-Luna Anderson POV-
YAYYYY!!!
Finally Niall said that.Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Ia pun mencium keningku. "I love you, Ms.Sleepy Head," aku tertawa dan mencium pipinya.
Ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Dan sampai detik ini aku masih tidak tahu mau dibawa kemana aku.
"Kita mau kemana?"
"Guess where,"
"Aku tidak tahu. Memangnya mau kemana? Ini sudah mau malam, loh,"
"Bandara,"
"Mau kemana?"
"Mullingar,"
Aku melonjak dari bangku mobil. Niall spontan rem mendadak.
"Apa yang terjadi?!" Niall melotot kepadaku.
"Maaf maaf, Niall. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu. Dan btw, kamu sangat seram saat melotot kepadaku seperti tadi," aku menunduk.
"Untung jalanan sepi." Niall melaju kembali.
Ah. Sepertinya Niall marah. Bodoh Luna bodoh. Mengapa kau harus melonjak seperti itu sih. Aku diam memperhatikan Niall. Niall mengambil arah jalan ke bandara.
Kita benar-benar ke Mullingar.
"Niall jangan marah," aku perlahan meletakkan tanganku di atas tangannya.
"Maaf maaf. Aku cuma sangat kaget tadi kamu meloncat seperti itu. Untunglah jalanan sepi. Maaf ya. Kau kan tahu aku tidak kuat marah kepadamu," Niall menghentikan mobil karena sudah sampai di bandara.
Aku merasa sangat tertekan dengan tatapan Niall tadi. Lelaki ramah dan ramai sepertinya saat sudah marah sungguh menyeramkan. Aku menahan tangisku tapi itu tetap keluar.
"Eh eh kenapa nangis? Maaf, Luna. Shit. Babe, this is my first day being your boyfriend and i already made you cry? What stupid boyfriend i am. I'm sorry, Honey," Niall terlihat gelagapan mengelap tangisanku.
"I'm sorry. I'm so crybaby. No Niall you did nothing wrong. I'm just tired," aku menahan tangisku dan mencoba tersenyum padanya. Niall memelukku erat.
"I have died everyday waiting for you. Baby don't be afraid. I have loved you for a thousand years. I'll love you for a thousand more," Niall menyanyi sambil berbisik di telingaku. Tak lama dari itu ia menciumku. Right on the lips.
Aku terdiam. Aku menutup mataku dan aku dapat merasakan wangi parfumnya yang sangat enak itu. Aku memeluknya erat. Aku menghentikan tangisku.
"Begitu dong, Princess. Ayo, kita beli tiket," Niall menarik tanganku keluar mobil. Ia menggandeng tanganku erat. Karena hari sudah malam, ia mengajakku makan dulu di restoran di bandara.
"Makan dulu, yuk. Disini tapi fast food semua," Niall tetap menggenggam tanganku erat.
"Tidak apa apa,"
"Tumben kamu mau makan fast food. Yasudah, yuk," ia pun memesan makanan dan aku pun juga. Setelah ia bayar, kami pun duduk. Ia tidak melepas genggaman tangannya di tanganku.
"Kamu cantik," Niall membuyarkan pikiranku.
"Terimakasih," aku tersenyum kepadanya. Dan tak lama dari itu makanannya datang.
"Uhm, bagaimana aku bisa makan kalau tanganku kau genggam?" aku mencoba melepaskan genggaman Niall.
"Difoto dulu dong," ia mengambil iphonenya dan mengambil foto genggaman tangan kami. Dan ia meng-upload-nya di instagram tanpa caption.
Tiba tiba terdengar suara teriakan dari luar. Fans. Paparazzi. Lengkap.
Niall tertawa kepadaku dan banyak remaja mendatangi kami. Mereka menangis.
"Hey guys, kenapa nangis?" Niall memeluk mereka satu-satu dan berfoto dengan mereka.
"Apakah benar kalau Luna Anderson adalah kekasihmu?"
"Yaa. Bisa dibilang begitu," Niall melirik padaku dan mengerlingkan satu matanya.
AAAAAAAAAAAAAA
Teriakan dimana mana. Security sudah mulai banyak mendatangi kami dan menjauhi para fans Niall dari kami.
"They need privacy,"
"It's okay for us," aku mendatangi para satpam itu. Beberapa dari fans Niall memelukku dan mengatakan aku sangat beruntung menjadi kekasih Niall.
Well i am.
Setelah sekian lama lalu akhirnya kami melanjutkan makan. Niall orang yang sangat humoris. Aku selalu tertawa karenanya. Dan gaya tawanya juga... lucu. Well, i'm in love with his laugh. And his smile. And his eyes. Wow. Irresistible.
Selesai makan, Niall mengajakku ke Polo Ralph Lauren. Ia membeli beberapa kaus dan celana. Ia juga menyuruhku membeli baju ganti untuk di sana. Bahkan ia menemaniku ke Victoria's Secret.
"Kamu yakin mau masuk?" Aku bertanya padanya.
"Why not? I'm your boyfriend and i will accompany you to wherever you go. Even though it's Victoria's Secret. It's okay for me to help you to find your size or parfume. I'll do anything for you, babe," Niall mencium keningku. Jujur aku kaget dengan yang ia katakan. Benar kata fansnya. I'm so lucky to can have him.
Aku memilih beberapa kaus dan jaket. Saat aku hendak menghampiri kasir, ia membawakanku 2 botol parfume dan beberapa pakaian dalam.
"What are that for?" Aku tertawa melihat wajahnya yang kebingungan.
"Aku tidak tahu ukuranmu jadi aku bawa saja ini yang menurutku modelnya lucu. Dan ini, ini. Parfume ini wanginya enak sekali," ia terlihat seperti anak kecil saat menunjukkan kepadaku pakaian dalam dan parfume yang ia pilih.
"Hahahah," aku tertawa.
"Kenapa?"
"Terima kasih ya, sudah menjadi lelaki yang sangat peduli. Dan entah bagaimana kamu tahu tapi ini memang ukuranku. Dan aku suka wangi ini. You're the best, Niall," aku mencium pipi Niall. Mukanya memerah. Ia membayar semua barang yang ku beli. Kami pun menunggu pesawatnya datang.
Aku membuka twitterku dan melihat banyak sekali notifications. Mulai dari foto-fotoku di bandara bersama Niall, bahkan fotoku dan Niall di mobil.
"Niall, look," aku menunjukkan fotoku dan dia di twitter.
"What the....."
"Fuck," aku berbisik. Ia tertawa terbahak-bahak. "Tapi beberapa foto ini bagus kualitasnya. Mungkin aku akan menyimpan beberapa," aku memencet tombol save pada twitter.
Niall mengajakku selfie. Kami pun selfie. Dan saat aku buka twitter, sudah ada foto saat Niall dan aku sedang berfoto. Wow. Aku kagum dengan para paparazzi itu.
Aku mengsave foto yang diupload fandom tentang aku&Niall sedang berselfie. Lalu aku masukkan di instagram dengan caption "whoever took this, thank you so much. This is a great pic. L&N"
Kami pun segera berangkat ke Mullingar saat pengumuman bahwa pesawat kami sudah datang. Entah kejutan apa lagi yang Niall pikirkan untukku. Tapi tubuhku sudah terlalu letih untuk memikirkan itu. Dan seketika, semuanya... blackout.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody to Love {Niall Horan}
Fanfiction"I always love you. And i will always do" WRITTEN IN BAHASA INDONESIA cover by: MirabelleM Copyright ©2015 by ohyeahstyles