Tigabelas

29 5 12
                                    

  Dengan setengah hati Jibeom pun akhirnya mengikuti langkah Joowi untuk masuk ke dalam rumah Jangjun. Kim Jibeom duduk mematung di atas sofa sambil memandangi sekelilingnya.

      "Kenapa? Aku bukan selingkuhan Joowi tenang saja. Disini cukup aman untuk menghindari roh jahat itu. "

   Jangjun sedikit menjelaskan karena bisa melihat kekhawatiran yang muncul di wajah Jibeom.

       "Dia Lee Jangjun, sepupunya Choi Sungyoon. Dia yang menolongku saat kau bahkan dirasuki roh jahat itu. Apa sejauh ini kau mempercayai ku Oppa?"

   Joowi berharap penjelasannya sudah cukup jelas, tapi Jibeom sepertinya masih berfikir, entah apa yang di fikirkannya.

        "Terima kasih Lee Jangjun telah menjaga Joowi ku selama aku hilang. Tapi, apakah roh jahat itu tidak akan merasuki ku disini?"

         "Tidak akan tenang saja, rumah ini sudah dilindungi. Tapi bisakah kau membantu ku sesuatu? Malam ini... "

     Jibeom sedikit tenang mendengar perkataan Jangjun kali ini, namun disaat bersamaan dia harus berfikir lagi tentang apa permintaan Jangjun. Joowi juga sama penasarannya akan hal itu.

         "Apa itu? Semoga aku bisa membantu mu."

         "Ritual pengembalian roh Choi Sungyoon. Apakah kau bersedia walaupun aku tahu kau sangat membenci saudara ku itu?"

         Keadaan jadi sunyi, Joowi dan Jibeom saling memandang seakan melontarkan sebuah pertanyaan dalam benak mereka berdua. Lalu mereka membuang pandangan mereka ke arah Lee Jangjun dengan wajah yang sangat penasaran.

          "Tenang... Tidak akan ada yang mati disini. Aku hanya akan menyatukan rohnya dan tubuhnya saja. Percayalah... Ayolah... "

          "Apa ini ada kaitannya dengan roh jahat itu? Apakah dia tidak akan mengejar ku lagi saat Sungyoon kembali? Apakah dia juga tidak akan menggangu Jibeom lagi?"

          "Joowi tenanglah..."

    Perdebatan kecil terjadi diantara mereka. Jibeom hanya bisa memeluk pundak Joowi dan mengelusnya agar lebih bersabar. Jangjun masih menunggu kepastian.

          "Baiklah... Mari kita lakukan... "

          "Tapi Oppa... "

          "Mungkin ini yang terbaik agar kau tetap hidup Joowi ku... "

          "Ok! Aku akan mematikan lampu dan membawa tubuh Sungyoon kemari. Joowi tetaplah ditempat mu. Tenang tidak akan ada siapapun. Jibeom, ikut dengan ku. "

          "Tunggu... Tapi... "

          "Tidak apa sayang, aku akan segera kembali."

    Dengan berat hati Jibeom harus mengikuti langkah Jangjun yang akan melakukan ritual penyatuan itu. Dia berjalan sambil berfikir, andai waktu itu dia tidak berencana melenyapkan Sungyoon mungkin semua hal buruk ini tidak akan terjadi.

-----

   Mereka memasuki sebuah ruangan yang berada di dalam kamar Jangjun. Jibeom merasa merinding saat tepat satu langkah saja memasuki ruangan ini. Matanya berselancar ke segala arah karena rasa ingin tahunya yang seperti ingin meledak. Namun ia tiba-tiba mematung saat mendapati tubuh Sungyoon yang dikeluarkan dari lemari pendingin atau mungkin lebih tepatnya di awetkan di dalamnya.

        "K.. Kau gila? Kau benar-benar mengawetkan tubuhnya huh?"

    Jibeom dengan spontan mengeluarkan perkataan itu saat melihat tubuh Sungyoon, temannya yang ia tembak beberapa tahun lalu itu dan ia tahu betul bahwa Sungyoon telah mati.

(1) LULLABY 🔚☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang