengajarkan doa menuntut ilmu di dalam kelas merupakan kebiasaan yang positif dan perlu dipertahankan. Doa tersebut mengajarkan agar siswa selalu bersandar kepada Allah dalam menuntut ilmu. Hanya berserah kepadaNya bukan pada yang lain.

Doa bagi muslim merupakan suatu permohonan atau permintaan yang bersifat baik kepada Allah. Doa sebelum belajar sangat dianjurkan bagi seorang muslim, terlebih dibiasakan sejak dini. Dengan membiasakan doa sebelum aktifitas belajar, berarti mengajarkan mereka memiliki tujuan yang jelas yaitu beribadah

Dengan berdoa, siswa diajarkan menanamkan kepercayaan diri. Menyerahkan segalanya kepada yang memberi ilmu yaitu Allah. Dengan berdoa, berharap akan terhindar dari kemalasan dan hambatan selama belajar.

Membiasakan doa sebelum belajar, berarti siswa belajar bersikap sabar. Setelah memohon kepada Allah kemudian menyerahkan hasilnya hanya kepadaNya. Kesabaran murid akan terbentuk dalam menjalankan proses belajar.

Semoga saja dengan merubah mindset atau pola pikir dalam mengajar, guru akan lebih ikhlas apabila menemukan murid yang sulit mencerna pelajaran. Guru hanya berusaha namun hasilnya serahkan kepada Allah. Berdoalah agar dimudahkan dalam mengajar. Berdoa pula agar murid mudah dalam memahami pelajaran. Seorang guru tidak diperkanankan menyalahkan muridnya yang lambat dalam mencerna pelajaran.

Dengan membiasakan murid berdoa seorang guru sudah menanamkan sikap yakin dan percaya. Yakin Allah akan memberikan ilmu yang bermanfaat. Menemukan keberkahan dalam ilmu yang didapat selama belajar.

Guru juga sebaiknya mendoakan muridnya. Mendoakan yang terbaik bagi murid-muridnya. Mendoakan mereka menjadi anak yang baik dan sukses dunia akhirat. Guru yang mendoakan muridnya berarti peduli terhadap masa depan mereka. Setelah berdoa, menyerahkan segalanya kepada Allah apa pun hasilnya. Bahwa Allah yang memberikan ilmu, guru hanya menyampaikan. Selebihnya Allah yang menentukan.

Demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar, guru, murid, dan doa menjadi hal yang tak terpisahkan. Semuanya saling lengkap melengkapi. Guru mengajar murid berdoa. Murid belajar berdoa. Guru dan murid sama-sama berdoa.

Guru di Antara Putih BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang