The Cherry Blossom

469 31 25
                                    

Cast :
You (reader) as Aku
Your Boyfriend as Dia/Kekasihku

__________________________________

Langit yang mendung, seolah mengejekku yang tengah murung.

Kulirik bunga-bunga taman di samping tempatku duduk, mereka melambai terkena terpaan angin musim dingin. Seolah menghiburku dan ingin mengajakku untuk menari bersama mereka.

Kuamati seluruh penjuru taman.

Sebuah pohon yang berada tepat di depanku menarik perhatianku. Pohon sakura dengan bunga yang masih bertengger di dahan-dahannya yang hampir tertutupi salju. Mengagumkan.

Aku teringat akan keadaanku kini.

"Kau tahu kan?"

"Hm?"

"Ah... lebih baik tidak sekarang."

Aku membalikkan badanku untuk menatapnya. Kekasihku. Cahaya yang menerangi hari demi hari aku berada disini. Ya. Di tempat ini.
Kami tengah berbaring di sebuah padang rumput yang indah. Tempat favorit kami, tentunya.

Ia bergeming, tetap memandang langit biru dengan kawanan burung yang menari memenuhinya. Ia tersenyum.

Sebuah kata meluncur dari bibirnya. Sebuah kata yang membuatku yakin padanya. Yakin bahwa ialah cintaku untuk selamanya.

"Aku akan selalu bersamamu."

Aku tersenyum. Ya. Kita akan selalu bersama. Tapi... kenapa?

"Maaf." Ia menunduk.

Plakk

Aku menamparnya.
Sungguh. Aku tak kuasa menahan amarahku.
Tentu saja. Apa kau tidak akan marah saat mengetahui kekasihmu sendiri menggandeng tangan orang lain? Yang bahkan kalian tidak mengenalnya. Selingkuhkah?

"Maaf? Terus saja katakan itu! Kau tidak akan membuat semuanya kembali seperti semula! Siapa dia, Ha??"
Buliran air mata mulai membasahi pipiku. Aku benar-benar tak kuat!
Biar dia bilang bahwa aku wanita cengeng!
Aku tak peduli!
Pedulikanlah hatiku! Aku mohon!

"Aku bisa menjelaskannya. Kau tahu-"

"Shut up!! Aku tak peduli!"

Aku membalikkan badanku. Meninggalkannya dengan wanita yang mungkin adalah 'selingkuhannya'.
Tanpa kutahu. Dia menyunggingkan sebuah senyum bahagia di sana.

Aku menatap sakura itu. Dan kemudian tertawa mengingat kejadian itu. Sungguh memalukan. Aku menangis di depan orang yang bahkan tidak aku kenal.

Dan aku semakin tak bisa menghentikan tawaku saat mengingat kelanjutan kejadian itu.

Suara bel berkali-kali menyapa gendang telingaku. Tamu?
Aku tak peduli. Ini masih pagi, dan mataku juga masih bengkak sehabis menangis karena kejadian kemarin.
Untung saja ini hari libur. Jadi aku tak perlu pergi ke sekolah.

Hingga akhirnya suara bel itu berhenti.
Mungkin ia menyerah.

Namun, saat baru saja aku akan kembali memejamkan mataku, seseorang melemparkan sebuah batu kecil ke arah jendela kamarku yang berada di lantai dua, sehingga menimbulkan suara yang cukup mengganggu. Bagaimana tidak? Orang itu melemparkannya berkali-kali!

Mau tak mau, aku mendekati jendela kamarku. Membuka gorden.
Seketika cahaya mentari pagi menerobos masuk ke kamarku membuatku harus menyipitkan mataku. Kubuka jendela dan menengok ke bawah untuk melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu pagiku.

The Cherry BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang